Yin Long langsung menunduk, wajahnya merona merah akibat merasa malu. "Yang Mulia, mohon jangan bercanda dengan candaan semacam itu." Caihong Xue menepuk bahu Yin Long. "Yin Long, ya Yin Long. Kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu memiliki hubungan dengan Lan Lanhua, gadis dari Klan Naga Biru yang dulu pernah menolong istriku." "Yang Mulia jangan salah sangka. Sungguh, kami hanya bersahabat biasa dan tidak memiliki hubungan apa pun selain daripada berkawan," elak Yin Long dengan jantung berdebar. "Haaah, mengecewakan sekali. Padahal andaikata hal itu benar, maka alangkah bagusnya. Lan Lanhua adalah gadis tercantik di Klan Naga Biru. Kamu ... benar-benar tidak menginginkannya?" tanya Caihong Xue, sengaja menggoda. Yin Long menggeleng. "Yang Mulia, hamba hanyalah seorang bawahan rendah yang tidak akan pernah pantas bersanding dengan seorang tuan putri seperti Lan Lanhua. Jadi, hamba benar-benar tidak memiliki pandangan yang terlalu jauh terhadap hubungan persahabatan kami. Yang M
Caihong Xue tertawa kecil atas kejelian Yin Long. "Kamu ini. Sepertinya memang tak ada hal yang bisa kusembunyikan darimu." "Aku memang sedikit lemah. Mungkin tubuh An Zi memang sangat memerlukan banyak sekali asupan nutrisi," ujar Caihong Xue, sengaja mengalihkan perhatian Yin Long terhadap kelemahannya saat ini. "Oh, itu benar. Tubuh An Zi memang masih dalam masa pemulihan dan tentu saja hamba akan berusaha keras untuk merawatnya. Hanya saja, sejujurnya hamba masih kekurangan bahan untuk membuat pil spiritual kelas atas dan eliksir spiritual untuk menutrisi tubuh An Zi," ucap Yin Long dengan serius. "Tapi Yang Mulia tidak perlu merasa khawatir. Hamba harap Anda bersedia menunggu sedikit lagi, hamba akan berusaha mencari cara untuk meminjam tungku alkimia milik tuan Lembah Pakisan ini. Hamba akan meramu eliksir spiritual terbaik untuk menopang kekuatan Anda! Hamba akan mencari semua ramuan langka di seluruh penjuru dunia!" Mendengar ini, Caihong Xue menghela napas panjang,
Secara perlahan namun pasti, sosok bayangan jiwa transparan bercahaya pelangi membuka sepasang kelopak matanya yang teduh dan sayu, seolah menahan beban yang teramat berat. Pandangan itu memperlihatkan kelelahan, tetapi tetap memancarkan aura keagungan seorang raja naga yang pernah berkuasa di masa lalu. Ketika ia mendesah, udara di sekitarnya seakan ikut bergetar, mengirimkan fluktuasi lembut yang membuat ruang jiwa itu seakan bergejolak dengan kelembutan yang samar.Yin Long bahkan bisa merasakan getarannya yang langsung menyentuh ruang terdalam hingga kalbunya ikut tersentuh. 'Benar-benar agung rajaku ini,' bisiknya, dalam hati. "Jenderaku terkasih." Caihong Xue akhirnya membuka suara, bergema dalam namun tenang. "Baguslah. Akhirnya kamu datang."Yin Long mengangguk. "Ya. Yang Mulia memanggil hamba, tentu saja hamba dengan senang hati akan memenuhi panggilan Anda." Untuk sejenak, ia menyadari jikalau sang raja sedang gelisah. "Ada gerangan apakah yang membuat Anda terlihat tidak
Yin Long sampai mengerutkan kening karena orang yang memanggilnya tidak kunjung muncul juga. Ia mulai merasa ada yang tidak beres dengan pendengarannya. "Senior Zi," bisik Yin Long, suaranya terdengar sedikit parau, gemetar menahan kegelisahan yang merayap di dadanya. "Apakah Senior mendengar seseorang memanggilku?" Yin Long mengedarkan pandangan, bola matanya bergerak ke segenap arah, seperti tengah memindai alam sekitarnya. Ia berharap suara misterius itu datang lagi. Zi Wu menggeleng sambil menyeruput arak hangat dari cawan. "Tidak. Tidak ada suara lain selain hanya ada suara kita berdua." "Jadi, Anda benar-benar tidak mendengarnya?" Yin Long merasa heran. "Bagaimana Mungkin suara sekeras itu Senior Zi tidak mendengarnya?" "Ataukah mungkin anak itu sudah sadar dan dia memanggilmu?" tanya Zi Wu sambil melihat ke arah pintu. Yin Long mengikuti arah pandangan Zi Wu, lalu ia menggeleng. "Kurasa bukan dia. Ah Xian tidak pernah menyebutku dengan sebutan namaku. Tapi kali ini y
Kedua kekuatan itu saling berbenturan dengan dahsyat. Tornado perak beradu dengan naga-naga ungu dalam pertarungan yang membuat seluruh halaman bergetar. Tanah di bawah kaki mereka retak-retak, pohon-pohon di sekitar melengkung karena tertiup angin kencang. Untunglah tempat itu sudah dilapisi pagar pelindung gaib yang mampu meredam suara-suara dari dalam dan tak akan didengar oleh orang lain, terlebih lagi manusia biasa. Pagar pelindung itu sesekali berkilat dengan cahaya ungu dan perak yang saling bertabrakan, menyerap sebagian besar energi yang terlepas dari pertarungan mereka. "Apakah Senior di pihak mereka dan terus akan menghalangiku?" tanya Yin Long dengan nada marah sambil menyerang Zi Wu dengan jurus lain. "Jika iya, maka Anda juga adalah musuhku!" Kipas Phoenix-nya berubah menjadi pedang cahaya perak yang panjang. Pedang itu berkilat dengan intensitas yang menyilaukan, setiap ayunannya meninggalkan jejak cahaya di udara. "Jurus Pedang Phoenix, Seribu Tebasan Kilat!"
Tiba-tiba saja, sekelebat cahaya putih muncul dari sabuk ruang penyimpanan milik Yin Long dan langsung berpindah ke tangannya, dia sudah menggenggam kipas Phoenix erat-erat dengan emosi yang mengguncang dadanya.Dada pemuda itu naik turun akibat menahan kemarahan, kilat cahaya dingin ada di matanya begitu tajam siap menghancurkan siapa pun yang ingin ia hancurkan."Ah Yin, sekarang ini kita sedang menikmati Arak Kaisar Muda, tolong janganlah kamu merusak suasana malam yang indah ini hanya karena anak itu!" teriak Zi Wu, mengingatkan."Pestanya memang sudah rusak!" Saat ini, Yin Long lebih seperti sosok pembunuh berdarah dingin. Ekspresi Wajah Yin Long yang selembut puding pun telah berubah menjadi tegas dengan suara tegas menggelegar. Aura kejam seorang jenderal memancar keluar, menguasai tubuh pemuda itu hingga sosoknya saat ini terlihat begitu mengerikan."Jika benar dia adalah orang-orang dari Klan Naga Hitam, maka aku akan membunuhnya sekarang juga!" seru Yin Long dengan geram.