Share

2. Tanda Milik Siapa Itu?

last update Last Updated: 2025-11-21 13:15:46

Mela melebarkan matanya ketika melihat sebuah kissmark berada di lehernya. Ia tak menyadari hal itu. Wanita itu kemudian menutup leher yang terdapat bercak merah keunguan dengan tangan lentiknya.

"Jawab ! kamu tidur dengan siapa?" geram Rafael menatap tajam istrinya.

Pamela meneguk ludahnya dengan kasar melihat tatapan tajam dari suaminya. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain dan menghembuskan nafas kasar. Kemudian wanita itu menjawab, "Iya. Memang aku tidur dengan seseorang."

Wajah Rafael terlihat shock mendengar pengakuan sang istri. Kedua tangan pria itu terkepal di sisi tubuhnya. Matanya menatap tajam wajah sang istri yang terlihat gugup ketakutan.

"A-aku aku cuma tidur berpelukan. Tidak sampai melakukan hubungan yang jauh," tambah Pamela.

Rafael mengetatkan rahang, kemudian menyeringai tajam. "Tidak melakukan hubungan sampai jauh? Omong kosong macam apa itu?" 

"Hari ini Keira ada jadwal untuk imunisasi. Aku bahkan sampai undur rapat selama dua jam hanya demi menemani Keira, dan aku hubungi kamu berharap kamu juga menemani anak kita."

"Tapi kamu, sama sekali tidak bisa dihubungi. Kenapa ponselmu mati?"

"Ya aku kerja dan nggak bisa diganggu."

Rafael tertawa kecil. "Bahkan aku menghubungi kamu selang beberapa menit setelah pergi dari rumah."

"Kerja, atau sedang birahi dengan pria lain?" tuduh Rafael.

"Tutup mulutmu, Mas!" 

Pamela menunjukkan ekspresi marah setelah mendengar pertanyaan merendahkan dari suaminya. Ia mengetatkan rahang. Kedua matanya berkaca-kaca menatap sang suami.

"Kenapa? Kamu marah?" 

"Kamu merasa aku injak-injak harga dirimu lewat pertanyaan ku ini?"

Rafael meraih dagu istrinya dengan kasar sambil memperlihatkan kembali leher yang terdapat bercak merah keunguan. Pamela meringis pelan karena merasakan sakit akibat Rafael mencengkeram dagunya. Tangan wanita itu berusaha melepaskan tangan suaminya

"Bercak merah keunguan seperti ini, kamu anggap apa? Ini yang kamu katakan hanya tidur berpelukan?" 

Rafael meraih kedua bahu sang istri dan mencengkeramnya dengan erat. Pamela memekik karena merasa kesakitan. Rafael mendorong istrinya dan menatap tajam seolah ingin membunuh.

"Lepas, Mas. Sakit...," rintih Pamela.

"Kamu menyakitiku... Akhh!"

Mela mencoba berontak berusaha melepaskan tangan Rafael yang mencekram bahunya. Namun Rafael yang telah dikuasai amarah, mendorong istrinya hingga terjerembab di atas kasur. Pamela ketakutan melihat Rafael yang tampak marah besar.

"Katakan siapa pria yang selama ini berhubungan dengan gelap dengan kamu?" tanya Rafael dengan mata yang memerah.

Pamela menggeleng. "Tidak ada. tidak... tidak ada."

"Bohong!" teriak Rafael. 

"Terserah kalau kamu tidak percaya!" Pamela balas berteriak menjawab Rafael. 

"Tentu saja aku tidak percaya."

"Ayo buktikan kalau kamu memang tidak tidur dengan pria lain;"

Rafael melepas paksa pakaian istrinya. Dress putih dengan corak bunga-bunga kecil itu, ia koyak menggunakan tangannya yang kekar dan berotot. Rafael menarik bagian tali bahu ke bawah dan terpampang dengan jelas buah dada yang dipenuhi dengan bercak merah keunguan.

