Share

134. MALAM AMAL

Author: Rosemala
last update Huling Na-update: 2025-09-05 23:56:40

“Hai, Gladys.”

Suara Tyo terdengar rendah namun jelas. Sepasang mata elangnya menatap Gladys. Bukan tatapan tajam, melainkan tatapan dalam yang sempat membuat Gladys membeku. Seolah kembali ke masa-masa saat tatapan itu begitu hangat dan menentramkan.

Gladys terdiam sepersekian detik, jantungnya berdegup lebih cepat. Ia kaget, tak menyangka Tyo akan menyapanya langsung di hadapan banyak orang. Namun ia cepat menguasai diri. Tersenyum tipis, suaranya tenang.

“Saya baik. Sangat baik.”

Tyo mengangguk pelan, sorot matanya tak terbaca. “Syukurlah. Aku senang mendengarnya. Semoga kamu selalu baik-baik saja.”

Kalimat itu singkat, namun bagai palu yang menghantam batin Gladys. Sebelum ia sempat bereaksi lebih jauh, Tyo segera kembali menghadapkan dirinya pada Gunawan.

“Pak Gunawan, saya ingin sekali bergabung dengan kalian malam ini. Tapi saya tidak bisa meninggalkan dia sendirian.” Ia menoleh sekilas, menunjuk ke arah Brenda yang tersenyum manis dari mejanya.

Gunawan dengan ramah mengangguk.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ratna Fitri
Brenda itu ku pikir dia psikiater nya Tyo
goodnovel comment avatar
mendawati ginting
semangat kak thor.. 🦾🦾
goodnovel comment avatar
Iis istiana
pasti ini masalah anak nya jatoh atau menangis mencari ibu nua
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   238

    “Jadi … tidak ada kesempatan lagi untuk kami, Gladys?”Suara Santi pecah di antara jeda panjang yang hanya diisi detak jam dinding dan desau angin dari jendela yang terbuka. Matanya basah, suaranya bergetar, memohon sesuatu yang bahkan ia tahu sudah mustahil.Gladys menatapnya lama, tatapan kosong yang di baliknya tersimpan badai emosi. Ia menggeleng perlahan. “Maaf… aku tidak bisa.” Nada suaranya datar, tapi setiap kata seperti meneteskan darah.“Sejak kecil, yang aku tahu hanya Papi. Hanya dia orang tuaku. Dan sulit bagiku untuk mengubah sugesti itu begitu saja… apalagi setelah melihat rekaman Papi.”Santi menunduk. Bahunya berguncang pelan. Di tepi bibirnya, air mata menggantung, menolak jatuh tapi tak sanggup bertahan. “Ibu mengerti. Tapi Gladys, tolong dengarkan dulu.” Ia menarik napas panjang, mencoba menata suara.“Ibu menyesal atas semua yang terjadi di masa lalu. Ibu bukan lagi Santi yang dulu. Ibu sudah lama berubah. Tidak lagi seperti yang dikatakan ayahmu. Ibu sudah bertob

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   237

    “Gladys, anakku sayang … maaf kalau Papi jadi pengecut karena tidak mampu menceritakan langsung siapa ibumu.”Suara itu parau, tenang, tapi menyimpan luka dalam.Gladys menatap layar besar di depannya tanpa berkedip. Video itu menampilkan wajah ayahnya yang duduk di kursi ruang kerja lamanya. Senyumnya tipis, tapi di matanya tampak sembab yang berusaha disembunyikan.“Ya, Papi memang pengecut,” lanjut suara itu lirih. “Karena Papi tidak sanggup melihat kekecewaan di wajah kamu kalau harus cerita langsung. Makanya Papi merekam ini, Sayang.”Gladys menunduk. Tubuhnya bersandar lemas di sofa. Napasnya berat, wajahnya pucat. Tangannya gemetar.Di sampingnya, Tyo duduk diam, hanya menatap istrinya dengan pandangan penuh khawatir. Tangannya meraih bahu Gladys, menepuk perlahan, mencoba menyalurkan kekuatan.Ia sudah sempat memohon agar Gladys tidak menonton rekaman itu.“Sayang, rasanya kamu tidak perlu memutar itu lagi, bukannya semuanya sudah jelas?” katanya tadi pelan. Tapi Gladys mengge

