Share

45. BRAMANTYO AKSARA

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2025-07-01 18:26:10

Gladys mematung. Ucapan Lula barusan menggema di telinganya, memukul kesadarannya seperti palu godam.

"Bramantyo ... Aksara?" gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. Wajahnya memucat, tatapannya kosong, seolah darahnya terkuras dalam sekejap.

Lastri membelalak. "Lula! Cukup!" serunya panik, lalu buru-buru membungkam mulut gadis itu dengan telapak tangannya. Namun, Lula justru semakin menggila, seolah tak ada lagi yang bisa menghentikan amarah yang menggelegak dari hatinya.

Ia menepis tangan Lastri dengan kasar. "Jangan sok melindungi, Bu! Dia memang bodoh, pantas dibohongi!"

Gladys bergeming. Tubuhnya kaku, napasnya pendek. Ia seperti patung hidup, dengan tatapan kosong menembus dinding. Ruangan di sekitarnya seperti meredup, menyempit, menyesakkan dada.

"Kamu tuh naif banget, Gladys!" Lula menjerit tajam. "Diajak hidup melarat, tinggal di rumah reyot, makan seadanya, padahal suamimu itu CEO perusahaan tempat kamu kerja sendiri! Kamu nggak nyadar?!"

Gladys menggeleng pelan. Bibirnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Idatul Ibrahim
semoga Tyo bkn sejahat yg Lula katakan..
goodnovel comment avatar
Davina
semangat ya aku menunggu lanjutannya
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
rasain tuh Lula ntar jangan harap dpt mobil bahkan ga usah dibiayai kuliahnya....ngelunjak sih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   98. PESTA

    Aula pesta itu seperti istana bercahaya. Kristal-kristal menggantung tinggi dari langit-langit berornamen emas, memantulkan cahaya hangat ke seluruh ruangan. Musik klasik mengalun lembut dari panggung mini tempat orkestra memainkan senar dan piano, mengisi udara dengan nuansa elegan. Lantainya mengilap sempurna, mencerminkan siluet para tamu yang lalu-lalang dengan gaun dan jas terbaik mereka.Gladys melangkah pelan di samping Tyo. Gaun berwarna ivory berpotongan sederhana membalut tubuhnya anggun. Kilau lembut dari bahan satin menyatu dengan kelembutan langkahnya. Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helaian dibiarkan terurai, memperlihatkan leher jenjangnya. Satu set perhiasan yang kemarin dibeli, menyempurnakan penampilannya malam ini.Sementara Tyo mengenakan setelan hitam klasik dengan dasi perak. Ia memegang tangan Gladys dengan mantap, seperti ingin memastikan bahwa mereka memasuki ruangan itu sebagai satu kesatuan yang tak bisa digoyahkan.Begitu mereka melangkah melewati

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   97. MUAL

    Begitu pintu mobil tertutup, Gladys buru-buru menutup mulutnya dengan satu tangan dan meremas perutnya dengan tangan yang lain. Wajahnya mendadak pucat, napasnya tersengal, seperti menahan sesuatu yang hendak keluar dari kerongkongan.Tyo yang duduk di sampingnya langsung menoleh cepat. “Gladys? Hei, kamu kenapa?” tanyanya panik. Tangannya segera bergerak memijat tengkuk istrinya dengan lembut, berusaha memberikan kenyamanan di tengah kepanikan yang mulai menyergap.Gladys hanya menggeleng pelan, matanya terpejam rapat. Bibirnya tak mampu mengeluarkan banyak suara, hanya rintihan lirih yang nyaris tak terdengar. Ia berusaha keras menenangkan gejolak hebat yang mengaduk lambungnya.“Aku nggak tahu,” gumamnya lemah. “Tiba-tiba rasanya mual banget...”Tyo segera meminta sopir mengambilkan kotak P3K kecil dari laci dashboard. Begitu disodorkan, ia mengaduk isinya dengan cepat hingga menemukan botol kecil berisi minyak kayu putih. Dengan sigap, ia membuka tutupnya, lalu mengoleskan cairan

