Share

Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas
Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas
Author: Pemanis Aksara

Part 01: Ijab Qobul

last update Last Updated: 2021-11-12 10:08:25

Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal

Part 01: Ijab Qobul

"Aku terima nikah dan kawinnya Meli Susanti Binti Reno Agussalim dengan mas kawin satu unit mobil seharga lima ratus juta dan lima belas gram emas dibayar tunai."

"Sah."

Ucapan sahabat, terdengar dari para saksi dan tamu undangan yang hadir.

"Alhamdulillah," ucap Pak penghulu.

Doa telah berlangsung untuk mengambil berkah sekaligus mengakhiri akad nikah. Usai sudah doa yang dipandu oleh Pak penghulu.

"Akhirnya aku dan Mas Aryo sah menjadi suami istri. Sebentar lagi aku bakalan kaya. Nggak perlu lagi repot-repot bekerja mencari kemewahan," ucap Meli dalam hati sembari mengulas senyum.

"Sayang, aku berjanji akan membahagiakanmu sampai akhir hayatmu," ucap Aryo sambil mengecup kening Meli.

Tamu undangan, saksi dan Pak penghulu menikmati hidangan yang di sajikan. Masih dalam suasana bahagia, Meli mendengar percakapan tamu undangannya.

"Ternyata suami Meli sudah punya istri dan anak satu. Kok tega ya, dia merebut laki orang," ucap ibu yang berbaju biru sedang antri mengambil nasi.

"Tahu dari mana, Bu?" balas ibu berbaju orange.

"Tahu dari sosial media," balasnya dengan cepat.

Meli langsung tersulut emosi mendengar percakapan tamunya. Dia melangkah cepat menghampiri mereka.

"Jangan menyebar fitnah, Bu! Kalau tidak ada bukti," ucap Meli dengan wajah tidak sedap.

"Aku berkata sesuai dengan fakta. Lagi pula kok bangga poto mesra di upload di sosial media. Padahal sudah tahu laki yang diembat itu sudah menikah dan punya anak satu," jawab ibu berbaju biru.

"Jaga ucapanmu, Bu! Aku itu nikah sama Mas Aryo suka sama suka. Bukan merebut dia dari istri pertamanya."

Suasana semakin panas akibat perdebatan yang alot.

"Coba kamu sebagai istri pertama, sanggupkah menerima kalau dirimu dimadu!"

"Kau semakin lancang, Bu! Pergi kau dari sini!" Amuk Meli sambil mendorong ibu berbaju biru dengan paksa.

Semua mata tertuju pada Meli dan ibu berbaju biru.

"Aw," ucapnya lirih.

"Meli! Apa yang kamu lakukan!" ucap Aryo sedikit geram. 

"Mulut perempuan tua ini sangat lancang. Dia bilang aku itu perempuan perebut laki orang," jawab Meli dengan nada tinggi naik dua oktaf. Dadanya semakin bergemuruh akibat sudah tersulut emosi.

"Kenapa mesti marah! Apa yang dikatakan beliau memang benar, sesuai dengan kenyataan!" jawab Aryo santai.

Mulut Meli menganga atas pengakuan suaminya di depan umum.

"Iya aku adalah istri pertama Mas Aryo."

Pandangan para tamu tertuju pada wanita cantik, yang memakai dress berwarna biru muda. Wanita itu terlihat sangat mempesona, dia adalah -Santi- istri pertama Aryo. Sebenarnya, Santi ingin menghadiri pernikahan kedua suaminya dengan Meli. Namun, terjadi sesuatu di luar dugaan. Sehingga dia terlambat datang ke acara ijab qobul suaminya.

"Tu kan istri pertamanya sudah ngaku. Masih bisa bersilat lidah kalau aku memfitnah?" sungut ibu berbaju biru sambil berdiri. Ia tersenyum bahagia atas kehadiran istri pertama Aryo.

"Dasar pelakor!" ejek ibu berbaju orange sambil melempar sendok ke tubuh Meli. 

Wajah Meli merah padam, menahan emosinya atas ucapan ibu berbaju orange. Tubuh Meli mundur ketika Santi mendekatinya. Namun, tidak bisa jauh karena gaunnya yang terlalu panjang.

"Itu belum seberapa, Meli," bisik Santi tepat di daun telinganya.

