Share

Bab 10

Author: Ghada Zahra
Jessica mulai bersandiwara lagi. Sebelumnya, ini adalah cara yang paling sering digunakannya untuk menghadapiku. Dia sangat suka berbuat seperti ini.

Dia sengaja mengungkit hal-hal ini di depan Ibu dan menyiratkan aku tetap bisa hidup dengan baik tanpa dampingan mereka. Aku sangat baik terhadap orang liar, tetapi sangat dingin dan pendiam di depan mereka. Dengan begitu, konflik di antara aku dan Ibu akan makin banyak dan Ibu juga akan makin membenciku.

Namun, caranya itu tiba-tiba tidak berguna lagi hari ini. Ibu tiba-tiba menoleh, lalu menatapnya dengan dingin dan mengerikan.

“Ibu ....”

Baru saja Jessica memanggil Ibu, sebuah tamparan yang keras langsung mendarat di pipinya. Dia pun tercengang.

Ibu sedang menggenggam rekam percakapanku dengan psikiater.

[ Kapan kamu mulai melukai dirimu sendiri? ]

[ Waktu aku SMP kelas 3. ]

[ Kenapa bisa timbul pemikiran seperti ini? ]

[ Karena adikku memfitnahku dan ibuku nggak percaya sama aku. Aku nggak curi uangnya, tapi dia sengaja memfitnahku.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Korban Terakhir yang Digambar Ibu adalah Aku   Bab 12

    Aku tidak merasa terkejut. Selama ini, Ibu memang begitu menyayangi Jessica.Namun, di malam hari, Ibu mengunci diri dalam kamarku. Dia mengambil fotoku dan menyentuhnya dengan jari yang gemetar.“Maaf. Maaf, Janice. Selama ini, kamu benar-benar sudah menderita. Kami yang berutang padamu. Ibu bersalah padamu. Tunggu saja, Ibu akan bawa adikmu pergi menebus kesalahan kami padamu.”Kemudian, dia membuka laciku dan mengeluarkan sebotol obat. Selama beberapa hari terakhir, dia selalu terbangun karena mimpi buruk. Jadi, dia pergi ke rumah sakit dan dokter memberikan obat tidur kepadanya.Aku melihat Ibu melarutkan sebotol obat tidur yang sudah dihancurkannya dalam air. Keesokan harinya, dia memasakkan semeja penuh makanan kesukaan Jessica yang semuanya mengandung obat tidur. Sehabis makan, Jessica pun mengantuk dan berjalan terhuyung-huyung ke kamarnya untuk tidur.Sementara itu, Ibu membuka pintu kamar Jessica dan mengeluarkan ponselnya. Kemudian, dia mengunci pintu rumah dari dalam, menut

  • Korban Terakhir yang Digambar Ibu adalah Aku   Bab 11

    Keesokan harinya, Ibu bangun sangat pagi dan pergi ke pasar. Berhubung sering membeli makanan laut, begitu melihatnya, seorang pemilik toko langsung merekomendasikan udang yang besar dan segar kepadanya.“Kak Sarah, belilah beberapa ekor udang ini. Aku jamin putrimu pasti suka!”Ibu menjawab dengan terkejut, “Putriku nggak suka makan udang. Dia alergi makanan laut.”Pemilik toko itu pun bertanya dengan terkejut, “Nggak mungkin. Bukannya Jessica paling suka makan udang?”Ibu tidak lagi berbicara dan langsung berjalan ke arah toko sayur. Dia berjalan bolak-balik di sana. Setelah mengambil wortel dan paprika, dia meletakkannya lagi. Dia mengulangi tindakan aneh ini beberapa kali.Akhirnya, pemilik toko bertanya, “Dik, kamu mau masak apa? Kupilihkan bahannya untukmu.”Ibu terpaku di tempat dan berusaha mengingat sesuatu. Tiba-tiba, aku mengerti. Dia tidak tahu makanan apa yang kusukai. Sejak kecil, aku tidak memiliki hak untuk memilih makanan apa yang ingin kumakan seperti Jessica, juga ti

  • Korban Terakhir yang Digambar Ibu adalah Aku   Bab 10

    Jessica mulai bersandiwara lagi. Sebelumnya, ini adalah cara yang paling sering digunakannya untuk menghadapiku. Dia sangat suka berbuat seperti ini. Dia sengaja mengungkit hal-hal ini di depan Ibu dan menyiratkan aku tetap bisa hidup dengan baik tanpa dampingan mereka. Aku sangat baik terhadap orang liar, tetapi sangat dingin dan pendiam di depan mereka. Dengan begitu, konflik di antara aku dan Ibu akan makin banyak dan Ibu juga akan makin membenciku.Namun, caranya itu tiba-tiba tidak berguna lagi hari ini. Ibu tiba-tiba menoleh, lalu menatapnya dengan dingin dan mengerikan.“Ibu ....”Baru saja Jessica memanggil Ibu, sebuah tamparan yang keras langsung mendarat di pipinya. Dia pun tercengang. Ibu sedang menggenggam rekam percakapanku dengan psikiater.[ Kapan kamu mulai melukai dirimu sendiri? ][ Waktu aku SMP kelas 3. ][ Kenapa bisa timbul pemikiran seperti ini? ][ Karena adikku memfitnahku dan ibuku nggak percaya sama aku. Aku nggak curi uangnya, tapi dia sengaja memfitnahku.

