Share

Bab 4 Ayo kita menikah!

Penulis: Gabriel Matsuka
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-31 00:32:42

Bab 4

Wahyu mengaduh dalam hati! Mamanya telah salah paham rupanya. "Ma, begini ..."

Maria mengacuhkan Wahyu dan langsung berfokus untuk menenangkan Dina yang tampak syok saat mendengar ucapannya.

"Saya menikah dengan siapa, Tante?" tanya Dina dengan hati-hati seraya menelan air ludahnya dengan susah payah.

"Aku," sahut Wahyu dengan wajah memerah. Dina pasti akan menolaknya! Dia pasti akan menolaknya! teriak Wahyu merasa tingkat percaya dirinya turun ke tingkat nol!

"Tentu saja dengan Wahyu, Sayangku. Lihat, saat itu dia mengenakan topeng yang sangat jelek. Inilah wajah aslinya dan dia pria yang sangat tampan untuk menjadi suamimu bukan?"

"Tunggu, tunggu, maaf semuanya. Apa bisa  beri saya waktu untuk mencerna semua ini.Tante?" tanya Dina sambil mendehem. "Ini hanya salah paham!" ucapnya setengah mencicit.

Tubuh Wahyu menegang mendengar dan melihat ekspresi ngeri dari wajah Dina. Apa ini berarti Dina benar-benar telah menolakku? tanya Wahyu merasa sangat gugup menanti apa yang akan terjadi saat ini. Seharusnya dia lega karena dia tidak jadi menikah seperti yang diinginkannya. Dia sedang menanti kepulangan kekasihnya. Hubungan mereka tidak direstui karena itu Wahyu menyuruh Lira untuk menjauh dari keluarganya dulu sambil melanjutkan kuliahnya di luar negeri  itulah alasannya ia selalu membuat perjodohannya batal.

Tapi anehnya kenapa saat ini ia justru malah kecewa saat membayangkan kalau mereka tidak jadi menikah? Ini aneh! keluh Wahyu merasa tidak nyaman dengan perasaannya sendiri saat ini.

"Salah paham? Salah paham bagaimana, maksudnya?" tanya Maria berpura-pura bingung sambil melirik putra tunggalnya yang terlihat syok mendengar penolakan Dina.

Wahyu segera mengerti dan berusaha menjelaskan kepada Dina. "Tenang saja, mengenai status dan anak itu ..."

"Bukan, bukan masalah itu tapi ..." sahut Dina dengan ekspresi gugup melihat semua orang yang tengah memandanginya saat ini.

"Tapi apa?" tanya Maria merasa bingung dengan ekspresi Dina saat ini. Dia merasa sangat bahagia mendengar pembelaan Dina terhadap putranya waktu di restoran. Dina adalah gadis yang bisa mengubah perasaan Wahyu kepada Lira. Gadis itu tidak layak untuk putranya!

Ia pernah memergoki Lira mengonsumsi obat terlarang dan mabuk-mabukan karena itulah dia bukanlah gadis yang sesuai untuk putranya!

Dina diam-diam mengamati Wahyu, meski usianya jauh lebih dewasa di banding dengannya tapi ketampanan yang dimiliki om Wahyu masih di atas rata-rata. Dengan hal ini kedua orang tuanya tidak akan curiga bukan?

Ia mengamati area kamar tempat sekarang dia berada, meski tidak begitu mewah tapi dia tidak keberatan dengan kondisi keuangan Wahyu dan keluarganya saat ini. Bagaimanapun dia memiliki warisan yang sangat besar dari almarhum nenek.

Wahyu menyadari pemikiran Dina! Seharusnya ia membawanya ke rumah utama! Tapi karena rumah nenek dan kakeknya lebih dekat mereka memutuskan untuk membawanya ke sana.

Menikah ..., benar-benar menikah, timbang Dina dalam hati. Apa hal ini memang harus dilakukannya? Dia bisa saja pergi kabur dari rumah tapi dia juga tidak mau membuat ibu dan ayahnya sedih!

Pernyataan ibu membuatnya berpikir serius untuk mencari seorang suami bayaran yang bisa mengijinkannya pergi belajar akting di New York. Waktunya sebentar lagi! keluh Dina dengan frustasi.

Saat ini dia telah menemukan seorang calon suami yang berpotensi bisa meloloskan permintaannya! Sekarang tinggal eksekusinya saja, bukan? Kalau dia mengijinkannya kalau tidak dia hanya perlu mencari pria lainnya, lalu apa masalahnya?! keluh Dina merasa pusing dengan pemikirannya sendiri.

Dina mendehem merasa sedikit bersalah tapi lebih bersemangat untuk mencari tahu hal ini. Ia berusaha menenangkan diri setelah menarik napas dalam-dalam. "Hmm, Tante, Om, Kakek, Nenek, apa saya bisa minta waktu bicara dengan Om Wahyu, berdua saja?"

Maria mengerti kegugupan calon menantunya ini. "Tentu, kami akan meninggalkan kalian berdua, bicaralah baik-baik dan segera beri kami kabar baik."

