Share

88. Bagian 5

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-03 15:22:16

Hasrat birahi Bintang masih membara dan ingin menuntaskan sampai mencapai puncaknya, berfikir seperti itu, Bintangpun segera kembali mengenakan pakaiannya kembali, setelah memandang kearah Putri Aurellya yang tertidur pulas diatas peraduan, Bintang berjalan meninggalkan kamarnya.

Niat awalnya yang hanya ingin mencoba merilexkan tubuhnya, menenangkan pikirannya dengan berjalan-jalan diluar, dimana keadaan istana Negeri Batuah sudah sepi, pesta telah berakhir, rupanya percumbuan birahi Bintang dan Putri Aurellya sudah sampai larut tengah malam. Entah kenapa langkah Bintang justru berhenti pada pintu sebuah kamar. Di depan pintu kamar, Bintang memejamkan mata, saat ini Bintang mencoba untuk mendeteksi seseorang yang ada didalam kamar tersebut dari desah nafasnya dan Bintang dapat mengenali desah nafas halus dan teratur dari dalam kamar itu adalah kamarnya Pudja.

Setelah menimbang ini dan itu, Bintang akhirnya mendekat.

Tok...Tok..Tok !!

Bintang mengetuk pelan pintu kamar itu.

Tak ada jawaban.

Tok...Tok..Tok !!

Kembali Bintang mengetuknya pelan, kali ini disertai dengan tenaga dalamnya sedikit dan mengirimkan tenaga dalam itu hingga membuat ranjang peraduan tempat dimana Pudja tertidur diatasnya bergetar. Bintang tersenyum saat merasakan sosok Pudja tampak terbangun akibat getaran tenaga dalam yang dikirimkannya.

Tok...Tok..Tok !!

Kembali Bintang mengetuk pintu kamar itu dan Bintang dapat merasakan sosok Pudja yang datang mendekati pintu tersebut, dan ;

Kreaakkk...!!!

Pintu kamar itu terbuka. Seraut wajah muncul dari balik pintu. Meski jelas-jelas kelihatan kalau baru saja bangun tidur, namun raut wajah Pudja benar-benar membuat jantung setiap pria berdegup keras. Wajahnya demikian cantik dan memancarkan pesona luar biasa. Dan Pudja sedikit terkejut meilhat Bintang yang sudah berdiri didepan pintu kamarnya.

“Pudja....” ucap Bintang pelan.

Wajah Pudja yang terkejut kini berganti senyum.

“Gusti....” ucap Pudja pelan

Pudja terlihat dengan cepat menarik tangan Bintang untuk masuk kekamarnya, lalu mengunci pintu kamarnya dengan cepat.

Dan tiba-tiba saja Bintang telah memeluknya dari belakang, sembari tangan Bintang menggerayang liar di tubuh mulusnya. Meraba mulai dari leher sampai pilar pusakanya. Awalnya Pudja kaget, tetapi kemudian wajah cantiknya langsung tersenyum.

Bintang memeluk erat sekali dari belakang. Leher belakang Pudja diciumi dengan kencang, nafasnya menderu deru keras sekali. Panas, dan penuh gairah tiba tiba menjalar disekujur tubuh Pudja.

Kenikmatan itu terus berlangsung hingga pagi datang menjelang, Pudja sampai mencapai klimaknya hingga 12x, tertelentang pasrah tak berdaya dengan keperkasaan Bintang.

Kelainan yang dirasakan oleh Bintang dan wanita-wanita yang jatuh kepelukan Bintang ini berlangsung hingga berhari-hari berikutnya, bahkan dimalam-malam berikutnya, Putri Aurellya dan Pudja seakan-akan menjadi pelampisan hasrat Bintang untuk memenuhi nafsu birahinya dan kedua wanita cantik inipun tak menolak dan menerimanya dengan penuh kepuasan. Keperkasaan dan ketangguhan Bintang diatas ranjang benar-benar membuat Putri Aurellya dan Pudja bertekuk lutut. Bahkan hal ini terus berlangsung saat rombongan Datuk Rajo Dilangit kembali ketempat kediamannya bersama Bintang dan yang lainnya. Kali ini bukan hanya Putri Aurellya dan Pudja yang menjadi sasaran kegilaan nafsu birahi Bintang, Putri Aureliepun ikut menjadi keganasan nafsu birahi Bintang yang haus akan kenikmatan.

Bila siang, Bintang tidak merasakan nafsunya yang menggebu-gebu, semua berjalan normal, tapi bila malam tiba, pilar pusaka Bintang bangkit berdiri dengan gagah dan minta untuk dipuaskan, semua terjadi selama malam-malam berikutnya.

Cukup lama Bintang berada di Negeri Batuah saat Sutan Rajo Alam memutuskan akhirnya untuk menikahi nyai purbasari dan nyai purbasaripun menerimanya. Pernikahan itupun berlangsung meriah, di minggu ke-3, Bintang mengutarakan niatnya untuk kembali ke tanah Jawa dwipa dan dihari yang ditentukan akhirnya Bintang, Putri Aurellya dan Putri Aurelie ikut kembali bersama kembali ke tanah jawa dwipa. Sedangkan Pudja tetap tinggal di Negeri Batuah untuk menemani ayahnya, Sutan Rajo Alam dan nyai purbasari. Walau berat bagi Pudja untuk berpisah dari Bintang, tapi hal itu harus dilakukannya. Berpisah dari orang yang sangat dicintai dan disayanginya.

Dengan dilepas oleh upacara kebesaran, kepergian Bintang dan rombongan dilepaskan oleh Paduka Rajo Ananggawarman sendiri, bersama pejabat-pejabat istana Negeri Batuah, Datuk Rajo Dilangit, Sutan Rajo Alam dan orang-orang penting lainnya yang ada diwilayah Negeri Batuah.

Perjalanan laut yang cukup jauh kini harus dilarungi oleh Bintang dan rombongan yang dibawa oleh sebuah kapal layar mewah yang diberikan oleh Paduka Rajo Ananggawarman untuk Bintang dan rombongan, mengantar mereka kembali ke tanah jawa dwipa. Di sepanjang perjalanan laut itu pula, kembali disetiap malamnya Putri Aurellya dan Putri Aurelie tetap menjadi pelampiasan hasrat birahi Bintang yang tiada puas-puasnya, walau sangat mengherankan bagi Putri Aurellya dan Putri Aurelie, tapi keduanya tetap tidak banyak bertanya atas apa yang terjadi. Dan ini berlangsung disetiap malamnya.

-o0o-

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status