"Maksudmu apa?!" Mata Meli membulat sempurna. 

Lalu, Meli mengangkat tangannya, dan diayunkan ke arah wajah Santi. Dengan cepat, ibu berbaju orange menepis tangan Meli. Sedangkan Aryo, diam mematung. Tidak ada yang dia bela.

"Punya otak dan punya hati 'kan? Coba kamu berpikir dengan jernih! Posisikan dirimu sebagai istri pertama, sanggup tidak kamu di madu," ucap Santi sambil menahan bulir bening yang sudah menggenang, agar tidak jatuh. Dia mencoba tegar meskipun hatinya rapuh. 

Meli mendengus kesal. Di hari bahagianya tidak seperti yang dia bayangkan. Lalu, dia memilih mendekati Aryo. 

"Sayang, kamu kok diam saja! Seharusnya, kamu membelaku!" ucap Meli kesal namun, dia bergelayut manja pada lengan Aryo.

"Pelakor tidak tahu malu, dasar perempuan murahan!" hina ibu berbaju orange kembali. 

"Mereka berdua murahan, Bu. Terlebih perempuan ini," balas Santi sambil menunjuk ke arah Meli.

"Kamu menuduhku dan Mas Aryo murahan? Sungguh biadap tuduhanmu itu," jawab Meli sambil senyum mengejek.

"Iya, kamu tidak senang atas tuduhanku itu?" balas Santi dengan lantang.

Tamu undangan sebagian sudah pulang. Ada juga yang menyaksikan perdebatan ini.

Santi sangat menunggu Mas Aryo untuk bersuara. Dia penasaran kepada Aryo apakah memilih dirinya atau Meli yang baru saja sah menjadi istri barunya.

"Seharusnya kamu sadar diri kenapa aku berpaling darimu," ucap Aryo. Tiba-tiba, buka mulut.

"Sadar diri kamu bilang?" balas Santi tidak mau kalah sengit dari suaminya.

"Iya."

Santi terdiam, hatinya tersayat mendengar perkataan suaminya.

"Kamu itu istri yang tidak menarik lagi di mataku. Coba berkaca jika tidak percaya!" Ejek Aryo dengan senyum smirk di wajahnya.

"Tidak menarik kamu bilang? Hanya alasan sepele kamu berpaling," jawab Santi.

"Iya! Setiap aku pulang kerja. Kamu kelihatan tidak menarik. Selalu pakai daster, bahkan ketika aku masuk dan kamu menyambutku, bau keringat yang sangat menusuk hidungku!"

"Lebih baik kamu ceraikan saja istri seperti dia, Mas! Aku saja sebagai perempuan melihat dandanannya merasa jijik," ucap Meli sengaja memancing emosi, Aryo.

Dia melangkahkan kakinya menghampiri Aryo dan bergelayut manja di tubuhnya. 

Tiba-tiba, Aryo mencium kening Meli. Ia sengaja membuat Santi agar terbakar api cemburu. Mereka berdua sudah berhasil menyingkirkan Santi dan sudah tersisih dari pelukan suaminya.

"Kamu sabar Santi! Jangan terpancing dengan perbuatan Mas Aryo yang telah mengkhianatimu," ucapnya dalam hati. Dia mencoba menghibur dirinya sendiri.

"Santi! Kamu harus berani menerima kenyataan. Aku dan Mas Aryo sudah menikah. Oh iya, aku dan Mas Aryo akan satu atap bersamamu," ledek Meli. Dia mengukir senyum tipis.

"Kamu kira suatu saat nggak bakalan menerima karma dari perbuatanmu," balas Santi dengan santai. Dia mencoba tenang dan tidak terbawa suasana.

"Tidak ada karma dalam hidup ini. Hari gini masih percaya karma, maaf aku tidak yakin mitos serperti itu," jawab Meli.

"Sayang ayo kita pergi dari tempat ini. Aku sudah muak melihat wajah istriku yang sudah tidak menarik lagi. Lebih baik kita pergi ke hotel untuk bulan madu," ajak Aryo.

Mereka berdua pergi meninggalkan Santi sendirian. Dia belum percaya menerima kenyataan pahit yang baru saja terjadi.

Bersambung ....

Next?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Sama2 bangsat, sabar santi karma itu nyata
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 57: Tamat

    Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56C

    Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56B

    Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56A

    Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55E

    Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55D

    Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status