Share

93. BERBAHAYA?

Author: Rosemala
last update Huling Na-update: 2025-07-29 18:42:19

Jantung Gladys berpacu liar. Dadanya naik turun, napasnya tercekat. Di depannya, Bintang berdiri hanya sejengkal. Sorot matanya tajam, menusuk, seolah menelanjangi seluruh ketakutan yang terpancar dari wajah Gladys. Kakinya gemetar, tapi tak ada ruang untuk mundur. Punggungnya telah membentur tembok dingin bertekstur kasar yang menempel erat pada bajunya.

"K-ka… kamu mau apa?" bisik Gladys lirih, mencoba mengendalikan suaranya yang bergetar hebat.

Alih-alih menjauh, Bintang justru melangkah lebih dekat. Wajahnya maju, cukup dekat untuk membuat tubuh Gladys menggigil dan semakin menempel ke dinding. Aroma cat dan terpentin samar tercium dari tubuh Bintang, menyatu dengan udara ruangan yang dingin dan lembap.

"Kamu kenapa? Takut?" bisik Bintang pelan, namun suara itu lebih menakutkan daripada teriakan. Tatapannya seperti ingin menerkam, memerangkapnya dalam kebisuan yang mencekam.

Gladys menahan napas. Dingin menjalari tubuhnya, meski peluh terus mengalir dari pelipis ke dagu. Ini terla
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Davina
semoga Gladys bisa ke kembali ke rumahnya sendiri
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
sepertinya Bintang pun tertekan di rmh itu..mungkin pernah liat Gladys seblm nikah sm Tyo mangkanya bs lukis wajah Gladys
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
sepertinya bintang anak baik smoga sja ya Thor
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   95. SIKAP MANIS

    “Bintang!” bentak Tyo tajam, tangannya langsung menarik lengan lelaki muda itu dengan kasar. “Kamu pikir kamu sedang di mana, hah? Minta maaf sekarang juga!”Gladys terkejut. Wajah Tyo memerah karena marah. Jemarinya mencengkeram lengan Bintang begitu kuat hingga membuat lelaki itu terpaksa menoleh.Namun bukannya tunduk atau minta maaf, Bintang justru tertawa kecil, penuh ejekan.“Maaf?” gumam Bintang sinis. “Kenapa harus minta maaf? Ayolah, Kak. Jangan sekaku ini, aku tidak sengaja.”“Jangan main-main, Bintang!” suara Tyo meninggi. “Seperti kata Mama, bersikap sopanlah di rumah ini. Apalagi dengan istriku.”Lagi-lagi Bintang mendengus. “Mama?”“Ya, aku tahu kamu sulit dikendalikan. Tapi aku tidak suka sikapmu pada istriku. Cepat minta maaf padanya.”“Aku sudah bilang tidak sengaja, Kak. Kenapa kamu sereaktif ini? Apa kamu mengkhawatirkan sesuatu?”“Kamu….” Tangan Tyo yang mencengkeram baju Bintang tampak bergetar hebat. Wajahnya semakin merah.Gladys yang melihat itu, gegas menghamp

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   94. KENAPA DIA?

    Gladys menutup pintu kamarnya dengan terburu-buru. Napasnya tak beraturan, dadanya berdebar tak karuan. Ia bersandar di balik pintu, menahan tubuh yang nyaris limbung."Apa yang barusan terjadi?" bisiknya sendiri, nyaris tak bersuara.Wajah Bintang yang terlalu dekat, tatapan matanya yang tajam, dan jarak yang nyaris tak ada—semuanya membuat tubuhnya bergetar. Suasana ruang studio yang hening, cahaya temaram yang memantul dari kanvas... Tuhan, kenapa ia harus bertemu orang seperti itu?Kenapa harus Bintang?Kenapa lelaki itu melukis wajahnya? Seolah-olah ia punya hak.Bintang sangat menakutkan.Gladys berjalan tertatih menuju kamar mandi, dan tanpa melepas pakaian sepenuhnya, ia langsung menyalakan shower. Air hangat menyapu kulitnya, tapi tak cukup membilas rasa takut yang melekat di tubuhnya. Setiap tetes yang menuruni wajahnya justru memperjelas bayangan mata Bintang, tangan Bintang, aroma ruangan itu yang khas."Kenapa dia melukis aku? Kenapa dia bisa tahu ekspresi itu?" gumamnya

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   93. BERBAHAYA?

