Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / 09. Pertarungan Naga

Share

09. Pertarungan Naga

last update Last Updated: 2025-02-17 15:49:15

"Dan ini juga yang terakhir kalinya kukatakan, kalau Jatayu ini tetap tidak akan menyerahkan Langit kepada siapa pun!" Jatayu tetap pada pendiriannya.

"Kamu begitu bersikeras, Jatayu. Maka aku pun tidak punya pilihan lain lagi." Pria berjubah ungu tua meluruskan tangan kanannya ke bawah hingga sejajar dengan paha. Telapak tangan lelaki tersebut tiba-tiba saja mengeluarkan segumpal cahaya ungu terang yang berpijaran. "Majulah, Jatayu! Kuharap kamu tidak mengataiku sebagai orang dewasa yang telah berbuat curang, karena telah melawan dan menindas anak kecil sepertimu!"

"Apa? Orang itu mengatakan aku anak kecil?" Jatayu bertanya dalam hati dan merasa sangat tidak suka atas perkataan pria tersebut. "Sepertinya, dia terlalu meremehkan aku!"

Jatayu pun segera menyiapkan kekuatannya dengan melakukan hal yang serupa dengan pria berjubah ungu. Tetapi yang keluar dari telapak tangan dan tubuh Jatayu bukanlah cahaya, melainkan asap hitam beracun yang teramat pekat dan segera menyebar ke segala arah.

Pria berjubah ungu menjadi sangat terkejut atas apa yang baru saja dilihatnya. "Bukankah asap ini adalah ...."

Pria berjubah ungu sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk berpikir, karena lawan sudah mendahului berteriak sembari melesat secepat kilat menghantamkan ilmunya yang segera dihadang dengan gumpalan cahaya ungu besar dan menjadi perisai dari serangan asap hitam.

Dua hantaman telapak tangan saling beradu, mendorong dan berhasrat untuk saling melahap inti kekuatan lawan.

Hawa panas menyengat disertai kepulan asap hitam beracun benar-benar telah menguasai hutan hingga suasana menjadi berubah-ubah.

Gumpalan asap hitam dalam jumlah besar terus beputaran, melilit dan berusaha menembus pertahanan perisai cahaya ungu terang milik pria berjubah ungu yang masih tidak diketahui namanya ini.

Ternyata, kekuatan yang keluar dalam jumlah terlalu besar dan sangat dipaksakan ini juga bisa berakibat yang cukup mengejutkan.

Kedua pria itu tiba-tiba saja berubah bentuk menjadi mahluk-mahluk aneh yang sekarang melesat ke angkasa malam, berkejaran dan saling menyemburkan api dari dalam tenggorokannya masing-masing.

Jika pria berjubah ungu berubah menjadi seekor ular naga besar bersisik ungu berkilatan, maka Jatayu berganti wujud menjadi ular naga hitam besar yang sangat menakutkan. Mereka bertarung di udara tinggi, berliukan, melayang dan beradu cakar sambil menjeritkan suara-suara lengkingan.

"Ternyata tepat seperti dugaanku. Kamu adalah salah satu naga dari Klan Naga Hitam!" seru naga ungu dengan bahasa Alam Naga Langit tentu saja.

"Dan kamu, Orang Tua! Ternyata kamu adalah salah satu dari Klan Naga Ungu yang konon leluhur rasmu berkhianat pada Klan Naga Beraliran Putih hingga seluruh rasmu harus menjalani hukum bantai!" Jatayu tertawa setelah berkata dalam bahasa Alam Naga Langit.

"Itu hanya masa lalu dan bukan aku pribadi yang menjadi pengkhianat!" Naga Ungu merasa menjadi marah atas ucapan naga hitam jelmaan Jatayu. "Jadi, aku merasa tidak ikut terlibat dalam urusan tersebut."

"Meski demikian, Anda masih tetap berstatus keturunan Klan Naga Ungu, Senior" seru Jatayu, sambil masih melayang-layang di udara. "Dan yang ku tahu, seluruh keturunan ras naga ungu selamanya tidak akan pernah mendapatkan pengampunan dari Klan Naga Beraliran Putih!"

Zi Wu menahan sesak dalam dada tas ucapan naga hitam yang seakan sedang sengaja mengejeknya. Ia pun hanya bisa berusaha menyabarkan dirinya sendiri. 'Tenangkan dirimu, Zi Wu! Dia hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa.'

