Share

Tidak sengaja bertemu

Author: SararrhJ
last update Last Updated: 2022-03-17 14:45:25

Aidan tampak tersenyum mendengar perkataan yang terlontar dari Alesya. Ia pun mulai berpikir bahwa Aidan sangat setuju apa yang telah dikatakannya.

“Oh.. Teman ya, kenalin saya bos Devisi Aidan panggil saja morin!” ucapnya seraya mengulurkan tangannya, dengan senyum ramah.

“Saya Alesya Keiko! biasa dipanggil Alesya.” Sambungnya menjabat tangan yang telah diulurkan Morin dengan senyum sedikit kaku.

Tiba-tiba Aidan menerima telepon dari teman kantornya, “Baiklah saya akan segera kesana!” jawabnya tanpa terdengar suara dari sipenelpon.

“Ada apa?” tanya Morin langsung.

“Ini, Zelius menyuruh segera kekantor sebab, ada urusan yang harus ditangani!” balasnya menatap Morin. 

Alesya yang menyaksikan mereka sedang mengobrol santai, membuat Alesya seperti tidak terlihat diantara mereka.

“Kami pergi dulu!” ucapnya kepada Alesya dengan nada datar.

Morin yang hanya menunduk dengan senyum ramahnya, ikut berpamitan kepada Alesya.

Mereka lalu beranjak meninggalkan Alesya. Yang sedang menatap jauh mereka berjalan berdampingan, punggung mereka tampak bersentuhan. Membuat Alesya berdecak kecal, “Dasar, Aidan bajingan tukang selingkuh!” gerutunya sambil berjalan.

Alesya tidak segera pulang, ia singgah ke restoran milik Misami, ia duduk dan merebahkan kepalanya dimeja dengan lesu.

“Bukannya pulang, malah mampir kesini! nanti buk Mutia mencemooh mu baru tahu rasa!” ujar Misami lalu menyodorkan air putih kepada Alesya.

Alesya kembali keposisi duduk tegak, ia menyambar minum dari tangan Misami. Langung meneguknya hingga tersisa setengah.

“Kau tidak tahu saja, aku ini lagi stres tahu. Makanya mampir!” Beritahu Alesya dengan tidak bersemangat.

“Apa terjadi sesuatu?” tanya Misami mengangkat alisnya sebelah.

“Kau mau dengar tidak cerita tentang kesialanku?” ucapnya, yang membuat Misami penasaran.

“Apa cerita tentang suamimu?” terka Misami langsung.

“Kau salah! Ini tentang temanmu si Grey,” dalih Alesya, yang sebenarnya ingin menceritakan tentang suaminya, namun tidak jadi. Aleysa menarik nafasnya lalu menyambung perkataannya kembali, “Ternyata, sibrengsek itu adalah direktur tempat aku melamar bekerja!”

“Bukankah itu bagus!” sela Misami.

“Bagus apanya, kau tahukan dia itu freak!” Kelakar Alesya dengan wajah masam.

“Kau tidak boleh begitu, Grey itu sebenarnya orang baik! kau saja belum terlalu mengenalnya,” bela Misami mencoba mendamaikan mereka. 

“Kau... Aah sudahla, aku mau pulang!” Decihnya semakin kesal, akibat Misami lebih membela Grey. Alesya berjalan Melenggang kearah pintu keluar untuk segera pergi.

“Padahal sudah menikah, tapi kelakuan seperti bocah Sd!” gumam Misami tersenyum simpul.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, Alesya membuka pintu perlahan, tidak melihat ada siapapun disana. Ia masuk dengan ringan kaki, terpancar kelegaan diraut wajah Alesya. 

"Syukurlah, mereka belum pulang juga." batinnya. 

Alesya memasuki kamarnya lalu menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia mendapatkan pesan dari Aidan, "Malam ini, kami sekeluarga sedang makan diluar! kau boleh pergi bersama temanmu." Isi pesan tersebut. 

"Apa aku ini tidak keluargamu?" Alesya berbicara sendiri menatap ponselnya, dengan raut wajah kecewa. Alesya sudah lelah, ia tidak memperdulikan lagi isi pesan Aidan. Ia pergi berendam dibak mandi, setelah selesai ia pun tidur dengan rasa panas meruak ditubuhnya. 

***

Orangtua Aidan memboyong mereka ke Restoran mewah.Terdapat diatas meja hampir penuh dengan makanan lezat dan mahal. Aidan menyantap makanan dengan lahap, ia belum pernah ketempat seperti ini lagi, setelah menikah dengan Alesya. 

"Tambah lagi! Ini kan, ikan kesukaan kamu." Buk Mutia menyodorkan makanan kepada Aidan dengan senyum riang.

Aidan tersenyum, "Terimakasih. Mama juga harus makan yang banyak!" pintanya dengan manja. 

Ayahnya yang melihat tingkah laku kedua orang yang ia sayangi hanya tersenyum bahagia, akhirnya keluarganya dapat berkumpul kembali. 

"Aidan sayang, sesekali kamu ajak Maisan dong menonton! Besok kebetulan film kesukaannya akan diputar." Harap buk Mutia dengan raut wajah memohon. 

"Baik Ma, besok Aidan juga akan mengajak Alesya sekaligus." jawab Aidan setuju. 

"Tidak perlu! Alesya sama mama saja besok ikut serta keacara keluarga, sekaligus mengenalkannya dengan lainnya." dalih buk Mutia agar Aidan setuju. 

Maisan tampak terlihat tersenyum simpul, dan menundukkan pandangannya. 

