Share

Part 02: Karma Mulai Menyapa

Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal

Part 02: Karma Mulai Menyapa

Sesampainya di hotel, Meli merengek kepada Aryo.

"Sayang, aku mau bulan madu ke danau toba," rayu Meli.

Aryo menghembuskan napas kasar. Baru sampai di hotel perasaannya sudah tidak enak. Dia membuka jas dan meletakkannya di sembarang tempat.

"Kenapa sih harus ke sana?" bentak Aryo. Dia melandingkan bobotnya di atas kursi.

Meli terkejut mendengar ucapan suaminya.

"Biar lebih romantis dan seperti orang orang yang baru nikah."

Meli duduk di atas ranjang dan membuka high heelsnya, kemudian merebahkan tubuhnya. Dia menghembuskan napas dan memejamkan mata sebentar. Satu harian sudah lelah menjadi ratu.

"Aku menikah bukan pertama kali? Jadi, aku harap nggak usah minta bulan madu ke sana. Lagi pula kita sudah sering melakukannya."

Meli langsung berdiri dan menghampiri Aryo.

"Kita sudah sering melakukannya, tapi itu belum ada sama sekali ikatan antara aku dan kamu, Mas."

"Sama saja dan nggak ada bedanya."

Aryo melepaskan dasinya dan membuka kemejanya. Tiba-tiba, Meli menjerit.

"Aw!" teriak Meli sambil menutup matanya dengan telapak tangannya.

Aryo terkejut kenapa Meli teriak lalu geleng-geleng kepala. "Dasar istri aneh!" ledek Aryo.

Aryo pergi melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya karena sudah bau keringat.

"Kalau begitu, besok kamu harus cuti. Biar bisa satu harian bersamaku," ucap Meli sambil memainkan gawainya.

Aryo tidak menghiraukan perkataan istrinya. Suara gemericik air di kamar mandi terdengar jelas. Tiba-tiba, Meli senyum melihat kotak pipihnya.

"Malam ini akan kubuat kamu tidak lepas dari pelukanmu," ucapnya dalam hati.

Tidak berapa lama, Aryo telah selesai mandi. Wajahnya terlihat lebih segar dan menampakan tubuh sixpacknya, karena hanya di balut handuk.

"Kok begong dan diam, Mel?" tanya Aryo.

Meli sibuk dengan gawainya dan tidak mendengar apa yang dikatakan suaminya.

"Meli! Aku sudah selesai mandi. Tolong ambilkan bajuku!" bentak Aryo mulai kesal.

Aryo heran melihat ulah Meli karena lupa kalau dirinya sudah mempunyai istri.

"Aku lagi meng-upload poto ijab qobul kita ke akun instagramku, Mas."

Darah Aryo mendidih seketika, dia tidak menyangka istrinya lebih mementingkan upload poto daripada suaminya.

"Meli! kamu itu sudah menjadi istriku. Kalau nggak mau mengurus aku, bilang saja," amuk Aryo lalu melangkah menuju lemari. Dia mengambil bajunya sendiri. Sementara Meli masih sibuk dengan membaca komentar kawan sosial medianya.

[Akhirnya, Aryo jatuh juga ke dalam pelukanmu. Selamat iya, sudah menjadi istrinya.] komentar pertama dari Ayu sahabatnya waktu SMA.

"Langsung tancam gas buat program dedek.] balas Mery.

[Harus bisa membuat Aryo tunduk kepadamu, agar dia tidak berpaling pada wanita lain. Mbak ikut senang akhirnya menikah juga.] balas Ayu. Dia adalah saudara kandung Meli yang selalu memaksanya agar segera menikah.

"Bangga ya jadi istri ke dua dan segala macam cara dilakukan demi menyingkirkan istri pertamanya.] sindir netizen.

Meli terkejut mendapat komentar menghujat dirinya. Matanya membulat dan tidak berkedip.

[Sabar ya, Bu Santi, pria seperti Aryo telah menyia-nyiakanmu sebagai istri pertamanya. Esok dia pasti menyesal memilih pelakor. Mungkin Meli hanya ingin mengincar harta suamimu saja.] Hujatan paling sadis dari netizen. Dia men-tag akun Santi dan Aryo dengan berani.

Dadanya mulai panas membaca komentar yang bermunculan di akun sosial medianya berwarna ungu.

[Jaga jemarimu ketika mengetik di kolom komentar! Sirik bilang bos!] balas Meli wajahnya memerah.

Tiba-tiba gawainya berdering, ada panggilan telepon. Di layar gawainya tertera 'Mbak Ayu' memanggil.

Aryo sudah selesai memakai baju dan sudah rapi. Dia pergi melangkah menuju pintu ke luar.