'Senior ini memiliki aura yang sangat kuat hampir setara dengan kekuatan yang dimiliki Tetua Hei Bei. Bahkan aku juga merasa tertekan, seperti terpengaruh oleh kekuatannya. Dan dengan kekuatanku saat ini, aku merasa kesulitan untuk mengalahkannya.' Jatayu berbisik dalam hati dengan perasaan tersiksa. 'Apa yang harus aku lakukan untuk menghindari pertarungan dengannya, tapi juga bisa membawa Langit ke Gua Gero?'

Jatayu tiba-tiba memiliki ide. Ia pun terbang meliuk mendekati Zi Wu yang tetap memasang sikap waspada. Sekarang, dua ekor ular naga dengan sisik berkilauan saing berhadapan dan beradu tatap dengan

Keduanya masih dalam bentuk ular naga raksasa yang sama-sama memiliki auranya masing-masing.

"Senior, mengingat kondisi klan kalian yang tidak begitu baik, dan kita juga memiliki musuh yang sama, bagaimana kalau Anda bergabung saja dengan Klan Naga Hitam, lalu membiarkanku membawa Langit ke klan kami?" tanya Jatayu dengan harapan usahanya akan berhasil. "Jika Anda bersedia, maka aku akan meminta ayahku untuk memberimu posisi yang bagus di klan kami. Bagaimana?"

Zi Wu terdiam sesaat, membiarkan Jatayu menunggu jawaban darinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
fengge yu
semakin seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kristal Jiwa Raja Naga   143. Ternyata Gambar Tungku

    Kertas di atas meja begitu menarik perhatian An Zi dikarenakan ia juga menyukai seni melukis. Namun, dengan keterampilannya yang buruk, dia bahkan belum pernah menghasilkan gambar seindah milik An Se dan mengenai coretan tangan Yin Long, pemuda itu berpikir jika karya ini sangat unik.An Zi lantas mendekat karena merasa penasaran. "Tungku?" "Bukankah ini tungku yang digunakan untuk membuat pil obat?" An Zi melipat satu tangan di depan dada, sedangkan tangan lain menyentuh ujung dagu."Tungku?" Pangeran Hei Xian merasa heran. Tangannya langsung memutar tuas kursi roda. "Jadi itu adalah gambar tungku?"Keduanya memerhatikan secara saksama sketsa tungku yang sekarang dipegang oleh An Zi. Jadi, Yin Long duduk seharian di balik meja ini dengan begitu sibuknya hanya untuk menggambar sebuah tungku?Pengeran Hei Xian merasa bingung dengan kelakuan Yin Long yang ternyata menggambar sebuah tungku.Bukankah di dapur sana juga ada tungku?"Paman Yin, gambar tungku ini sangat bagus dan terlihat s

  • Kristal Jiwa Raja Naga   142. Kawan yang Jauh

    "Tentu saja angin segar yang berasal dari hutan bambu di sini, Paman," sahut An Zi sambil tersenyum. "Aku hanya mengikuti tuan muda ke mari." An Meng masih bersikap acuh tak acuh. Ia berdiri di samping An Zi sambu memerhatikan seluruh isi ruangan itu dengan pandangan menyelidik. Siapa tahu dia menemukan sesuatu yang patut dicurigai. "Paman Meng ini, mengapa Paman harus bersikap seperti itu? Cepat berikan barang-barang itu padaku!" An Zi menyiku lengan An Meng."Aiyaaa!" An Meng dengan kesal memberikan keranjang buah dan kotak kayu kepada sang tuan muda. An Zi menerimanya sambil melirik kesal ke arah An Meng. "Tolong jaga sikap Paman!" bisiknya, tajam."Kalau begitu, biar Paman tunggu di luar saja." An Meng berbalik badan dan pergi dari ruangan itu.Lagi pula, ia tidak memiliki kepentingan dengan siapapun di sini. Jadi dia tak perlu ikut campur dalam pembicaraan mereka. "Kalau begitu Paman boleh kembali. Biar nanti aku pulang sendiri saja!" seru An Zi. "Baiklah!" sahut An Meng sam

  • Kristal Jiwa Raja Naga   141. Bertemu Kenalan Lama

    Keduanya langsung menurunkan tangan masing-masing dengan perasaan tak enak hati."Siapa kamu?" tanya An Zi yang merasa asing dengan pemuda yang diperkirakan usianya tak jauh berbeda dirinya.Pangeran Hei Xian menjawab, "Aku ... aku adalah tamu di sini sekaligus pasien dari Dokter Yin." 'Semoga saja dia tak mengenaliku sebagai Jatayu,' gumam Pangeran Hei Xian dalam hati. Sesungguhnya dia merasa sedikit was-was."Pasien?" An Zi memerhatikan Pangeran Hei Xian dari ujung rambut hingga ujung kaki.Ia melihat kaki kiri pemuda yang duduk di atas kursi aneh ini tampak dibalut perban dari kain putih panjang. Namun yang lebih menarik dari pemuda ini adalah penampilan fisiknya yang tidak biasa.Di belakang An Zi, mata An Meng langsung terbelalak lebar saat melihat ada seseorang yang tidak kalah rupawan dari dirinya. Ia merasa kalau pemuda di atas kursi roda ini sejenis peri pohon yang sedang menampakkan diri di hadapan manusia. "Bola mata biru, kulit giok dan rambut putih berkilau ... siapa ka

