Share

135. TEKAD KUAT

Author: Rosemala
last update Huling Na-update: 2025-09-06 20:56:12

“Pak, apa Gladys benaran tidak apa-apa?”

Tyo berdiri di sisi mobil, memandang Gunawan yang ia antar menuju mobilnya. Pria itu juga pamit pulang lebih dulu karena tidak ada lagi urusan.

Sebenarnya sejak tadi Tyo ingin bertanya, tetapi ia canggung karena ada banyak orang bersama mereka. Karenanya, ia memutuskan menemani Gunawan sampai mobilnya.

Gunawan menoleh sekilas, menahan pintu mobil yang sudah dibukakan sopir. Pria lebih dari setengah abad itu mengangkat kedua tangannya.

“Saya hanya tahu seperti apa yang dia katakan di depan Anda tadi,” jawabnya singkat. “Tidak lebih, tidak kurang.”

“Tapi sejauh ini semuanya berjalan lancar, bukan?”

“Urusan di kantor sih, lancar. Nak Gladys belajar dengan cepat. Mungkin karena darahnya juga mengaliri darah pebisnis, jadi sudah terbentuk dengan sendirinya. Hanya masih kurang jam terbang saja.”

“Oh, tidak-tidak. Menurutku bukan hanya karena mengaliri darah Pak Satrio, tapi ia juga memiliki tekad dan dedikasi tinggi. Kalau cuma genetik, semua keturun
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Iis istiana
hhmm sedikit amat sih update nya
goodnovel comment avatar
Lilis Yulaili
author bsa dprcepat critax keterkaitan Gladys dgn Tyo n Gavin...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   138. CEMAS

    Tyo menatap layar ponsel yang kini gelap, sementara jantungnya berdetak tak beraturan. Sambungan telepon barusan hanya menjawab dengan suara operator: “Nomor yang Anda hubungi berada di luar jangkauan.”Hening menyergap ruang kerjanya. Untuk beberapa detik ia hanya terpaku, menatap layar kosong itu. Lalu, dengan sekali helaan napas panjang, ia baru menyadari—nomor lama Gladys memang sudah tidak aktif lagi. Nomor itu sudah lama tidak dipakainya. Dan bodohnya, ia baru tersadar sekarang. Namun, itu semua karena ia memegang janjinya untuk tidak mengganggu lagi wanita itu.Tapi kini keadaannya berbeda. Ia takut keluarganya mengganggu Gladys setelah tahu kepulangannya ke tanah air.Entahlah, kenapa orang tuanya bisa sebegitu membenci Gladys. Hanya karena dia anak dari Satrio.“Gladys ….” bisiknya, serak.Ia merasakan kegelisahan yang tak bisa dijelaskan. Sesuatu di dalam dirinya menolak untuk diam. Ia harus bicara dengan Gladys untuk mengingatkannya agar berhati-hati.Tyo tidak akan membiar

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   137. ASING

    Tyo memijat pelipisnya dengan gerakan pelan. Kepalanya berdenyut, seolah ada beban berat yang menekan dari dalam. Telepon dari perawat ibunya barusan masih terngiang jelas di telinganya: permintaan sang ibu yang ingin ia jenguk.Permintaan yang sederhana, sebenarnya. Hanya sekadar seorang anak datang menengok orang tua. Tetapi untuk Tyo, itu terasa mustahil. Ia belum sanggup. Bukan karena tidak rindu, melainkan karena luka lama yang masih menganga. Luka yang dibuat justru oleh orang tuanya sendiri.Sampai sekarang ia tidak bisa berdamai dengan kenyataan. Perbuatan mereka terlalu menyakitkan. Mereka menyebut semuanya dilakukan demi kebaikannya, demi masa depannya. Tapi Tyo tahu, semua itu bohong belaka. Itu bukan demi dirinya, melainkan demi ego mereka. Kebencian mereka terhadap Gladys, menjadi alasan utama di balik semua keputusan itu.Dan apa hasilnya? Hidupnya berantakan. Hatinya hancur. Sejak perceraian itu, orang tuanya justru semakin menyalahkan Gladys. Seolah-olah semua keretaka

