Share

Bab 24

Author: HierzhaThree
last update Last Updated: 2025-06-01 10:00:56

"Hera, antarkan ibu ke kontrakan Ratna yuk. Ibu mau tanya masalah sertifikat rumah," ajak Bu Rodhiah.

"Memangnya ibu tahu kontrakan Mbak Ratna dimana?" tanya Hera.

"Tadi Bu Wiwin cerita, katanya Ratna ngontrak di Jalan Sawo, rumah yang paling depan, pinggir jalan. Rumah warna putih coklat. Ayo, Her."

"Memangnya harus malam ini juga Bu? Aku capek.”

"Kalau siang, kamu kan kuliah. Makanya malam-malam gini. Ayolah Her. Ibu takut sertifikat ibu ternyata Ratna gadai, terus dia tidak bisa bayar. Nanti rumah ini juga yang disita," ujar Bu Rodhiah.

Dengan rasa malas, akhirnya Hera mau mengikuti permintaan ibunya. "Oke.”

"Kamu perginya pakai mobil aku aja. Sudah malam ini, kasihan Dede bayi dalam perutmu," ujar Alvin keceplosan.

Bu Rodhiah yang hendak menutup pintu kamar Hera menjadi tertunda, dan membuka pintu kamar lagi. "Kamu sedang hamil Her?"

Hera langsung menoleh ke arah pintu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kubayar Setiap Tetes Kesedihan Ibuku Dengan Kesuksesan   Bab 29

    "Bisa nggak sih kalian kalau ngomong itu yang baik-baik?" tanya Andini kemudian turun dari motornya. "Kenapa mulut kalian itu mudah sekali bicara yang jelek-jelek? Atau memang ajaran ibu kalian seperti itu?""Maksud kamu apa? Kamu menghina ibuku?" tanya Linda."Loh, aku kan cuma tanya. Memangnya salah?" tanya Andini. "Memang kalian satu keluarga begitu kan? Setiap bertemu denganku dan ibuku selalu menghina. Padahal kita sudah tidak satu rumah lagi, tapi kalian tetap saja mengganggu kami.""Memang kalian pantas untuk dihina. Kalian kan maling uang ibuku!”"Maling uang ibumu? Anda yakin yang maling uang nenek itu ibuku, bukan suamimu?" tanya Adini dengan senyum tipis."Kamu menuduh suamiku yang mencuri? Dasar anak nggak tau malu!" Linda hendak menampar Andini, namun Andini segera menampik tangan Linda."Kamu mau menamparku? Atas dasar apa? Memangnya kamu yang memberi makan aku, atau kamu yang membiayai sekolahku?" tanya Andini melepaskan tangan Linda dengan keras."Kamu memang sama kura

  • Kubayar Setiap Tetes Kesedihan Ibuku Dengan Kesuksesan   Bab 28

    “Firda, nanti antar Mamah ya,” pinta Linda pada anaknya yang baru saja keluar kamar.“Kemana?” tanya Firda.“Mamah mau daftar di warung makan depan pacific Mall. Kata ayah kamu, disitu sedang butuh orang. Warung makan baru.”“Mamah mau kerja?” tanya Firda.“Iya,” jawab Linda singkat.“Betul lah, daripada Mamah di rumah cuma rebahan, main ponsel. Mending kerja, dapat uang,” ujar Firda seenak hati.“Jam berapa Mah?” tanya Firda.“Jam 11 an lah. Mamah mau bantu Nenek dulu di toko,” jawab Linda.“Aduh, kalau jam segitu kayaknya nggak bisa deh Mah. Soalnya aku sudah ada janji dengan teman-teman mau nonton,” tolak Firda.“Kamu mau nonton? Memangnya kamu punya uang?” tanya Linda pada anaknya.“Minta Mamah lah,” jawab Firda enteng.“Kamu ini bisanya minta-minta doang, tanpa tahu orang tua punya uang apa nggak.”“Kalau itu sih

  • Kubayar Setiap Tetes Kesedihan Ibuku Dengan Kesuksesan   Bab 27

    "Sayang, kenapa nggak masuk-masuk?" tanya Alvin sambil berjalan menghampiri istrinya yang masih mengobrol dengan Andini, lebih tepatnya sedang menghina Andini."Ini lagi ngobrol sama anak maling," jawab Hera."Anak maling? Siapa?" tanya Alvin yang sudah berdiri disamping istrinya."Itu," jawab Hera dengan memonyongkan mulutnya ke arah Andini."Mas, itu makanan dari Bu Kori. Katanya buat semua karyawan, termasuk mas Alvin," ucap Andini."Oh iya, terimakasih," jawab Alvin singkat."Bu Kori itu siapa?" tanya Hera pada Alvin."Bu Kori? Eh itu anu, orang tua temanku," jawab Alvin.Andini yang mendengar hanya bisa tersenyum. Suami istri sama saja. Satunya pembohong, satunya sombong. "Oh...aku kira siapa. Terus ngapain dia antar makanan untuk karyawan?" tanya Hera lagi.Alvin melirik ke arah Andini, ia tidak enak jika menjawab didepan Andini."Kita bahasnya di dalam aja yuk Sayang," ajak Alvin."Kamu masuk dulu deh, Sayang. Aku masih ada urusan dengan anak ini," ucap Hera."Jangan lama-lama