  • Kristal Jiwa Raja Naga   140. An Zi Marah

    An Zi lantas menyahut dengan nada sedikit ketus dan tajam. "Paman Meng diamlah! Kalau Paman tidak mau menemaniku, Paman bisa kembali ke rumah!" "Sepertinya Paman Meng stdah tidak betah menemaniku. Kalau begitu, aku akan meminta Paman An Se agar mencarikan penggantimu." Mendengar kata 'pengganti' dari mulut An Zi, An Meng terkejut dan hatinya merasa sakit bukan main. "Mana boleh begitu?" An Meng bergerak mendekati An Zi, meletakkan keranjang bambu dan kotak kayu di lantai sebelum berlutut di hadapan sang tuan kecilnya. "Tuan Muda, tolong maafkan paman! Tolong jangan usir paman hanya karena masalah ini!" An Zi berpura-pura marah. Ia melengos sambil bergerak menjauhi An Meng.An Meng terkejut. 'Tuan Muda marah?' "Tuan Muda!" An Meng dengan cepat menyambar ujung pakaian An Zi, seakan takut jika dia akan diabaikan dan dibuang oleh anak muda yang sudah menjadi kekasih hatinya semenjak sang tuan masih balita. "Apakah Tuan Muda sudah tidak menginginkan Paman Meng ini lagi?""Aku bukan ti

  • Kristal Jiwa Raja Naga   139. Pangeran Hei Xian Memendam Dendam

    Dua orang ini kembali ke dalam sandiwara mereka masing-masing."Sepertinya kamu masih trauma dengan kejadian kemarin itu," ujar Yin Long seraya meneruskan kembali pekerjaannya."Ya," sahut Pangeran Hei Xian dengan suara lirih, hatinya terasa sakit saat membayangkan tubuh para prajurit Klan Naga Hitam yang dibunuh oleh Yin Long. Tangan Pangeran Hei Xian terkepal kuat secara diam-diam. Ia berkata dengan suara dan tubuh bergetar. "Itu sangat mengerikan dan aku benar-benar tak bisa melupakannya, Paman!" Yin Long mengira jika Pangeran Hei Xian masih merasa trauma akibat peristiwa yang mematahkan kaki kirinya. "Sebaiknya kamu berusaha untuk melupakan kenangan semacam itu karena sangat tidak baik bagi kesehatan mental dan pikiranmu." "Lagi pula, mereka sudah paman kalahkan. Jadi paman rasa, mereka tidak akan datang dan tak akan berani menganggumu lagi," lanjut Yin Long, tenang. "Kalaupun mereka berani muncul di hadapan kita, kamu tak perlu merasa khawatir. Ada paman yang akan selalu menja

  • Kristal Jiwa Raja Naga   138. Dua Raja Drama

    Siang itu, Yin Long tengah berada di ruang belajar bersama dengan Pengeran Hei Xian yang duduk di kursi roda sambil melihat-lihat buku-buku koleksi milik Yin Long. Sementara itu di dekat meja, Yin Long terlihat asyik menggambar sebuah benda berbentuk tabung bulat menyerupai kendi besar dengan empat kaki pendek melengkung dan dua pegangan menyerupai kuping poci raksasa. Dahi Yin Long sesekali berkerut, pandangan matanya menyipit sejenak, seperti tengah memikirkan sesuatu. Pri itu menghela napas pelan, lalu kembali menggoreskan penanya secara hati-hati. Tak jauh darinya, seorang anak muda duduk di kursi roda sembari membolak-balik beberapa buah buku yang tertata di rak kecil yang terbuat dari kayu albasia. Entah sudah berapa buku yang ia baca, tetapi tak ada satu pun yang menarik hatinya. Pangeran Hei Xian lama-lama merasa bosan dan mulai ingin bermain sesuatu, tapi permainan apa yang bisa dia lakukan sekarang? Kakinya bahkan tak bisa bergerak bebas dan ini sungguh menyiksany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status