"Mas Apa yang kamu lakukan?"Pamela semakin ketakutan dengan aksi Rafael.

Rafael meremas kuat bukit kembar itu. "Seberapa buas pria itu menikmati ini? Hem?"

Pamela menggelengkan kepala dengan kristal yang keluar dari sudut mata. Ia memohon kepada suaminya agar tidak melakukan hal kekerasan seperti itu. Namun Rafael tidak mempedulikan permohonan sang istri. Tatapan matanya telah dikuasai gak marah.

"Di bagian mana lagi bajingan itu menyentuhmu? Hem?! JAWAB!" 

Rafael menarik dengan kasar dress itu hingga melewati bagian paha. Ia lemparkan dress putih berbahan satin tersebut ke lantai. Kini, tampaklah Pamela hanya menggunakan pakaian dalam. Hal itu tidak ingin Rafael lewatkan untuk ditanggalkan.

"Mas... ampun, Mas!" mohon Pamela.

Kini tubuh Pamela polos tanpa selai benang pun. Rafael melemparkan dengan kasar kedua pakaian dalam itu. Matanya menatap nanar pemandangan di hadapannya. Tubuh istri yang ia cintai, penuh dengan bekas gigitan pria lain. 

"Semenjak Keira berumur 5 bulan, kamu tidak pernah lagi melayaniku. Kamu tidak pernah mau menjalani tugas dan kewajiban mu sebagai seorang istri kepada suaminya." Rafael mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam. 

"Kamu tidak mau aku sentuh. Tapi kamu merelakan tubuhmu disentuh oleh pria lain di luar sana? Apa aku kurang memuaskan mu?" tanya Rafael dengan amarah yang ia ledakkan.

Sebelum memiliki anak dan saat hamil, wanita itu selalu rutin melayani Rafael. Bahkan tak jarang Pamela yang memulai terlebih dahulu mengajak Rafael melakukan hubungan ranjang. Tetapi setelah Keira berumur 5 bulan, dan wanita itu mulai bekerja kembali dengan dunia modelnya Mela tidak pernah mau berhubungan dengan Rafael. 

Setiap Rafael mengajak dengan memberikan sentuhan terlebih dahulu, Mela selalu menepisnya. Bahkan ingin mencium saja tidak boleh. Dan hal itu tentu saja membuat Rafael kecewa.

"Mas... ini tidak seperti yang kamu pikirkan," kata Pamela yang berlinang air mata.

"Apanya tidak seperti yang aku pikirkan?"

"Apakah saat ini kamu sedang hamil?"

Rafael menekuk kedua kaki istrinya dengan kasar. Pria itu membuka lebar paha istrinya untuk memperlihatkan bagian sensitifnya. Pamela menghindar mencoba merapatkan pahanya. Namun tenaga Rafael tentu saja lebih kuat dari wanita itu. 

Bibir Rafael terlihat menyeringai setelah memandang lembah tersembunyi itu. Titik sensitif itu terlihat memerah dan bengkak. Itu pasti karena karena aktivitas yang dilakukan Mela dengan pria yang entah siapa ia tidak tahu. 

"Kalian melakukannya dengan brutal, ya?"

"Jawab aku! Pria mana yang menjadi selingkuhan kamu?" Rafael mencengkeram dagu istrinya dengan kuat.

"Aku minta maaf, Mas...."

"Jawab siapa yang menjadi selingkuhan kamu!" teriak Rafael menggema memenuhi ruangan kamar.

"Kamu tidak mau menjawab?"

Rafael bergerak mengukung tubuh istrinya dan meremas salah satu bukit kembar milik Pamela hingga Pamela kesakitan. Rafael memajukan tangan yang satunya lagi untuk memeras buah dada yang tak ia sentuh. Pria itu mencoba memejamkan mata dengan melakukan aktivitas itu. Akhirnya tak lama, ia merasa jijik karena tubuh istrinya telah dijamah oleh pria lain. 