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   236

    Santi menjerit. Suaranya memecah udara seperti kaca yang dilempar dari ketinggian.Wajahnya merah, matanya membelalak liar saat tangannya tiba-tiba merebut map cokelat dari tangan Gladys.“Cukup!” serunya parau. “Kalian semua jahat! Kalian tega menyakitiku, padahal aku hanya wanita tua yang miskin!”Kertas dan foto-foto berhamburan ke lantai. Gladys refleks mundur, matanya membulat, tak sanggup berkata-kata.Santi memunguti lembaran-lembaran itu dengan tangan gemetar, lalu menatap Metha dengan sorot mata penuh kebencian.“Kau!” tudingnya dengan jari bergetar. “Kau iri padaku, ya?! Kenapa, Metha? Padahal kau punya segalanya. Rumah, uang, anak, dan nama baik! Tapi tetap saja kau haus penghormatan, sampai tega menjatuhkan aku begini!”Metha tidak langsung menjawab. Ia hanya berdiri tegak, matanya memandangi Santi yang histeris, seperti seseorang yang sudah terlalu lama lelah menahan amarah.Tyo tampak tegang di belakangnya, tapi ia tidak bergerak. Ia tahu, ini bukan lagi tentang dirinya.

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   235

    Udara di ruang tamu itu menegang. Tak ada suara selain detak jam dinding yang terasa begitu keras di antara keheningan. Santi berdiri kaku di tempatnya, tangannya meremas ujung selendang yang menutupi leher. Wajahnya tampak tegang, nyaris pucat, tapi hanya Tyo yang menyadari itu.Gladys, yang berdiri di tengah, menatap map cokelat di tangannya. Matanya menatap Tyo sejenak, mencari penjelasan yang tak pernah muncul.“Kuatkan dirimu, Sayang,” ucap Tyo pelan, suaranya dalam namun penuh makna.Semua orang diam. Bahkan napas terasa berat untuk dihela. Hanya tangan Gladys yang bergerak perlahan, membuka penjepit map itu dengan ragu. Suara gesekan kertas terdengar seperti pisau yang mengiris udara.Kening Gladys berkerut ketika membuka map tersebut. Di dalamnya, beberapa lembar foto tua tergeletak rapi. Warnanya mulai memudar, tapi bayangan wajah di sana masih jelas, seolah waktu berhenti di momen itu.Perlahan, ia menarik satu foto paling atas. Seorang perempuan muda berdiri di tepi pantai,

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   234

    Udara pagi di rumah itu terasa berat. Bahkan suara burung yang biasanya riuh di halaman pun terdengar enggan bersenandung. Cahaya matahari yang menerobos tirai tampak redup, seolah ikut menahan napas.Di ruang tamu, sebuah ransel kecil teronggok di samping kursi. Santi dan Susan berdiri di sana, wajah mereka tegang, tangan saling menggenggam, namun di balik tatapan gugup itu terselip keputusan yang tak bisa dibatalkan.Gladys memandangi keduanya dengan ekspresi sulit ditebak. Matanya sembab, lingkar hitam tampak jelas di bawahnya. Tubuhnya lelah, tapi suaranya tetap tenang.“Jadi kalian benar-benar mau pergi?” tanyanya lirih, hampir tanpa intonasi.Santi mengangguk perlahan. “Iya, Gladys. Kami rasa… sudah saatnya. Kami nggak mau jadi beban kamu. Kami juga nggak mau jadi gangguan di rumah tangga kamu. Apa pun yang terjadi antara Nak Tyo dan Susan, biar Tuhan yang menilai.”Susan menunduk. Bibirnya bergetar seolah menahan tangis, tapi air mata itu tak benar-benar jatuh. Dalam hatinya ju

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   233

    Cahaya lembut menembus tirai kamar, jatuh di wajah Tyo yang masih tampak pucat. Seluruh tubuhnya terasa berat, seolah setiap uratnya menolak untuk digerakkan. Kelopak matanya terbuka perlahan, napasnya tersengal sebelum akhirnya teratur. Pandangannya buram sesaat, sebelum akhirnya fokus pada sosok perempuan paruh baya yang duduk di tepi ranjang.“Mama…” Suaranya serak, nyaris hanya berupa bisikan.Metha tersenyum haru, matanya berkaca-kaca. “Kamu sudah sadar, Nak…” katanya pelan, lalu menggenggam tangan Tyo erat-erat. “Syukurlah, kamu sudah sadar.”Namun, bukannya menanyakan keadaannya sendiri, Tyo justru buru-buru menatap sekeliling, mencari sesuatu—atau seseorang. Napasnya memburu lagi, dan dengan suara parau ia berkata, “Gladys mana, Ma?”Metha menatapnya kaget. “Ada, tapi kamu baru sadar. Istirahat dulu. Jangan dulu memikirkan yang lain.”Tyo menggeleng lemah. “Aku harus ketemu Gladys. Tolong panggil dia, Ma. Aku mau bicara.”Nada suaranya memohon. Ada gentar, ada cemas, tapi juga

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status