Share

Marah

Bab60

"Maafkan saya," ucapku gugup. Bunda Jelita memindaiku, tatapan dingin itu tiba-tiba menguap, dan berganti senyuman manis secepat kilat.

Begitu cepat sekali perubahannya, membuatku sedikit merasa takut padanya.

"Its oke, sayang. Maafkan Bunda, jika kemarin keterlaluan. Semua itu Bunda lakukan, untuk menguji keseriusan kamu, yang ingin menjadi menantu kami."

Rasanya aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Bunda. Jujur saja, Bunda seperti orang, yang memiliki kepribadian ganda.

"Kok bengong? Peluk Bunda sini," pinta Bunda Jelita, membuatku semakin terperangah dengan keramahannya.

"Ganesa," panggilnya lagi, membuyarkan lamunanku.

Aku pun memaksakan senyum, dan menghambur ke pelukannya.

"Terimakasih Bunda, sudah mau memberi maaf, pada Ganesa yang lancang dan tidak sopan," kataku lagi.

Bunda Jelita membelai rambut hit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status