Semua orang saling menatap kemudian mengikuti saran Maria untuk meninggalkan mereka berdua dalam kamar.

"Katakan apa kau berubah pikiran? Kau tidak mau menikah denganku?" tanya Wahyu dengan ekspresi dingin.

Kenapa wajahnya begitu? Apa dia marah? tanya Dina dalam hati. "Om marah?"

"Nggak."

"Syukurlah kalau begitu." Dina menghela napas dalam-dalam.

"Om, saya harus jujur, waktu itu saya melakukan hal itu karena spontan saja karena saya tidak suka mendengar cacian yang tidak bermartabat seperti itu, ..."

Wahyu merasa kecewa tapi melihat ekspresi Dina saat ini hatinya merasa tersentuh karena Dina memikirkannya meski mereka belum saling mengenal. "Lanjutkan," ucapnya saat melihat Dina berhenti bicara dan menunggu tanggapannya.

"Saya merasa kesal dengan wanita itu ..."

"Apa kau mengenal Wati sebelumnya?"

"Tidak, tidak, saya tidak mengenalnya tapi ... itu hanya ..." kata Dina merasa belepotan menjelaskan.

"Jadi intinya semua hanya sandiwara saja dan kau tidak berniat untuk menikahiku, begitu 'kan?" sela Wahyu mengambil kesimpulan untuk Dina dengan ekspresi penuh rasa kecewa.

Dina langsung mengangguk-angguk dengan perasaan gundah. Apa om Wahyu akan marah padanya? "Saya hanya berakting untuk menyelamatkan harga diri, Om, itu saja," sahut Dina merasa lega saat Wahyu mengerti maksud ucapannya.

Wahyu menatap dan mengamati wajah Dina yang tampak polos dan di sisi lain dia sangat menggemaskan, keluh Wahyu dalam hati. Dia tidak mau melepas Dina dari tangannya! Dia sudah terlanjur menyukai gadis muda ini karena itu ia mulai memutar otak dan menganalisa keadaan yang tengah terjadi saat ini.

"Din, begini ..."

Dina menunggu dengan perasaan lega yang luar biasa karena telah mengurai benang kusut di antara mereka. Dia tidak mau kalau Wahyu dan keluarganya sampai salah paham karena ucapannya.

"Kurasa kau mengikuti perjodohan itu karena harus menikah, bukan?"

"Tidak harus."

"Kau dijodohkan, tentu keluargamu ingin kau segera menikah, bukan?" tanya Wahyu ulang dengan jantung berdebar kencang.

"Saya ingin belajar akting di luar negeri Om. Saya ingin menjadi artis. Mereka tidak setuju tapi kalau saya menikah dan suami saya nantinya mengijinkan maka saya boleh menekuni dunia keartisan," jawab Dina dengan jujur.

Wahyu terdiam sambil menelan air ludahnya dengan susah payah. Sanggupkah dia membagi Dina dengan pria lain? Dia akan berpelukan dan berciuman dengan aktor pasangannya seperti di film-film itu! Ia mendehem berusaha menenangkan hatinya. "Jadi kau ingin menikah karena hal ini?"

Dina mengangguk dengan wajah polos dan mata yang berseri-seri.

Wahyu menarik napasnya dalam-dalam. "Din, begini ..."

Bahu Dina lunglai. Nah 'kan?! Siapa juga suami yang mau ditinggal setelah menikah! Mana ada Dina! keluh Dina dengan bahu yang lunglai. "Kalau begitu saya permisi yah, Om ..."

Wahyu menahan Dina dengan ekspresi bingung. "Tunggu, kau mau kemana?"

"Pulang, ..."

Kening Wahyu mengerut bingung. "Apa kau tidak perlu menikah?"

"Jadi. Saya hanya akan mencari pria yang mau mengerti dan memahami keinginan saya."

Wahyu tersenyum perih saat mendengar ucapan Dina. "Kalau begitu kau tidak perlu repot mencari lagi."

"Apa maksud, Om?" tanya Dina dengan jantung berdebar kencang. Apa itu berarti om ganteng ini bersedia menikah denganku? tanya Dina dengan tidak sabaran dalam hati.

Wahyu tersenyum. "Ayo, kita menikah."

"Apa, OM!?" seru Dina langsung menatap ke arah Wahyu dengan ekspresi kaget.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 46

    Bab 46Sebuah panggilan telepon menghentikan percintaan mereka.“Mas harus mengangkatnya,” kata Dina dengan wajah memerah karena mas Wahyu tidak berhenti memanjakan tubuhnya.“Apakah harus?” erang Wahyu dengan wajah penuh keberatan. "Biarkan saja. Nanti juga berhenti sendiri. Ini sudah larut."“Mungkin saja panggilan itu penting,” sahut Dina mengingatkan sambil menjilati bibirnya yang kering karena menahan perasaan nikmat saat mas Wahyu menyentuhnya di bawah sana.“Kita berada dalam situasi yang lebih penting. Biarkan saja. Mas mohon berkonsentrasilah dan nikmati semua bonusmu ini.”Dina terkekeh dan membiarkan ma