    Jantung Gladys berpacu liar. Dadanya naik turun, napasnya tercekat. Di depannya, Bintang berdiri hanya sejengkal. Sorot matanya tajam, menusuk, seolah menelanjangi seluruh ketakutan yang terpancar dari wajah Gladys. Kakinya gemetar, tapi tak ada ruang untuk mundur. Punggungnya telah membentur tembok dingin bertekstur kasar yang menempel erat pada bajunya."K-ka… kamu mau apa?" bisik Gladys lirih, mencoba mengendalikan suaranya yang bergetar hebat.Alih-alih menjauh, Bintang justru melangkah lebih dekat. Wajahnya maju, cukup dekat untuk membuat tubuh Gladys menggigil dan semakin menempel ke dinding. Aroma cat dan terpentin samar tercium dari tubuh Bintang, menyatu dengan udara ruangan yang dingin dan lembap."Kamu kenapa? Takut?" bisik Bintang pelan, namun suara itu lebih menakutkan daripada teriakan. Tatapannya seperti ingin menerkam, memerangkapnya dalam kebisuan yang mencekam.Gladys menahan napas. Dingin menjalari tubuhnya, meski peluh terus mengalir dari pelipis ke dagu. Ini terla

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   92.

    Gladys mengembuskan napas berat begitu pintu mobil tertutup rapat. Udara dingin dari pendingin ruangan menyapu wajahnya, tetapi tetap tak mampu menghapus panas yang menggelegak di dadanya. Ia menunduk, memejamkan mata, berusaha menenangkan diri.Bayangan semua sikap sok dan ucapan Garnetha tadi kembali bergulir. Luka yang nyaris kering itu kembali bernanah.Namun, luka itu tak sepenuhnya basah, karena Tyo berhasil menampar mereka dengan kenyataan. Masih terbayang jelas wajah shock Garnetha dan dua temannya yang nyaris tak percaya dengan kenyataan barusan."Siapa sebenarnya dia? Kenapa kamu bilang gembel, tapi dia punya blackcard dan kuasa mengusir kita, Garnetha?""Iya, ini memalukan. Kita diusir dari restoran elite! Kenapa kamu bilang dia gembel, Netha?""Kalian berisik! Aku juga nggak tahu! Setahuku dia memang gembel. Hanya mantan pengawal kakak iparku. Mana mungkin dia punya kartu itu!""Tapi kenyataannya seperti itu. Kita bahkan diusir di depan umum. Ini memalukan!""Aku akan lapo

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   91. GEMBEL

    “Keponakanku tersayang bersama suami sampahnya.”Gladys mengangkat kepala pelan, dan dadanya langsung berdegup kencang saat mendapati sosok Garnetha berdiri tak jauh dari mejanya. Bersama dua wanita berpakaian modis, Garnetha tampak sangat menikmati perannya sebagai pusat perhatian. Tatapannya menusuk, bibirnya tertarik ke atas dalam senyum sinis yang memuakkan.“Tidak menyangka bertemu kamu di sini, Nak,” lanjut Garnetha dengan kedua tangan dilipat di dada.Beberapa tamu mulai menoleh ke arah mereka. Suasana restoran yang semula tenang mendadak riuh bisik-bisik. Gladys ingin bangkit, menjawab, setidaknya membela diri, tapi Tyo lebih dulu menangkap tangannya di bawah meja. Cengkeramannya erat, menahan, memberi peringatan halus.“Jangan,” bisiknya cepat. “Jangan rendahkan dirimu ke level mereka.”Gladys mengepalkan rahang. Tapi matanya tak berpaling. Ia tak sudi membiarkan tatapan merendahkan Garnetha terus menyayat harga dirinya.Salah satu teman Garnetha mencondongkan tubuh ke arah m

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   90. TENANG!

    “Aku mau ke sana,” ujar Gladys sambil berdiri.Tyo yang kaget segera meraih pergelangan tangannya. “Gladys, tenang.” Ia berusaha mengajak istrinya kembali duduk.“Ini tempat umum, jangan terpancing, ya. Kamu harus tetap tenang.”“Tenang?” Gladys memekik.“Lihat semua barang yang dia pamerin, Tyo,” lirih Gladys, matanya membara. “Itu dia beli dengan uang hasil rampasan dariku. Dan kamu menyuruhku tenang?"Tyo mengangguk. Tangannya tak melepaskan pergelangan tangan Gladys. Ditatapnya mata sang istri dalam-dalam, mencoba meredakan badai di hatinya.“Aku tahu, Gladys. Tapi ini bukan waktu yang tepat. Kita di tempat umum, Sayang. Ada banyak pasang mata di sini. Jangan permalukan dirimu dengan melakukan hal yang akan menjatuhkan harga dirimu.”“Tapi aku nggak bisa cuma diam.” Gladys menoleh lagi. Suara tawa Garnetha semakin menusuk telinga. “Rasanya sakit melihat perampok tertawa bahagia memamerkan barang rampokannya.”Tyo menarik tangannya, memaksa Gladys menatapnya. “Gladys, lihat aku.”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status