เข้าสู่ระบบ"Ini, Tuan ... Nyonya selama ini berhubungan dengan pria ini." Beri tahu Farid.
Rafael membuka dokumen yang diberikan oleh asisten kepadanya. Tadi malam, ia meminta Farid untuk mencari tahu tentang apa yang selama ini dilakukan oleh istrinya. Dan juga siapa pria yang menjadi simpanan sang istri.
"Pria yang memiliki hubungan dengan Nyonya, adalah sahabat Anda."
"A-apa?!"
Rafael terkejut bukan main mendengar fakta yang telah terpampang di depan matanya. Dua orang yang sangat ia sayangi dan ia percaya, ternyata tega menghianati dan menusuknya dari belakang. Pamela dan Davin, menjalin hubungan terlarang. Rasanya seperti mimpi dalam kondisi seperti ini.
"Selain sahabat baik Anda, bukankah pria ini pacar Nona Adiva, Tuan?" tanya Farid memastikan.
"Benar. Dia adalah pacar adik ipar ku."
Rafael tahu bahwa adik iparnya itu sangat mencintai Davin,sahabatnya. Jika Adiva tahu, sudah pasti sangat kecewa dan juga marah. Kecewa kepada orang yang ia sayangi, dan juga orang yang tumbuh besar bersamanya.
"Sejak kapan mereka berhubungan?"
Davin menghela nafas. "Mereka berhubungan sebelum menikah dengan Anda."
"Apakah istriku adalah mantan kekasih Davin di masa lalu?" Rafael menatap tajam kearah Farid. Dan Farid membenarkan pertanyaan Rafael.
Beberapa minggu lalu, Rafael ingat bahwa Davin mengungkapkan kepadanya tentang perasaannya kepada Adiva yang berubah menjadi bimbang. Padahal, Davin dan Adiva telah mantap untuk meneruskan jenjang mereka ke sebuah pernikahan yang suci dan sakral. Tapi Davin dilanda kegamangan karena cinta masa lalu hadir kembali.
Davin sempat meminta pendapat darinya mengenai hati yang di rasakan pria saat ini. Dan Rafael mengingatkan kepada Davin, agar jangan terlalu jauh melangkah jika akhirnya hanya akan menyakiti Adiva. Walaupun Rafael dan Adiva tidak dekat tapi ia tahu seluk beluk dari keluarga istrinya. Tak ada keadilan yang didapatkan oleh Adiva.
Dengan Adiva bisa menjadi seperti sekarang ini, karena kerja kerasnya. Ia tentu sedikit tahu bagaimana hubungan antara istri dan adik iparnya yang tidak rukun. Dengan kondisi mereka yang tidak bisa akur, jika mengerti situasi seperti ini pasti akan menjadi semakin besar permusuhan.
"Apakah Adiva tahu tentang hal ini?"
Farid menggeleng. "Tidak. Nona Adiva tidak tahu."
"Kasihan sekali Adiva dikhianati oleh tunangan dan kakaknya," batin Rafael.
"Apa saya harus memberitahu sekretaris Adiva?" Fariq meminta pendapat Rafael.
Rafael mengangkat tangannya. "Biarkan dulu. Jangan beritahu dia."
Rafael melarang asistennya yang berikut ini yang memberitahukan hal ini kepada adik iparnya. pria itu mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja. Ada sesuatu hal yang ingin direncanakannya. Tanpa ingin membuat semuanya menjadi kacau.
****
Rafael datang menemui kedua mertuanya. Ia memberitahu tentang perselingkuhan istrinya serta memberikan sebuah bukti-bukti kepada mereka. Di hadapan mereka, Rafael mengutarakan bahwa dia ingin bercerai dengan sang istri.
"Jadi, putriku berselingkuh?" tanya Hanafi menatap tak percaya.
"Tujuanku datang kemari karena ini menceraikan istriku," kata Rafael dengan tegas dan penuh keyakinan.