  • Kubayar Setiap Tetes Kesedihan Ibuku Dengan Kesuksesan   Bab 26

    Karena Linda takut Bu Rodhiah ketemu debt collector tersebut, yang tidak mau pergi jika Linda tidak membayarnya, dengan terpaksa Linda meminjam uang ke Bu Rodhiah."Akhirnya pergi juga," gumam Linda.Tiba-tiba Anisa keluar dari kamarnya lagi dan duduk disamping Linda."Ehm!" Anisa berdehem."Ehem!" Anisa berdehem kedua kalinya dengan suara yang lebih tinggi."Kamu kenapa sih Mbak?" tanya Linda menoleh ke samping."Nggak apa-apa. Tapi, aku tahu satu rahasia Lin," jawab Anisa dengan senyum-senyum sendiri."Rahasia apa?""Siapa yang mengambil sertifikat rumah ini," jawab Anisa santai.Uhuk! Linda tersedak saat Anisa mengucap masalah sertifikat rumah. "Maksud Mbak Anisa apa?" tanya Linda."Sudah lah Lin, nggak usah menutupi lagi. Aku tahu kok, tadi yang datang itu debt collector yang mau menagih uang setoran cicilan pinjam Robi kan?" jelas Anisa panjang lebar."Mbak Anisa menguping?" tanya Linda dengan nada kesal."Menguping? Maaf ya, aku bukan orang yang suka menguping.""Terus?""Laki-

  • Kubayar Setiap Tetes Kesedihan Ibuku Dengan Kesuksesan   Bab 25

    "Kamu kenapa Firda? Pulang-pulang manyun gitu," tanya Hera.Firda membuang tasnya sembarang kemudian duduk."Aku tuh kesel banget sama Andini," jawabnya."Andini? Memangnya kenapa dengan Andini?" tanya Hera penasaran.Firda pun menceritakan kejadian saat dirinya ketemu Rio, alumnus sekolahnya yang Firda taksir."Hahahaha! Jadi kamu kalah sama Andini.”"Apaan sih Tante. Bukan kalah! Ini belum berakhir, ini baru permulaan. Lihat aja ya, aku pasti bisa mendapatkan Rio," ucapnya dengan penuh percaya diri.Linda yang baru saja keluar dari kamarnya, mendengar anaknya menyebut nama seorang cowok. "Belajar yang benar, nggak usah pacar-pacaran.""Siapa yang pacaran sih Mah? Orang cuma pengin dekat aja kok," jawab Firda."Pokoknya Mamah nggak mau ya, kamu pacaran dulu. Sekolah yang pintar, biar bisa kuliah dengan beasiswa.”"Ih Mbak Linda mah kolotan. Ana

  • Kubayar Setiap Tetes Kesedihan Ibuku Dengan Kesuksesan   Bab 24

    "Hera, antarkan ibu ke kontrakan Ratna yuk. Ibu mau tanya masalah sertifikat rumah," ajak Bu Rodhiah."Memangnya ibu tahu kontrakan Mbak Ratna dimana?" tanya Hera."Tadi Bu Wiwin cerita, katanya Ratna ngontrak di Jalan Sawo, rumah yang paling depan, pinggir jalan. Rumah warna putih coklat. Ayo, Her.""Memangnya harus malam ini juga Bu? Aku capek.”"Kalau siang, kamu kan kuliah. Makanya malam-malam gini. Ayolah Her. Ibu takut sertifikat ibu ternyata Ratna gadai, terus dia tidak bisa bayar. Nanti rumah ini juga yang disita," ujar Bu Rodhiah.Dengan rasa malas, akhirnya Hera mau mengikuti permintaan ibunya. "Oke.”"Kamu perginya pakai mobil aku aja. Sudah malam ini, kasihan Dede bayi dalam perutmu," ujar Alvin keceplosan.Bu Rodhiah yang hendak menutup pintu kamar Hera menjadi tertunda, dan membuka pintu kamar lagi. "Kamu sedang hamil Her?"Hera langsung menoleh ke arah pintu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status