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 45

    Bab 45Dina menelan air ludahnya dengan susah payah saat wajah mas Wahyu semakin mendekat ke arahnya.“Din, sekarang tolong jawablah, apa Mas boleh bercinta denganmu?”Dina menatap mas Wahyu kemudian setelah berpikir lama, ia mengangguk secara perlahan. Tapi setelah semua ini terjadi hubungan kita akan bagaimana, Mas …? tanya Dina dalam hati saat mas Wahyu mencium bibirnya dengan lembut.Semua keraguan dan berbagai pertanyaan langsung menghilang dari benak Dina saat bibir Mas Wahyu menciumnya. Ia membiarkan dirinya terhanyut dan tanpa sadar mengerang. Dina menyadari hal itu dan langsung menutupi bibirnya. “Maaf!”Wahyu terkekeh dan menenangkan Dina. “Itu adalah reaksi n

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   bab 44

    Bab 44Dina menelan air ludahnya dengan susah payah saat wajah mas Wahyu semakin mendekat ke arahnya.“Din, sekarang tolong jawablah, apa Mas boleh bercinta denganmu?”Dina menatap mas Wahyu kemudian setelah berpikir lama, ia mengangguk secara perlahan. Setelah semua ini terjadi hubungan kita akan bagaimana, Mas …? tanya Dina dalam hati saat mas Wahyu mencium bibirnya dengan lembut.Semua keraguan dan berbagai pertanyaan langsung menghilang dari benak Dina saat bibir Mas Wahyu menciumnya. Tanpa sadar ia mengerang.“Apa kau menyukainya Din?”Dina mengangguk seraya memejamkan mata. Ia tidak mau berhenti membalas ciuman mas Wahyu.

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 43

    Bab 43 Dina bingung karena saat ini mas Wahyu tidak memanggilnya lagi. Secara perlahan ia berbalik dan kaget saat mendapati mas Wahyu yang tengah menatapnya dengan lekat. “Mas …” ucapnya lirih sambil menelan air liurnya dengan susah payah. Wahyu bergerak cepat dan tidak menahan diri lagi. Ia mencium bibir Dina dan menarik tubuhnya dengan cepat ke arahnya. Dina kaget dan langsung menahan mas Wahyu lalu mencoba mengelak. Wahyu tahu meski Dina menolaknya tapi Dina juga menginginkannya karena itu ia tidak membiarkan Dina untuk mundur kali ini. Ia menarik tubuh Dina mendekat padanya dan menciumnya lagi tapi kali ini secara perlahan dan membujuk Dina dengan lembut. “Tolong buang keraguan dalam diri Mas, Din. Mas takut kehilanganmu. Sangat takut,” ucap Wahyu dengan jujur. Dina terdiam seraya mengamati ekspresi mas Wahyu yang telah meluluhkan hatinya. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau dia juga sangat menginginkan mas Wahyu tapi ia takut mas Wahyu hanya menjadikan dirinya seb

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 42

    Bab 42Dina berpikir keras. “Aku tidak bisa menjawabnya sekarang Mas.”Wahyu merasa kecewa mendengar jawaban Dina. Ia merasa kalau Dina telah jatuh cinta dengan pria lain. “Apa kau jatuh cinta pada pria lain, Din?”“Mas, apa yang kau katakan?!”“Jawab Mas, Din!”Dina terdiam saat mas Wahyu mengiba padanya. Ia menggeleng. “Tidak. Selama ini aku hanya fokus dengan karirku …”“Bagaimana dengan Steven Stenly!?” tanyanya dengan perasaan gugup. Ia yakin kalau Dina memiliki perasaan lain terhadap Steven.“Kalau dia …”“Tuh ‘kan!”“Apa?”Wahyu berbalik berniat meninggalkan Dina.“Mas, jawab aku.”“Apa kau menyukainya lebih dari Mas?”Wajah Dina memerah mendengar pertanyaan mas Wahyu. “Apa sih Mas?!”“Jawab saja, Din. Kalau kau memang menyukainya, Mas rela mundur.”Lah, lah, lah kok malah begini?! seru Dina merasa kaget melihat mas Wahyu yang meninggalkannya. Ia menyusul mas Wahyu dengan cepat. “Mas bukan begitu …”“Tapi apa?” tanya Wahyu dengan cepat.Dina tidak menyangka mas Wahyu berbalik d

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 41

    Bab 41“Pembohong!”“Mas tidak berbohong! Dari awal Mas melihatmu, Mas merasakan hal yang berbeda karena itulah Mas ingin menikah denganmu!”“Hah!”Wahyu menahan Dina dan membujuk Dina untuk menatapnya. “Beri Mas waktu untuk membuktikan segalanya, Din.”Setelah melihat ekspresi wajah mas Wahyu, Dina pun luluh. “Baik, silahkan buktikan.”“Kau berjanji akan menunggu Mas ‘kan?”“Tapi kalau hal itu benar, bagaimana?”“Kalau benar dan kau tidak keberatan, kita akan mengadopsi bayi itu.”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status