"Tidak. Aku tidak setuju kamu menceraikan Mela." Rita menentang keinginan menantunya untuk menceraikan putrinya.
"Kenapa aku tidak boleh bercerai? sedang-kan aku sudah memberikan kalian bukti kalau Mela berselingkuh?"
Rafael heran dengan permintaan Ibu mertuanya. Padahal sudah jelas-jelas anaknya bersalah. Tetapi masih membela putrinya. Ia tidak diizinkan untuk menceraikan dan mengembalikan putri kesayangan keluarga mereka secara baik-baik.
"Kamu tidak kasihan dengan Mela? Sesungguhnya, dia belum siap untuk menjadi seorang ibu jika bukan karena orang tuamu yang menekan anakku untuk segera memberikan keturunan, sampai detik ini Pamela masih fokus dengan karirnya."
"Selama ini, dia sudah bertaruh nyawa untuk melahirkan anaknya. Tapi kamu dengan tega menuduhnya berselingkuh?"
"Ma ... bukti ini---"
"Aku tidak sedikitpun percaya," potong Rita dengan cepat.
"Bukti ini bisa saja direkayasa. Kamu tidak tahu banyak wanita yang menginginkanmu dan bermimpi menjadi istrimu selama ini? Bisa saja salah satu diantara mereka berusaha menghancurkan rumah tanggamu bersama Mela. Kenapa kamu tidak berpikiran seperti itu Rafael?"
Rafael mengusap wajah dengan kasar sepertinya ia perlu mencari bukti lagi untuk meyakinkan kedua mertuanya. Ibu dari Pamela tidak menerima sedikitpun dan percaya dengan bukti yang ada di depan mata. Mungkin ketika Pamela sedang melakukan hubungan se*s dengan Davin, lalu kedua mertuanya ia panggil untuk menonton pertunjukan itu, baru bisa percaya.
"Yang aku dapatkan ini, bukan hanya bukti palsu. Setelah 5 bulan dia melahirkan Keira dia sering pergi dari rumah tanpa izin dariku. Dia mulai mengabaikan Putri kami, dan tidak peduli jika putri kami sedang sakit. Dia sibuk dengan dunianya sendiri. Sampai pada akhirnya, aku menemukan bukti yang selama ini tidak pernah aku ketahui. Dengan semua yang aku tunjukkan, kalian tidak percaya?" Rafael menatap kedua mertuanya dengan tatapan yang nanar.
"Apapun alasannya, kalian tidak boleh berpisah. Ayah mertuamu sebentar lagi mencalonkan diri sebagai anggota parlemen. Tidak kah kamu bisa menahannya demi menjaga reputasi keluarga?" Rita tak terima jika putrinya diceraikan. Wanita paruh baya itu tidak ingin putrinya menjadi janda.
Rafael terperangah dengan permintaan mertuanya. Hanya karena demi menjaga reputasi karena ingin maju sebagai anggota parlemen, ia diminta untuk mempertahankan rumah tangganya yang sudah kacau. Rafael tak terima diperlakukan demikian.
"Aku harus menjaga reputasi keluarga mertuaku, sedangkan rumah tanggaku berantakan seperti ini?"
Rita bangkit dan menatap nyalang menantunya. "Keluarga mertua mu kamu bilang? Semenjak kamu menikahi putriku, keluarga kami menjadi keluargamu juga."
"Aku harus tinggal di rumah yang seperti neraka seperti sekarang. Dan kalian berdua yang tidak bisa mendidik Putri kalian menyalahkan aku yang ingin mengembalikan Putri kalian?"
"Baiklah. Akan aku pertahankan rumah tanggaku."
Rafael bangkit dari duduknya dan mengambil kembali isi dokumen yang sudah ia tunjukkan kepada mertuanya. Ia pergi dari rumah itu dengan tatapan yang kecewa dan juga marah. Apakah selama ini mereka berdua terlalu percaya dengan Pamela hingga tidak mengetahui sisi buruknya? Ataukah mungkin, mereka sebenarnya tahu seperti apa sisi buruk putrinya tapi mereka menutupi? Dan meminta Pamela untuk menjaga image-nya di depan banyak orang terutama suami dan mertuanya.