Ia kemudian menarik tangannya dari milik istrinya. Pamela menangis histeris mengalirkan air matanya dengan deras karena merasakan sakit akibat sentuhan Rafael yang terlihat kasar barusan. Rafael dengan emosi turun dari ranjang. Ia keluar dari kamar itu dan membanting pintu dengan keras. 

Pria itu duduk di ruang keluarga dengan kedua tangan menarik rambutnya. Sebuah kristal bening mengalir menguasai wajahnya. Suara isak kan juga terdengar dari bibirnya. 

Rafael menyandarkan punggungnya di sofa tersebut. Pria itu terlihat sedang rapuh dan begitu sakit. Ada sebuah kehancuran yang baru saja ia dapatkan dan itu cukup menyayat hatinya. 

Rafael mengusap air matanya dengan kasar. Ia bukanlah pria yang mudah menangis. Hanya karena sakit hati, ia tak boleh mengalirkan air mata. Dengan tatapan tajam, ia meraih ponselnya yang ada di dalam saku untuk menghubungi seseorang.

"Farid! Saya minta kamu untuk selidiki istri saya. Cari tahu apa saja yang selama ini dia lakukan di belakang saya!"

......

"Cepat. Saya tunggu! Kamu bisa melakukannya mulai sekarang?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ku Balas Pengkhianatan Istri & Sahabatku   5. Menginap Di Rumah Kakak Ipar

    "Menginap lah di rumah. Keira tidak ada yang menemani," kata Rafael kepada Adiva.Rafael membawa adik iparnya menginap di rumahnya untuk sementara. Ia tahu saat ini Adiva sedang terpuruk dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Dan ingin menenangkan diri. Adiva tak mau pulang ke rumah. Karena ia tak bisa menyembunyikan kesedihan dihadapan orang tuanya. Jika ia mengatakan bahwa Davin berselingkuh, yang ada dirinya yang disalahkan. Oleh karena perkataan yang disampaikan oleh adik iparnya itu, ia menginginkan Adiva untuk tinggal di rumahnya sementara dan pulang esok pagi. Dengan adanya Keira, bisa sedikit menghibur hati wanita itu. Sebab Adiva sangat dekat dengan Keira."Apa tidak masalah, Mas?" tanya Adiva menatap Rafael dengan keraguan.Rafael melirik sedikit. "Jangan sungkan. Kita keluarga."Rafael mengetahui bahwa Adiva merasa tak enak hati bila menginap di rumahnya. Mungkin, ia menjaga perasaan kakaknya. Wanita itu masih memikirkan perasaan orang lain di saat perasaannya sedang

  • Ku Balas Pengkhianatan Istri & Sahabatku   4. Memergoki Perselingkuhan

    "Di mana dia?" tanya Rafael melirik ke arah Farid."Sesuai permintaan Anda, saya sudah mengirimkan pesan kepada yang bersangkutan menggunakan nomor asing untuk memberitahukan hal ini," sahut Farid tersenyum tipis."Bagus." Rafael menyeringai tajam.Saat ini Rafael dan asistennya berada di dalam mobil tepat di depan sebuah apartemen. Mereka berdua sedang melakukan pengintaian. Di tangan Rafael, terdapat sebuah tablet yang menampilkan video dua orang manusia yang sedang bergumul."Apa kedatangannya masih lama?" tanya Rafael tak sabar.Farid melihat titik merah pada ponselnya. "Sebentar lagi.""Itu dia. Tepat sekali datangnya." Rafael tersenyum senang ketika melihat sebuah taksi berhenti."Kita lihat bagaimana reaksi Adiva melihat perbuatan kakaknya." Rafael mengusap dagunya secara dramatis.Adiva baru saja turun dari taksi dan berjalan menuju ke apartemen. Rafael mengawasi adik iparnya itu. Ia ingin memastikan apa saja yang akan dilakukan oleh Adiva. Rafael memantau Adiva yang sedang

