Share

Diterima bekerja

Penulis: SararrhJ
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-21 23:27:13

Aidan menuju kekamar, ia ingin beristirahat. Namun mendapati Alesya sudah tertidur pulas, "Dia selalu saja, tidur seperti kelinci!" gumam Aidan hingga Senyumnya terpancar seketika. 

Aidan duduk menyendiri dibalkon, ia mengingat kejadiaan saat dikantor. Bahwa ia akan mendapatkan tugas keluar negeri atas apresiasi proyek yang telah ia kerjakan. Ia berpikir bagaimana akan mengatakannya kepada Alesya. 

Pagi telah memancarkan cahayanya, Aidan telihat terburu-buru kekantor. Alesya yang masih berbaring ditempat tidur, mendapati dasi yang dikenakan Aidan belum rapi, ia bangkit menghampiri Aidan dengan tampilan acak-acakan, ia menoleh kearah dada Aidan. 

"Ada apa? Kenapa melihat dadaku!" tanya Aidan kebingungan sembari menutup dadanya. 

"Badanmu, tolong menunduk sedikit." perintah Alesya setengah mengantuk. 

Aidan yang seperti terhipnotis, langsung menunduk seketika, dengan wajah yang masih bingung.

Alesya merapikan dasi yang dikenakan Aidan, "Kau ini! Masa memakai dasi masih belum bisa juga," ucap Alesya yang seperti ocehan. 

Setelah selesai ia tersenyum mendongakkan kepalanya kearah Aidan. Sebab, tinggi Alesya sebahu Aidan, padahal Alesya termasuk sangat tinggi sekitar 170cm sedangkan Aidan 185cm.

Aidan bergeming atas perlakuan Alesya yang sudah tidak pernah ia dapatkan, "Tumben sekali, biasanya kau tidak perduli dengan penampilanku!" lontarnya sedikit canggung. 

"Kau!! Kebetulan mataku melihatnya, kalau tidak mana sudih aku merapikan dasimu." ucapnya sambil menunjuk dada Aidan. 

"Baguslah... hanya sebatas itu." Lalu Aidan mengawaskan tangan Alesya seketika, ia berangkat kerja tanpa berpamitan. 

"Baguslah! hanya sebatas itu!" ucap Alesya mengerucutkan bibirnya, seraya mengikuti nada bicara Aidan, "Pikirnya aku ingin melakukan itu, yang benar saja." Umpatnya kembali sambil mengoceh. 

Aleysa mendapatkan pesan dari Misami, "Malam ini kau harus pakai kostum Halloween, aku akan mejemputmu pukul 8 malam." Isi pesan tersebut.

"Ini pasti seru! Sudah lama sekali aku tidak keacara seperti itu. Baiklah kali ini aku akan melupakan sibrengsek Aidan." gumamnya tersenyum getir. 

Tak berapa lama, Alesya medapatkan notifikasi email dari tempat ia melamar pekerjaan. Mata Alesya melotot tiba-tiba, "Apa ini sungguh! Aku tidak sedang bermimpikan?" Kata Alesya, yang lalu melompat kegirangan.

Yang ternyata Alesya diterima dipekerjaan perusahaan yang telah ia daftarkan. 

***

Aidan sedikit agak telat, masuk kekantornya. Ia juga tampak mengumpulkan berkas-berkas yang telah disiapkan, lalu menuju keruangan Morin. 

TOK TOK TOK! 

"Masuklah!" ujar Morin dari dalam. 

"Ini ada beberapa kertas, perlu tanda tangan Bos." Lapor Aidan dengan menundukkan kepalanya. 

Morin menatap Aidan dengan penuh arti sambil tersenyum, "Bagaimana? apa kau akan menerima tawaran pekerjaan tersebut Tanyanya penasaran. 

"Saya tidak akan pergi!" jawab Aidan tidak bergeming. 

"Apa isterimu tidak memberi izin?" Morin bertanya kembali seraya mengangkat alisnya sebelah. 

"Saya baru saja berkumpul dengan kedua orangtua saya, jadi saya ingin bersama mereka lebih lama lagi," dalih Aidan agar tidak menyinggung Bosnya. 

"Oh.. Baiklah, lagipula aku juga tidak akan pergi!" jawab Morin sedikit kecewa. 

