Yin Long menjadi kian khawatir karena orang yang ditanya menatapnya dengan pandangan sayu, bahkan sangat sayu. "Ya." Pangeran Hei Xian mengangguk lemah. Napasnya tersengal-sengal, bibirnya pucat, seolah setiap helaan hanya menambah perih di dadanya. "Setiap kali aku membuatnya marah atau kecewa, maka dia akan menghukumku dengan cara ini." Suara Pangeran Hei Xian terdengar parau dan putus asa disertai kesakitan, membuat bulu kuduk siapa pun akan berdiri. Yin Long mengepalkan tinju hingga buku jarinya memutih. Matanya menyala tajam, penuh api kemarahan. "Biadab! Kejam sekali wanita itu!" Ia ingin mengamuk, namun suara batin menahannya. Jika aku terbawa amarah, siapa yang akan menolong pemuda ini? Dengan suara berat, ia berucap, "Tenanglah, Ah Xian. Paman akan membuat semua orang di Klan Naga Hitam menerima balasan yang seribu kali lebih menyakitkan dari siksaan yang mereka timpakan padamu!" Namun ucapan itu belum sempat menguatkan, tiba-tiba Hei Xian menjerit panjang. Tubuhny
"Ya." Pangeran Hei Xian mengangguk. "Sedikit lebih baik," bisiknya."Baguslah." Yin Long baru bisa bernapas lega. ""Paman ...."Yin Long langsung meraih tangan pemuda itu dan menggenggamnya. Kulit Pangeran Hei Xian sedingin es. "Ah Xian, paman di sini!""Tolong aku, Paman!" ucapnya, sangat lirih. "Tolong bebaskan aku dari penderitaan ini, Paman!" "Pasti!" Yin Long mengangguk, matanya terasa hangat dan basah. "Paman pasti akan berusaha mencari cara agar bisa menolongmu.""Paman berjanji?" tanya Pangeran Hei Xian, matanya terlihat kian sayu."Ya, tentu," ujar Yin Long. "Paman adalah seorang dokter. Jadi paman pasti akan berusaha untuk melepaskan senua penyakitmu." "Paman tidak membenciku karena aku sudah membohongi Paman dan semua orang, termasuk An Zi?" "Awalnya paman memang membencimu dan sangat ingin membunuhmu. Tapi begitu kawan paman memberitahukan kalau sebenarnya ada hal yang janggal pada dirimu, maka aku mulai ingin mengetahui tentang jati dirimu," ujar Yin Long. "Dan sekara
Di bawah terik mentari siang, tubuh Zi Wu melesat bagaikan kilatan cahaya ungu melintasi langit Lembah Pakisan. Angin kencang yang berputar di sekelilingnya membawa aroma tanah kering dan dedaunan yang terbakar sisa energi pertempuran. Hatinya diliputi kegelisahan, karena ia tahu betul arah yang ditujunya: rumah bambu sederhana yang ditempati Yin Long. Di sepanjang jalan, matanya menyapu reruntuhan hutan kecil dan aliran sungai yang keruh. Formasi perlindungan yang selama ini menjaga lembah tampak rapuh, seperti kaca yang retak dihempas badai. "Formasi pelindung di sini benar-benar berhasil dihancurkan dan sepertinya tak mampu lagi bertahan," gumam Zi Wu dalam hati. "Siapa gerangan yang mempunyai kemampuan menghancurkan segel sekuat ini?" Ia menatap jauh ke arah hutan bambu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. "Ah Yin, dan juga anak muda itu... bagaimana keadaan mereka sekarang?" bisiknya dengan nada getir. "Mengapa tak ada tanda perlawanan darinya?" Bayangan buruk melintas d
Sementara itu, langit di atas Lembah Pakisan tampak muram, seolah turut merasakan kepanikan yang melanda. Awan hitam berputar bagaikan naga yang mengamuk, menyelimuti lembah dengan kesuraman yang mencekam.Suara dentuman dan hantaman keras terus menggetarkan udara dan mengguncang tanah, membuat para warga lembah terkejut dan berlarian karena khawatir akan terjadi bencana. Debu beterbangan di udara, tercampur dengan serpihan kayu dan batu yang jatuh berserakan.Atap-atap rumah banyak yang terbang, beberapa bangunan bahkan ambruk dengan suara gemuruh yang memekakkan telinga. Pagar gaib pelindung lembah sudah mengalami keretakan hingga tujuh puluh persen. Retakan itu berkilau merah menyala, mengeluarkan suara pecah yang menusuk telinga seperti kaca yang dihancurkan."Pagar pelindung kita retak! Sepertinya ada musuh yang sangat kuat sedang mencoba menghancurkan pagar pelindung lembah!" teriak salah seorang warga dengan wajah pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya.Musuh? Apakah ora
Prajurit naga hitam sangat tidak suka dirinya disebut 'cacing kecil' oleh orang tak dikenal ini. "Bedebah!" maki naga hitam sambil mengibaskan ekor dan kepalanya, untuk kemudian meluncur deras ke arah Jin Long. "Jangan harap kamu bisa memaksaku! Aku tidak akan pernah mau menjawab apa pun yang akan kamu tanyakan!" "Kalau begitu, sepertinya pilihanmu sudah jelas. Kamu bener-bener lebih memilih cara mati yang mengerikan daripada kematian yang lembut dengan menjawab pertanyaanku," ujar Jin Long, sorot matanya tampak menyala. Jin Long mengarahkan tangannya ke depan dengan telapak terbuka. "Baiklah. Maka akan aku penuhi keinginanmu itu!" Jin Long menyeringai sinis, ia mulai mempersiapkan penyerangan. Meskipun saat ini dirinya sedang tanpa senjata, tapi ia tidak pernah gentar sama sekali jika harus menghadapi sekelompok naga hitam dengan kedua jenderal agungnya sekaligus. Prajurit naga hitam mengumpulkan segenap kekuatannya untuk menyerang Jin Long dengan menyemburkan segumpal besar ca
Ketegangan mencekam melanda seluruh pasukan. Setiap prajurit menghunus senjata dengan gerakan cepat dan berhati-hati. Jenderal Hei Xiang meraih ikat pinggangnya dengan sekali hentakan. Ternyata aksesori yang tampak elegan itu adalah cambuk rantai baja hitam dengan ujung runcing bagaikan mata anak panah. Kilau gelap pada bilah panjang berduri itu memantulkan aura kematian, sementara lapisan racun pekat menyelimuti permukaannya, racun yang mampu merenggut nyawa lawan dalam waktu singkat. Senjata kebanggaan jenderal besar milik Klan Naga Hitam ini telah merenggut ribuan nyawa di medan perang. Bahkan praktisi bela diri tertinggi sekalipun tak akan selamat jika tergores duri-duri logam tersebut walau sekali saja. Sementara itu, Jin Long telah mendahului terbang terpisah sambil menenteng kasar tubuh prajurit yang berhasil diculiknya. Dengan tanpa belas kasihan, ia melemparkan korbannya ke udara dengan hentakan keras. "Aaaaaaaaa!" Jeritan keras dan panjang terdengar sangat menyayat,