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   96. FITTING

    Butik itu harum oleh aroma bunga segar dan parfum mahal yang menyatu dalam keanggunan ruangan. Dindingnya dipenuhi cermin besar dan lampu-lampu yang mengelilingi sekelilingnya, memantulkan bayangan Gladys yang berdiri kikuk di balik tirai beludru biru."Aku nggak mau yang terlalu heboh, Tyo. Yang simpel aja," gumam Gladys, menatap dirinya di cermin saat mengenakan gaun pertama yang diberikan sang desainer.Tyo duduk santai di sofa panjang, satu kaki disilangkan dan ponselnya tergeletak di pangkuan. Pandangannya tak pernah lepas dari tirai yang membatasi ruang ganti.“Kamu tahu kan, ini pesta keluarga besarku. Semua orang penting akan ada di sana. Dan ini perdana aku mengenalkanmu pada khalayak. Aku mau istriku jadi pusat perhatian. Kamu harus tampil paripurna malam nanti.”Gladys menghela napas pelan lalu membuka tirai. Ia melangkah keluar dengan anggun, mengenakan gaun panjang berwarna silver pastel, bertabur payet di bagian dada."Bagaimana?" tanyanya pelan, melirik Tyo melalui pant

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   95. SIKAP MANIS

    “Bintang!” bentak Tyo tajam, tangannya langsung menarik lengan lelaki muda itu dengan kasar. “Kamu pikir kamu sedang di mana, hah? Minta maaf sekarang juga!”Gladys terkejut. Wajah Tyo memerah karena marah. Jemarinya mencengkeram lengan Bintang begitu kuat hingga membuat lelaki itu terpaksa menoleh.Namun bukannya tunduk atau minta maaf, Bintang justru tertawa kecil, penuh ejekan.“Maaf?” gumam Bintang sinis. “Kenapa harus minta maaf? Ayolah, Kak. Jangan sekaku ini, aku tidak sengaja.”“Jangan main-main, Bintang!” suara Tyo meninggi. “Seperti kata Mama, bersikap sopanlah di rumah ini. Apalagi dengan istriku.”Lagi-lagi Bintang mendengus. “Mama?”“Ya, aku tahu kamu sulit dikendalikan. Tapi aku tidak suka sikapmu pada istriku. Cepat minta maaf padanya.”“Aku sudah bilang tidak sengaja, Kak. Kenapa kamu sereaktif ini? Apa kamu mengkhawatirkan sesuatu?”“Kamu….” Tangan Tyo yang mencengkeram baju Bintang tampak bergetar hebat. Wajahnya semakin merah.Gladys yang melihat itu, gegas menghamp

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   94. KENAPA DIA?

    Gladys menutup pintu kamarnya dengan terburu-buru. Napasnya tak beraturan, dadanya berdebar tak karuan. Ia bersandar di balik pintu, menahan tubuh yang nyaris limbung."Apa yang barusan terjadi?" bisiknya sendiri, nyaris tak bersuara.Wajah Bintang yang terlalu dekat, tatapan matanya yang tajam, dan jarak yang nyaris tak ada—semuanya membuat tubuhnya bergetar. Suasana ruang studio yang hening, cahaya temaram yang memantul dari kanvas... Tuhan, kenapa ia harus bertemu orang seperti itu?Kenapa harus Bintang?Kenapa lelaki itu melukis wajahnya? Seolah-olah ia punya hak.Bintang sangat menakutkan.Gladys berjalan tertatih menuju kamar mandi, dan tanpa melepas pakaian sepenuhnya, ia langsung menyalakan shower. Air hangat menyapu kulitnya, tapi tak cukup membilas rasa takut yang melekat di tubuhnya. Setiap tetes yang menuruni wajahnya justru memperjelas bayangan mata Bintang, tangan Bintang, aroma ruangan itu yang khas."Kenapa dia melukis aku? Kenapa dia bisa tahu ekspresi itu?" gumamnya

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   93. BERBAHAYA?

    Jantung Gladys berpacu liar. Dadanya naik turun, napasnya tercekat. Di depannya, Bintang berdiri hanya sejengkal. Sorot matanya tajam, menusuk, seolah menelanjangi seluruh ketakutan yang terpancar dari wajah Gladys. Kakinya gemetar, tapi tak ada ruang untuk mundur. Punggungnya telah membentur tembok dingin bertekstur kasar yang menempel erat pada bajunya."K-ka… kamu mau apa?" bisik Gladys lirih, mencoba mengendalikan suaranya yang bergetar hebat.Alih-alih menjauh, Bintang justru melangkah lebih dekat. Wajahnya maju, cukup dekat untuk membuat tubuh Gladys menggigil dan semakin menempel ke dinding. Aroma cat dan terpentin samar tercium dari tubuh Bintang, menyatu dengan udara ruangan yang dingin dan lembap."Kamu kenapa? Takut?" bisik Bintang pelan, namun suara itu lebih menakutkan daripada teriakan. Tatapannya seperti ingin menerkam, memerangkapnya dalam kebisuan yang mencekam.Gladys menahan napas. Dingin menjalari tubuhnya, meski peluh terus mengalir dari pelipis ke dagu. Ini terla

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status