"Baiklah kalau begitu, saya undur diri!" pamit Aidan dengan wajah datar. 

Pupus sudah harapan Morin, padahal ia sudah membayangkan ketika berduaan bersama Aidan. Namun itu cumalah khayalan semata, ia hanya tersenyum kecut saat menyaksikan Aidan keluar dari ruangannya. 

***

Grey terlihat tengah memegang selembaran kertas, yang ternyata Biodata Alesya. Ia teralihkan dengan Status pernikahan dimiliki Alesya, "Dia masih muda ternyata sudah menikah!" celetuknya dengan senyum sinis menatap kertas yang ada ditangannya. 

Grey mengangkat telepon yang sedari tadi ia abaikan, terlihat sudah banyak panggilan, dengan rasa enggan Grey mengangkat  telepon tersebut. 

"KAU!! Kejam sekali, mengabaikan pangggilan sahabatmu yang tampan ini! "gerutu Dino dengan suara nyaringnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam berdua bersama Morin!

    Pelan-pelan dia membuka pintu, tapi tidak ada satupun orang diruang tamu. “Syukurlah tidak ada nenek tua itu disana!” batin Alesya merasa lega. lalu menapakkan kakinya dianak tangga menuju kamarnya.“Akh lelah sekali...” Alesya merasa lega setelah membaringkan tubunya dikasur. Bahkan ia tidak sadar bahwa Aidan belum juga pulang.***Morin telah selesai memasak, dia menarik lengan Aidan agar mengikutinya keruangan makan. “Taraa... Lihat semua ini makanan kesukaanmu,” imbuhnya menunjukkan kearah meja, hidangan yang sudah tertata rapi bak restoran bintang 5. Disitu ada lobster lada hitam, Chicken teriyaki, tumis sayur, dan juga curry rice. Semua adalah makanan kesukaannya Aidan.Aidan terperangah seaka tidak percaya saat melihat hidangan yang tampak lezat itu selesai hanya dalam 30 menit. Melihat itu perutnya secara almiah mengeluarkan bunyi.Krukk!Morin mendengar suara perut Aidan yang sudah memberontak membuat perempuan itu tertawa geli. “Kelihatannya perutmu sudah keroncongan, langsu

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Perlahan tapi pasti!

    Setelah makan siang bersama Morin. Tampak Aidan tengah mengetik dilaptotnya dengan serius. Ia seketika teringat omongan kekasihnya Morin bahwa Direktur mereka ingin mengadakan kerja sama antara perusahaan yang berada disamping kantor mereka. Aidan tahu jika kantor tersebut tempat Alesya bekerja. Jadi ia ingin menolak, tapi direkturlah yang langsung menunjuk orang yang ikut dalam bisnis itu, dan nama Aidan ada tercantum dengan jelas disecarik kertas pengumuman. Kini Aidan hendak pulang, ia juga membereskan segala yang berserakan dimeja. Dan setelah sampai diparkiran yang tampak tidak ada orang itu, Morin tiba-tiba saja mengetuk kaca mobil Aidan.Tok, tok, tok! Aidan menurunkan kaca mobilnya. “Ada apa Bu?” tanya Aidan yang masih belum beranjak keluar dari mobilnya. “Panggil Morin! Karena ini sudah diluar jam kerja. kamu menyebalkan sekali, ” rengek Morin manja merungutkan bibirnya.“Hehehe maksud saya Morin,” balas Aidan tersenyum kepada kekasihnya tersebut.“Hmmmm... Ngomong-ngomong

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Ternyata bos ku orang baik!

    “Akhirnya selesai,” Alesya menyelonjorkan punggungnya dikursi tempat kerjanya. “Akh, pinggang ku sakit sekali!” keluh Alesya yang kesal akibat Aidan yang sangat ganas tadi malam, membuat pinggang-nya seperti akan patah.Misami mengirim pesan kepada Alesya {Apakah kamu baik-baik saja?} Isi pesan sahabatnya tersebut.“Aku tidak baik-baik saja,” gumam Alesya yang langsung menelepon Misami. [Halo Mi!]“Hmm Ada apa?” sahut Misami dengan suara serak tampak seperti baru bangun.“Apakah kamu pulang dengan selamat?” tanya Alesya untuk memastikan keadaan sahabatnya itu setelah kejadian semalam.“Tentu saja, jika tidak bagaimana aku bisa mengangkat telepon darimu, kamu berharap aku tewas gara-gara pukulun pria brengsek yang tak seberapa itu?” seloroh Misami tertawa lu. Agar sang sahabat tidak khawatir.“Syukurlah, kukira kamu mendapatkan luka serius setelah pukulan itu. Kamu tahukan tenaga Pria itu sangat kuat. Leher ku saja masih berbekas! Ah andai saja aku punya kekuatan sudah kuhabisi dia, ”