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   136. PERTEMUAN ITU

    Lorong rumah sakit pagi itu sepi, hanya suara langkah kaki dan roda brankar yang sesekali melintas. Gladys berjalan gontai dengan map administrasi di tangan. Tubuhnya lelah, wajahnya pucat, matanya sembab karena semalaman tak tidur. Ia baru saja menandatangani serangkaian formulir perawatan, hatinya masih bergetar setiap mengingat Gavin semalam—demam tinggi, tubuh mungilnya kejang, bibirnya membiru.Itu pengalaman paling menakutkan sepanjang hidupnya hingga ia yang merasa akan dicabut nyawa. Gavin, anak yang selalu sehat, ceria, tak pernah sekalipun demam sampai setinggi itu. Padahal baru beberapa hari mereka kembali ke tanah air, dan cobaan sudah datang menghantam begitu keras.Gladys menghela napas panjang. Yang ia inginkan hanya cepat sampai ke kamar Gavin, memeluk anaknya, memastikan semuanya baik-baik saja. Pandangannya kabur karena lelah, langkahnya goyah. Sampai tiba-tiba—Brak!Ia hampir saja menabrak seseorang di tikungan lorong. Map di tangannya hampir terjatuh. “Maaf…” suar

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   135. TEKAD KUAT

    “Pak, apa Gladys benaran tidak apa-apa?”Tyo berdiri di sisi mobil, memandang Gunawan yang ia antar menuju mobilnya. Pria itu juga pamit pulang lebih dulu karena tidak ada lagi urusan.Sebenarnya sejak tadi Tyo ingin bertanya, tetapi ia canggung karena ada banyak orang bersama mereka. Karenanya, ia memutuskan menemani Gunawan sampai mobilnya.Gunawan menoleh sekilas, menahan pintu mobil yang sudah dibukakan sopir. Pria lebih dari setengah abad itu mengangkat kedua tangannya.“Saya hanya tahu seperti apa yang dia katakan di depan Anda tadi,” jawabnya singkat. “Tidak lebih, tidak kurang.”“Tapi sejauh ini semuanya berjalan lancar, bukan?”“Urusan di kantor sih, lancar. Nak Gladys belajar dengan cepat. Mungkin karena darahnya juga mengaliri darah pebisnis, jadi sudah terbentuk dengan sendirinya. Hanya masih kurang jam terbang saja.”“Oh, tidak-tidak. Menurutku bukan hanya karena mengaliri darah Pak Satrio, tapi ia juga memiliki tekad dan dedikasi tinggi. Kalau cuma genetik, semua keturun

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   134. MALAM AMAL

    “Hai, Gladys.”Suara Tyo terdengar rendah namun jelas. Sepasang mata elangnya menatap Gladys. Bukan tatapan tajam, melainkan tatapan dalam yang sempat membuat Gladys membeku. Seolah kembali ke masa-masa saat tatapan itu begitu hangat dan menentramkan.Gladys terdiam sepersekian detik, jantungnya berdegup lebih cepat. Ia kaget, tak menyangka Tyo akan menyapanya langsung di hadapan banyak orang. Namun ia cepat menguasai diri. Tersenyum tipis, suaranya tenang.“Saya baik. Sangat baik.”Tyo mengangguk pelan, sorot matanya tak terbaca. “Syukurlah. Aku senang mendengarnya. Semoga kamu selalu baik-baik saja.”Kalimat itu singkat, namun bagai palu yang menghantam batin Gladys. Sebelum ia sempat bereaksi lebih jauh, Tyo segera kembali menghadapkan dirinya pada Gunawan.“Pak Gunawan, saya ingin sekali bergabung dengan kalian malam ini. Tapi saya tidak bisa meninggalkan dia sendirian.” Ia menoleh sekilas, menunjuk ke arah Brenda yang tersenyum manis dari mejanya.Gunawan dengan ramah mengangguk.

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   133. SIAPA MERAKA?

    Kaca mobil memantulkan wajah Gladys yang pucat. Jemarinya menekan pelipis yang berdenyut, seolah ingin meredam tekanan yang kian menghantam pikirannya sejak meninggalkan makam ayahnya.Ucapan penjaga makam terus terngiang di telinganya: seorang pria tinggi, selalu mengenakan kacamata hitam dan masker setiap datang ke sana. Identitas yang sama sekali tak membantu, justru menambah teka-teki.Lebih mengejutkan lagi, ternyata bukan hanya pria itu. Dua wanita juga pernah datang. Satu berusia muda, satu lagi lebih tua. Mereka berjongkok lama, berdoa di hadapan nisan Satrio Wiradarma, ayahnya. Penjaga itu mengatakan, mereka datang tidak sesering pria berkacamata hitam, tapi cukup untuk meninggalkan tanda tanya besar di benak Gladys.“Siapa mereka sebenarnya, Pi?” gumamnya pelan sambil menatap keluar jendela mobil. Jalanan pagi yang padat hanya menjadi bayangan kabur di matanya.Ia memijat kening sekali lagi, rasa nyeri seperti menyambar saraf kepalanya. Baru beberapa hari ia kembali ke tanah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status