Ayah Pamela tidak bereaksi apapun sedari awal hingga akhir. Ia hanya menatap datar bukti-bukti yang ditunjukkan oleh menantunya. tapi sebaliknya sang istri menampilkan raut wajah marah dan tidak terima dengan bukti yang ditunjukkan oleh Rafael.. Dalam hati ia ingin meminta seseorang untuk mencari informasi dan menyelidiki sesuatu.
Rafael masuk ke dalam mobilnya dan membanting pintu dengan keras. Ia memukul-mukul kan bagian belakang kepala ke sandaran kursi mobil. Pria itu mengepalkan tangan dan menghembuskan nafas berulang kali untuk membuang emosi. rasanya ia ingin meledak kali ini juga.
kedua mertuanya tidak percaya kepada apa yang ia tunjukan. Dan yang lebih parahnya lagi, kedua mertuanya meminta ia untuk mempertahankan rumah tangganya bersama Pamela. Padahal Pamela sudah jelas-jelas berkhianat kepadanya.
Netra Rafael menatap tajam terhadap rumah tingkat berlantai 3 itu. Kilat Dendam Dan amarah terlihat jelas di sana. Detik berikutnya ia memunculkan seringai tajam.
"Baiklah. Kalau kalian tidak mengizinkan aku bercerai, jangan salahkan aku jika aku hancurkan anak kalian hingga berkeping-keping."
"Kita lihat nanti. Apakah kalian bisa tetap membela anak kalian lagi?"
"Menginap lah di rumah. Keira tidak ada yang menemani," kata Rafael kepada Adiva.Rafael membawa adik iparnya menginap di rumahnya untuk sementara. Ia tahu saat ini Adiva sedang terpuruk dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Dan ingin menenangkan diri. Adiva tak mau pulang ke rumah. Karena ia tak bisa menyembunyikan kesedihan dihadapan orang tuanya. Jika ia mengatakan bahwa Davin berselingkuh, yang ada dirinya yang disalahkan. Oleh karena perkataan yang disampaikan oleh adik iparnya itu, ia menginginkan Adiva untuk tinggal di rumahnya sementara dan pulang esok pagi. Dengan adanya Keira, bisa sedikit menghibur hati wanita itu. Sebab Adiva sangat dekat dengan Keira."Apa tidak masalah, Mas?" tanya Adiva menatap Rafael dengan keraguan.Rafael melirik sedikit. "Jangan sungkan. Kita keluarga."Rafael mengetahui bahwa Adiva merasa tak enak hati bila menginap di rumahnya. Mungkin, ia menjaga perasaan kakaknya. Wanita itu masih memikirkan perasaan orang lain di saat perasaannya sedang
"Di mana dia?" tanya Rafael melirik ke arah Farid."Sesuai permintaan Anda, saya sudah mengirimkan pesan kepada yang bersangkutan menggunakan nomor asing untuk memberitahukan hal ini," sahut Farid tersenyum tipis."Bagus." Rafael menyeringai tajam.Saat ini Rafael dan asistennya berada di dalam mobil tepat di depan sebuah apartemen. Mereka berdua sedang melakukan pengintaian. Di tangan Rafael, terdapat sebuah tablet yang menampilkan video dua orang manusia yang sedang bergumul."Apa kedatangannya masih lama?" tanya Rafael tak sabar.Farid melihat titik merah pada ponselnya. "Sebentar lagi.""Itu dia. Tepat sekali datangnya." Rafael tersenyum senang ketika melihat sebuah taksi berhenti."Kita lihat bagaimana reaksi Adiva melihat perbuatan kakaknya." Rafael mengusap dagunya secara dramatis.Adiva baru saja turun dari taksi dan berjalan menuju ke apartemen. Rafael mengawasi adik iparnya itu. Ia ingin memastikan apa saja yang akan dilakukan oleh Adiva. Rafael memantau Adiva yang sedang