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Terus terbayang wajahmu

    Aidan duduk memutar-mutarkan kursi tampak isi pikirannya masih terbayang-bayang akan malam yang panas yang telah dilakukannya bersama Kena. “Sial, bisakah aku tidak memikirkan hal itu lagi,” decihnya kesal. Namun lagi-lagi pikirannya malah mengingat saat Alesya memberikan ciuman panas untuknya. Dan hal itu sukses membuat wajah Aidan menjadi merah padam dengan hanya mengingatnya saja. “Aakh.. Bagaimana ini, aku bisa gila!” Aidan mengacak-ngacak rambutnya seolah pikirannya sedang bercabang-cabang.Untung saja Zellius sang sahabat datang menemuinya. “Kamu sudah jadian dengan bu Morin?” bisik lelaki itu seraya melirik disekelilingnya agar tidak ada orang yang mendengar.“Sudah,” dijawab Aidan dengan tampang bak benang kusut.“Tapi kenapa wajahmu seperti orang yang tidak gajian satu bulan,” tanya Zellius yang tampak bingung.“Aku hanya lelah saja sehabis mengerjakan tugas yang menumpuk,” dalih Aidan menunjukkan kertas-kertas yang sudah tersusun rapi.“Hei... kamu sangat beruntung tahu! Lih

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Tertampar oleh sebuah kenyataan

    Ia melirik perlahan kesamping kanan menyipitkan matanya, memastikan pria mana yang telah melakukan malam yang penuh gairah dengannya. Alis mata Alesya terangkat keatas bersamaan bola matanya menjadi terbuka lebar seperti akan melompat saat tahu bahwa Aidan lah yang telah melakukannya. “Apa yang terjadi disini?” gumanya seraya mengingat-ingat kejadian tadi malam. Dan dia semakin menjadi gelisah saat sudah mengingat bahwa dia yang telah melemparkan diri kepelukan Aidan dan memaksanya melakukan kehendaknya. “Memalukan sekali!” lontarnya tidak percaya lalu mengacak rambutnya. Bukan Alesya saja yang kaget, Aidan yang sedari tadi telah bangun malah malu untuk membuka matanya. “Bagaimana aku bisa keluar dari sini?” ucap batinnya mencari kalimat yang pas untuk menjelaskan. Aidan sengaja menggerakkan tubuhnya berpura-pura bahwa dia baru saja terbangun. Glek. Alesya spontan kembali berpura-pura tidur. Menarik selimut untuk menutupi seluruh tubunya. Sehingga tidak sengaja tubuh polos Aidan te

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam penghubung

    Aidan telah berada didepan kamar, ia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban dari dalam, ia membuka handle perlahan. Namun tidak ada Alesya didalam. “Dia belum pulang juga?” gumam lelaki itu melirik jam tangannya. “Padahal sudah larut malam!” lanjutnya sembari berganti pakaian. Grey tampak sungkan mengantar Alesya kedalam, ia takut akan disalahpahami seperti malam itu. Padahal dia sudah berada didepan rumah Alesya dan tinggal membawa masuk. “Hey bangun!” panggilnya menjawil bahu Alesya yang sedikit bergerak. Kelopak mata Aleysa terangkat perlahan, matanya berputar dan masih setengah sadar diakibatkan alkohol. “Mana Pria jalang tadi?” racaunya dengan mata menyipit. “Dia sudah babak belur! Ini sudah didepan rumahmu, beristirahatlah,” pintanya membukakan sabuk pengaman Alesya. Grey membukakan handle disebelah Alesya dengan lebar agar Aleysa keluar dengan nyaman. “Pelan-pelan jalanya, Aku tidak bisa mengantarmu sampai didepan pintu, Suamimu akan salah paham!” ucapnya yang dijawab Alesya den

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status