LOGIN"Aku mencintaimu, Dyandra. Maafkan aku yang buta selama ini.. sungguh aku menyesal telah melepasmu.. maaf karena sepanjang pernikahan hanya rasa sakit yang selalu aku berikan.. terima kasih atas cinta tulusmu kepadaku.."Tidak ada yang bisa menolak takdir. Adit yang keras tak mampu melihat cinta yang diberikan Dyandra. Menganggap enteng kasih sayang yang diberikan Dyandra, meremehkan curahan perhatiannya dan malah memberikan luka pada hati Dyandra yang rapuh.Keduanya resmi berpisah.. kembali berjalan menyelami kehidupan seakan tak pernah saling mengenal..Bersama Dyandra, Adit mengetahui apa arti cinta sesungguhnya..Dan bersama Adit, Dyandra mendapatkan rasa sakit akibat cinta yang luar biasa.. entah kapan ini bisa disembuhkan, tapi Dya yakin kebahagiaan suatu saat akan diraihnya..***Enam bulan kemudian"Adit!"Hmm, Kayra merengut melihat wajah suaminya. Sejak semalam Kayra sudah kontraksi yang berujung pecah ketuban. Pagi sekali, Kayra dilarikan ke rumah sakit karena akan melahir
"Dari mana kamu, Andri?""Astaga!" Andri sampai mengelus dadanya karena terkejut. Dia pikir tadi hantu, rupanya Heru yang berdiri di bawah remang lampu."Dari luar.""Kata penjaga ada wanita yang datang kemari, benar?""Ya, temanku.""Kamu punya teman wanita?" Alis Heru sampai terangkat."Memang ada yang salah?" Tanya Andri balik."Tidak apa-apa."Heru melihat Andri sekali lagi dan memutar tubuhnya. Entah siapa wanita yang datang kemari tadi, bisa-bisanya dia mendekati Andri.Padahal, Heru tahu betul jika anaknya ini seperti memiliki alergi pada wanita. Terutama setelah kejadian meninggalnya Nirina. Nah, mengingat Nirina, Heru jadi merasa bersalah. Oleh karena egonya, dia sampai hati menjodohkan Andri dengan anak koleganya. Bukan kebahagiaan yang diraih tapi malah pengkhianatan. Membuat Andri trauma berhubungan dengan wanita.Sedangkan di tempat lain, Adit menunggu dengan cemas kepulangan istrinya, Ibu Sinta memberi kabar jika ada rentenir malam-malam begini datang dan melabrak istrin
Dua pria ini saling melirik ketika masuk ke sebuah rumah mewah. Rumah yang dibentengi oleh pagar menjulang dimana ada taman seperti hutan mini di dalamnya."Kau tidak akan menjebak kami, kan?" Tanya salah satu di antara mereka."Kalian takut?" Tanya Dyandra.Pria tersebut berdecak."Jangan bercanda. Kalau kau berani mengerjai kami, aku tak segan lagi menghabisimu."Dyandra hanya menggeleng sinis."Ternyata kalian bukan hanya peminjam uang, tapi juga seorang penjahat."Pria tersebut ingin menjawab lagi tapi dicegah oleh temannya. Lebih baik tak usah meladeni ucapan wanita, fokus dan waspada saja. Siapa tahu wanita muda ini memang memasang perangkap disana.Setelah melewati hutan mini sepanjang 50 meter, barulah rumah megah ini terlihat."Rumah siapa ini?" Tanya pria itu lagi."Aku tidak tahu.""Apa?" Keduanya sontak kaget.Tak lama ada penjaga yang keluar, Dyandra lalu turun dan berbincang sebentar. Tujuan Dya kemari hanya untuk bertemu seseorang dan meminta bantuan. Rupanya, Dya malah
"Ka-kayra.."Adit sampai terbata mengucapkan mama wanita ini."Kenapa kamu disini?""Aku ingin bicara denganmu." Ucap Kayra sambil merengek.Astaga! Adit langsung menoleh ke belakang dimana Dyandra juga tengah menatapnya. Dengan bobotnya, Adit berusaha menutupi Kayra agar tak terlihat."Kemari."Adit menutup pintu dan membawa Kayra menyingkir."Ada apa denganmu? Kamu mengikutiku?" Tanya Adit dengan nada kesal."Itu karena ada yang ingin aku sampaikan padamu.""Apa lagi, Kayra? Hubungan kita sudah lama selesai. Kamu sendiri yang memutuskannya!""Itulah kebodohanku, Adit!" Ucap Kayra menahan tangis. "Tanpa pikir panjang aku memutuskan hubungan kita. Sampai akhirnya sesuatu terjadi padaku.."Kayra lalu mengambil sebuah foto dari dalam tasnya dan memberikan pada Adit."Lihat ini."Adit menerima foto tersebut dan terbelalak. Ternyata itu adalah foto usg."Kamu hamil?"Kayra mengangguk sedih."Aku hamil anakmu.""Drama apa lagi yang sedang kamu ciptakan, Kayra?" Tanya Adit geram."Aku bersu
"Tunggu wanita muda!"Dyandra mengepalkan tangan dan berbalik menatap tajam wanita gempal itu."Nyalimu besar juga ternyata. Aku kemari datang baik-baik memintamu untuk membayar hutang. Harusnya kita bisa selesaikan disini."Dyandra lalu menatap sinis."Bukannya anda yang tadi mengatakan untuk menyelesaikan semuanya di kantor polisi. Kenapa tidak jadi? Oh, takut?""Kau! Berani sekali!""Jelas aku berani. Apa kalian pikir aku takut? Aku tidak bersalah dan tidak pernah melakukan pinjaman apapun. Salahkan saja lembaga kalian yang begitu mudah meminjamkan uang panas!""Hey! Itu memang tugas kami!" Seru salah satu pria berbadan kekar."Diam dulu!" Bentak wanita gempal pada anak buahnya. "Jadi kau ingin lari dari tanggung jawab?""Tanggung jawab apa maksud anda? Dyandra sama sekali tidak bersalah." Kini Adit ikut bicara."Kau juga diam jelek! Aku tak berbicara padamu!""Jangan hina suamiku!" Hardik Dyandra."Ah.." Wanita gempal itu tersenyum. Sebuah ide terlintas dalam benaknya. Ia lalu mem
Aditya menjalani kemoterapi yang kelima hari ini. Oleh karena dilakukan di rumah sakit internasional, Dyandra sudah tak mampu lagi mengangkat wajahnya karena masalah yang sedang memundungnya.Jika biasanya, Dya menunggu sambil bekerja atau ikut bercengkrama dengan sejawat di ruangan khusus. Dyandra memilih menunggu di kantin rumah sakit. Penampilannya pun agak tertutup dengan menggunakan masker mulut. Ini saja masih ada yang mengenalinya.Seperti pria satu ini, Cipta terlihat membeli minuman di kantin dan berpapasan dengan Dyandra."Apa kabar suster?" Sapa Cipta ramah."Baik. Kak Cipta apa kabar?""Ya beginilah, baik juga. Aku sudah mendengar kabar tentang suster Dyandra. Aku turut prihatin."Bagaimana tidak? Cipta rutin melakukan hospital schooling di ruangan tempat Dya dulu bekerja, jelas dia menangkap desas desus yang beredar."Kalau begitu jangan panggil suster lagi. Panggil nama saja." Dya tersenyum dibalik maskernya.Cipta tergelak. "Benar juga. Tapi ngomong-ngomong kamu sedang