"Ini, Tuan ... Nyonya selama ini berhubungan dengan pria ini." Beri tahu Farid.Rafael membuka dokumen yang diberikan oleh asisten kepadanya. Tadi malam, ia meminta Farid untuk mencari tahu tentang apa yang selama ini dilakukan oleh istrinya. Dan juga siapa pria yang menjadi simpanan sang istri. "Pria yang memiliki hubungan dengan Nyonya, adalah sahabat Anda." "A-apa?!"Rafael terkejut bukan main mendengar fakta yang telah terpampang di depan matanya. Dua orang yang sangat ia sayangi dan ia percaya, ternyata tega menghianati dan menusuknya dari belakang. Pamela dan Davin, menjalin hubungan terlarang. Rasanya seperti mimpi dalam kondisi seperti ini. "Selain sahabat baik Anda, bukankah pria ini pacar Nona Adiva, Tuan?" tanya Farid memastikan."Benar. Dia adalah pacar adik ipar ku." Rafael tahu bahwa adik iparnya itu sangat mencintai Davin,sahabatnya. Jika Adiva tahu, sudah pasti sangat kecewa dan juga marah. Kecewa kepada orang yang ia sayangi, dan juga orang yang tumbuh besar bersa
Mela melebarkan matanya ketika melihat sebuah kissmark berada di lehernya. Ia tak menyadari hal itu. Wanita itu kemudian menutup leher yang terdapat bercak merah keunguan dengan tangan lentiknya."Jawab ! kamu tidur dengan siapa?" geram Rafael menatap tajam istrinya.Pamela meneguk ludahnya dengan kasar melihat tatapan tajam dari suaminya. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain dan menghembuskan nafas kasar. Kemudian wanita itu menjawab, "Iya. Memang aku tidur dengan seseorang."Wajah Rafael terlihat shock mendengar pengakuan sang istri. Kedua tangan pria itu terkepal di sisi tubuhnya. Matanya menatap tajam wajah sang istri yang terlihat gugup ketakutan."A-aku aku cuma tidur berpelukan. Tidak sampai melakukan hubungan yang jauh," tambah Pamela.Rafael mengetatkan rahang, kemudian menyeringai tajam. "Tidak melakukan hubungan sampai jauh? Omong kosong macam apa itu?" "Hari ini Keira ada jadwal untuk imunisasi. Aku bahkan sampai undur rapat selama dua jam hanya demi menemani Keira, dan
"Kamu mau pergi lagi? Sudah 3 hari tidak pulang ke rumah, dan sekarang baru beberapa menit berada di rumah sudah mau pergi lagi?" Rafael terlihat marah melihat istrinya bersiap-siap akan pergi lagi. Padahal baru satu jam yang lalu wanita itu pulang.Pamela yang sedang menggunakan anting di telinga, menghela nafas. "Mas... aku kan pergi juga kerja, Mas.""Kamu tidak ingat tugasmu sebagai istri dan juga Ibu?" tanya Rafael dengan tajam.Ini bukan pertama kalinya Rafael menegur sang istri yang pergi sesuka hati. Padahal, ada buah hati mereka yang masih berusia 11 bulan dan membutuhkan kehadiran serta asuhan Pamela. Tetapi Pamela memilih bersikap abai terhadap putrinya dan memilih untuk bekerja di luar."Ya 'kan, ada babysitter yang menangani Keira. Tugasnya dia apa kalau nggak menjaga dan mengasuh Keira? Kalau aku dirumah, yang ada malah makan gaji buta itu babysitter yang kamu ambil dari yayasan." Pamela menatap sinis kepada suaminya.Pamela memang terlihat masa bodoh dengan Keira. Rafae







