Share

orang nagih

Seperti biasanya, aku berjualan dari rumah ke rumah hingga titik terakhir di sekolah. Kali ini, sengaja aku berjalan dengan pelan agar di sekolah tak harus menyisakan banyak dagangan. Aku berharap hari ini jualanku laris, aku sudah tak sabar untuk membeli hape android yang mungkin bisa membantuku menelpon kakak di seberang desa agar tahu kabar masing masing.

Nasib punya kakak laki laki semua. Aku nggak berani cerita nestapaku. Bang Hadi, Bang Cakra dan Bang Angga adalah kakak kakak yang sigap kapan saja akan mendatangi rumah mertuaku jika sampai aku diperlakukan tak baik di sini. Kami memang bukan orang kaya, tapi aku merasa semua saudaraku waras semua. Di antara kami semuanya saling tolong menolong, bahkan saat acara resepsi pernikahanku, semua yang membayar adalah abang abangku.

“Mbak Nina,” panggil Bu Waluyo dengan terburu buru.

“Iya, Bu. Mau beli sempol?” tanyaku antusias. Biasanya Bu Waluyo yang paling senang icip icip, meski hanya beli satu atau dua tusuk saja tapi sudah alhamdu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marimar
wah wah.. emang dasar mertua durjana. gaya elit, ekonomi syulit ...
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status