  • Korban Terakhir yang Digambar Ibu adalah Aku   Bab 9

    Setelah diinterogasi, Erwin meminta untuk menemui Ibu. Ibu juga menyetujuinya. Saat melihat Ibu, Erwin tertawa dan mengejek, “Wah, akhirnya kamu nangis juga? Kamu mulai sedih untuk gadis itu? Ckckck, kasihan sekali. Sampai detik terakhir sebelum dia mati, dia masih tidak berhenti memanggil Ibu.”Dia meniru keadaanku dan lanjut berkata, “Begini. Dia nggak berhenti teriak ‘Ibu, tolong aku’ sambil menangis dan meronta. Oh iya, kamu belum tahu, ‘kan? Awalnya, aku telepon putri bungsumu duluan. Tapi, dia menyuruhku untuk langsung membunuh kakaknya. Katanya, kamu nggak sayang sama kakaknya. Meski dia mati, kamu juga nggak akan nangis.”“Hahaha! Sarah, ternyata anak yang kamu besarkan sama nggak berperasaannya denganmu! Kalian itu sampah masyarakat!” Setelah mendengar tawa Erwin, Ibu pun membungkuk dengan kesakitan dan memuntahkan darah. Melihat hal ini, Erwin bertambah gembira.Setelah sesaat, Ibu baru menyeka darah di sudut bibirnya dan tiba-tiba berujar, “Dulu, orang yang kakakmu minta a

  • Korban Terakhir yang Digambar Ibu adalah Aku   Bab 8

    Setelah videonya berakhir, seluruh lokasi pun menjadi kacau. Semua orang mulai memaki kekejaman pelaku. Sementara itu, Ibu hanya duduk di sana tanpa bergerak.Aku tersenyum getir sambil menunduk. Ternyata begitu. Pantas saja penculik itu tidak pernah meminta uang dari awal sampai akhir dan hanya meminta Ibu untuk datang. Ternyata dia ingin membalas dendam. Pada saat ini, aku tidak tahu apa yang kurasakan. Aku merasa sedih, tetapi juga bersyukur. Aku sedih karena Ibu tidak peduli padaku. Aku bersyukur karena dia tidak pergi mencariku.Meskipun tidak menyayangiku, Ibu sangat profesional dalam pekerjaannya. Dia menolak permintaan kakaknya pria itu pasti karena alasan tertentu. Aku memang menyalahkan Ibu, tetapi aku tidak ingin dia mati. Bagaimanapun juga, dia itu ibuku.Aku selalu berharap dia bisa memberiku kasih sayangnya meskipun hanya sedikit. Namun, aku sudah tidak memiliki harapan untuk merasakannya....Ibu tidak berhenti menonton video itu. Kemudian, dia mengambil cuplikan gambar

  • Korban Terakhir yang Digambar Ibu adalah Aku   Bab 7

    Ibu tidak tidur selama 3 hari penuh. Dia yang berlutut di atas lantai menyentuh tulangku dengan hati-hati dan menggambar sketsa segaris demi segaris.Saat menggambar sketsa ke-10, sedikit akal sehatnya yang tersisa akhirnya sirna. Aku berjongkok di samping sambil melihat semua sketsa yang digambarnya. Sketsa itu sangat bagus dan mirip denganku. Setelah memandang sketsa-sketsa itu sesaat, aku tiba-tiba merasa agak terkejut. Ternyata, aku terlihat begitu cantik di dalam sketsa yang digambar Ibu.Saat berusia 8 tahun, aku masih belum mengerti apa sebenarnya pekerjaan Ibu. Aku hanya tahu dia sangat jago menggambar. Aku membangga-banggakannya di hadapan teman sekelasku. Jadi, mereka semua meminta untuk melihat lukisan Ibu untuk membuktikan apakah dia memang sehebat itu.Aku membusungkan dadaku dan menjawab tanpa ragu, “Tentu saja! Ibuku itu orang terhebat di dunia ini!”Sepulang sekolah, aku mengerjakan semua pekerjaan rumah, lalu dengan hati-hati mengajukan permintaan pada Ibu untuk mengga

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status