Tiba-tiba, Meli bingung antara mau menjawab telepon dari Mbaknya atau menghentikan langkah suaminya.

"Mas!" teriak Meli.

Aryo cuek dan dia membuka gagang pintu.

'Tidak bisa dibiarkan ini,' ucap Meli dalam hati. Dia bringsut dari atas ranjang mengejar suaminya. Ketika melangkah kakinya terpleset dan luruh tersungkur ke lantai. Tubuhnya terhempas, sehingga tangannya terkilir dan gawainya juga ikut jatuh. Rasa sakit lahir di tubuhnya. Namun, Meli tetap bangkit untuk menghalangi langkah kaki suaminya.

"Mas ... Tunggu!" teriaknya lagi.

Aryo berhenti dan memutar tubuhnya menghadap Meli. Suasana hening dan sepi tepat di lorong kamar.

Meli berlari sambil memegang tangannya yan terkilir. Handphone-nya terus berbunyi terdengar jelas dari dalam kamar dan diabaikan olehnya.

"Apa lagi?" tanya Aryo.

"Ta-tanganku terkilir akibat jatuh mengejarmu, Mas,"ucapnya terbata sambil memasang wajah memelas karena rasa ngilu di tangannya.

"Begitu kau sakit dan butuh perhatian suamimu, baru menganggap aku ada. Istri seperti kamu tidak perlu dipertahankan. Mengadu saja kamu pada kawan sosial mediamu. Barang kali mereka bisa bantu," sindir Aryo. Dia pergi meninggalkan Meli.

"Mas! Aku memang salah. Aku harap jangan acuhkan aku."

Meli teriak histeris, tidak ada sama sekali perhatian Aryo pada dirinya.

****

"Mas kenapa terlambat datangnya?" tanya Alia menggoda Aryo.

"Maaf, sayang. Jalan menuju kemari macet. Maklumlah!"

Di tempat berbeda, Aryo sedang memadu kasih dengan perempuan lain. Padahal baru saja dia menikah dengan Meli, istri barunya.

"Tumben ngajak ketemu?" tanya Alia.

"Kangen saja sama wajah seksi dan body-mu yang bahenol," goda Aryo sambil memijit hidung mancungnya.

Sorot mata Aryo memberikan kode kepada Alia.

"Masa? Aku nggak yakin. Biasanya pengantin baru pasti sudah memadu kasih di atas ranjang. Menghabiskan malam pertama sampai pagi menyapa bumi."

Aryo bergeming dan bringsut menyandarkan kepalanya di bahu Alia.

"Kamu kok bahas istri baruku dan malam pertama sih? Aku sudah bosan sama Meli. Sebelum menikah kami sudah sering tidur berdua."

Alia kaget mendengar penuturan Aryo. "Jadi, kamu menikahi Meli ...."

Alia menjeda ucapannya, takut melukai perasaan Aryo.

"Terus apa rencanamu malam ini kalau bosan sama dia?" tanya Alia kembali. Dia mengalihkan perhatian Aryo agar tidak sakit hati mendengar ucapannya yang terjeda.

Aryo menggeleng dan bergelayut manja di bahu Alia.

"Aku harus menaklukkan hatimu, Mas. Nggak apa-apa jadi istri ke tiga," ucap Alia dalam hati.

"Serius?" tanya Aryo. Dia langsung menatap netra Alia. Teringat pada kejadian beberapa bulan lalu.

"Rencanaku mau memadu kasih denganmu seperti yang hari itu sempat tertunda karena ...."

Ponsel milik Aryo, berdering.

"Maaf sebentar, aku menjawab panggilan telepon dulu."

Aryo merogoh saku celananya dan mengambil ponsel yang terus berdering. Terlihat nama Meli di layar, Aryo memutuskan untuk menonaktifkan ponselnya. Agar Meli tidak mengganggu.

"Bagaimana, sayang," ucap Aryo.

Kotak perseginya berbunyi lagi. Aryo merasa kesal. Dia langsung memblokir kontak Meli. Dia tidak mau ada yang mengganggu candle night dinner bersama Alia selingkuhan barunya.

Meli mendengus kesal karena Aryo tidak menerima dua panggilan tidak terjawab. Hatinya semakin dongkol ketika dia mengirim chatt ke kontak Aryo hanya cek list satu dan tidak bisa lagi dia melihat online atau tidaknya Aryo. Poto profil Aryo pun juga tidak terlihat lagi.

"Argh ....!" teriak Meli mengacak-acak rambutnya dan melempar semua barang yang ada di atas nakas.

Bersambung ....

Next?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Mampus kau mely
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status