  • Ku Balas Pengkhianatan Istri & Sahabatku   3. Berselingkuh

    "Ini, Tuan ... Nyonya selama ini berhubungan dengan pria ini." Beri tahu Farid.Rafael membuka dokumen yang diberikan oleh asisten kepadanya. Tadi malam, ia meminta Farid untuk mencari tahu tentang apa yang selama ini dilakukan oleh istrinya. Dan juga siapa pria yang menjadi simpanan sang istri. "Pria yang memiliki hubungan dengan Nyonya, adalah sahabat Anda." "A-apa?!"Rafael terkejut bukan main mendengar fakta yang telah terpampang di depan matanya. Dua orang yang sangat ia sayangi dan ia percaya, ternyata tega menghianati dan menusuknya dari belakang. Pamela dan Davin, menjalin hubungan terlarang. Rasanya seperti mimpi dalam kondisi seperti ini. "Selain sahabat baik Anda, bukankah pria ini pacar Nona Adiva, Tuan?" tanya Farid memastikan."Benar. Dia adalah pacar adik ipar ku." Rafael tahu bahwa adik iparnya itu sangat mencintai Davin,sahabatnya. Jika Adiva tahu, sudah pasti sangat kecewa dan juga marah. Kecewa kepada orang yang ia sayangi, dan juga orang yang tumbuh besar bersa

  • Ku Balas Pengkhianatan Istri & Sahabatku   2. Tanda Milik Siapa Itu?

    Mela melebarkan matanya ketika melihat sebuah kissmark berada di lehernya. Ia tak menyadari hal itu. Wanita itu kemudian menutup leher yang terdapat bercak merah keunguan dengan tangan lentiknya."Jawab ! kamu tidur dengan siapa?" geram Rafael menatap tajam istrinya.Pamela meneguk ludahnya dengan kasar melihat tatapan tajam dari suaminya. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain dan menghembuskan nafas kasar. Kemudian wanita itu menjawab, "Iya. Memang aku tidur dengan seseorang."Wajah Rafael terlihat shock mendengar pengakuan sang istri. Kedua tangan pria itu terkepal di sisi tubuhnya. Matanya menatap tajam wajah sang istri yang terlihat gugup ketakutan."A-aku aku cuma tidur berpelukan. Tidak sampai melakukan hubungan yang jauh," tambah Pamela.Rafael mengetatkan rahang, kemudian menyeringai tajam. "Tidak melakukan hubungan sampai jauh? Omong kosong macam apa itu?" "Hari ini Keira ada jadwal untuk imunisasi. Aku bahkan sampai undur rapat selama dua jam hanya demi menemani Keira, dan

  • Ku Balas Pengkhianatan Istri & Sahabatku   1. Pergi Bekerja

    "Kamu mau pergi lagi? Sudah 3 hari tidak pulang ke rumah, dan sekarang baru beberapa menit berada di rumah sudah mau pergi lagi?" Rafael terlihat marah melihat istrinya bersiap-siap akan pergi lagi. Padahal baru satu jam yang lalu wanita itu pulang.Pamela yang sedang menggunakan anting di telinga, menghela nafas. "Mas... aku kan pergi juga kerja, Mas.""Kamu tidak ingat tugasmu sebagai istri dan juga Ibu?" tanya Rafael dengan tajam.Ini bukan pertama kalinya Rafael menegur sang istri yang pergi sesuka hati. Padahal, ada buah hati mereka yang masih berusia 11 bulan dan membutuhkan kehadiran serta asuhan Pamela. Tetapi Pamela memilih bersikap abai terhadap putrinya dan memilih untuk bekerja di luar."Ya 'kan, ada babysitter yang menangani Keira. Tugasnya dia apa kalau nggak menjaga dan mengasuh Keira? Kalau aku dirumah, yang ada malah makan gaji buta itu babysitter yang kamu ambil dari yayasan." Pamela menatap sinis kepada suaminya.Pamela memang terlihat masa bodoh dengan Keira. Rafae

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status