"Iya pergi saja! kesiankan Maisan datang jauh-jauh dari luar negeri, namun tidak pernah keluar sama sekali," timpal pak Lutfi meyakinkan Aidan. 

Aidan menghelakan nafasnya, "Baiklah ma, Aidan setuju," pungkasnya dengan sedikit tidak rela. 

Mereka larut dalam suasana yang mereka rasakan, hingga berbincang-bincang dan sesekali tertawa. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam berdua bersama Morin!

    Pelan-pelan dia membuka pintu, tapi tidak ada satupun orang diruang tamu. “Syukurlah tidak ada nenek tua itu disana!” batin Alesya merasa lega. lalu menapakkan kakinya dianak tangga menuju kamarnya.“Akh lelah sekali...” Alesya merasa lega setelah membaringkan tubunya dikasur. Bahkan ia tidak sadar bahwa Aidan belum juga pulang.***Morin telah selesai memasak, dia menarik lengan Aidan agar mengikutinya keruangan makan. “Taraa... Lihat semua ini makanan kesukaanmu,” imbuhnya menunjukkan kearah meja, hidangan yang sudah tertata rapi bak restoran bintang 5. Disitu ada lobster lada hitam, Chicken teriyaki, tumis sayur, dan juga curry rice. Semua adalah makanan kesukaannya Aidan.Aidan terperangah seaka tidak percaya saat melihat hidangan yang tampak lezat itu selesai hanya dalam 30 menit. Melihat itu perutnya secara almiah mengeluarkan bunyi.Krukk!Morin mendengar suara perut Aidan yang sudah memberontak membuat perempuan itu tertawa geli. “Kelihatannya perutmu sudah keroncongan, langsu

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Perlahan tapi pasti!

    Setelah makan siang bersama Morin. Tampak Aidan tengah mengetik dilaptotnya dengan serius. Ia seketika teringat omongan kekasihnya Morin bahwa Direktur mereka ingin mengadakan kerja sama antara perusahaan yang berada disamping kantor mereka. Aidan tahu jika kantor tersebut tempat Alesya bekerja. Jadi ia ingin menolak, tapi direkturlah yang langsung menunjuk orang yang ikut dalam bisnis itu, dan nama Aidan ada tercantum dengan jelas disecarik kertas pengumuman. Kini Aidan hendak pulang, ia juga membereskan segala yang berserakan dimeja. Dan setelah sampai diparkiran yang tampak tidak ada orang itu, Morin tiba-tiba saja mengetuk kaca mobil Aidan.Tok, tok, tok! Aidan menurunkan kaca mobilnya. “Ada apa Bu?” tanya Aidan yang masih belum beranjak keluar dari mobilnya. “Panggil Morin! Karena ini sudah diluar jam kerja. kamu menyebalkan sekali, ” rengek Morin manja merungutkan bibirnya.“Hehehe maksud saya Morin,” balas Aidan tersenyum kepada kekasihnya tersebut.“Hmmmm... Ngomong-ngomong

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Ternyata bos ku orang baik!

    “Akhirnya selesai,” Alesya menyelonjorkan punggungnya dikursi tempat kerjanya. “Akh, pinggang ku sakit sekali!” keluh Alesya yang kesal akibat Aidan yang sangat ganas tadi malam, membuat pinggang-nya seperti akan patah.Misami mengirim pesan kepada Alesya {Apakah kamu baik-baik saja?} Isi pesan sahabatnya tersebut.“Aku tidak baik-baik saja,” gumam Alesya yang langsung menelepon Misami. [Halo Mi!]“Hmm Ada apa?” sahut Misami dengan suara serak tampak seperti baru bangun.“Apakah kamu pulang dengan selamat?” tanya Alesya untuk memastikan keadaan sahabatnya itu setelah kejadian semalam.“Tentu saja, jika tidak bagaimana aku bisa mengangkat telepon darimu, kamu berharap aku tewas gara-gara pukulun pria brengsek yang tak seberapa itu?” seloroh Misami tertawa lu. Agar sang sahabat tidak khawatir.“Syukurlah, kukira kamu mendapatkan luka serius setelah pukulan itu. Kamu tahukan tenaga Pria itu sangat kuat. Leher ku saja masih berbekas! Ah andai saja aku punya kekuatan sudah kuhabisi dia, ”

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Terus terbayang wajahmu

    Aidan duduk memutar-mutarkan kursi tampak isi pikirannya masih terbayang-bayang akan malam yang panas yang telah dilakukannya bersama Kena. “Sial, bisakah aku tidak memikirkan hal itu lagi,” decihnya kesal. Namun lagi-lagi pikirannya malah mengingat saat Alesya memberikan ciuman panas untuknya. Dan hal itu sukses membuat wajah Aidan menjadi merah padam dengan hanya mengingatnya saja. “Aakh.. Bagaimana ini, aku bisa gila!” Aidan mengacak-ngacak rambutnya seolah pikirannya sedang bercabang-cabang.Untung saja Zellius sang sahabat datang menemuinya. “Kamu sudah jadian dengan bu Morin?” bisik lelaki itu seraya melirik disekelilingnya agar tidak ada orang yang mendengar.“Sudah,” dijawab Aidan dengan tampang bak benang kusut.“Tapi kenapa wajahmu seperti orang yang tidak gajian satu bulan,” tanya Zellius yang tampak bingung.“Aku hanya lelah saja sehabis mengerjakan tugas yang menumpuk,” dalih Aidan menunjukkan kertas-kertas yang sudah tersusun rapi.“Hei... kamu sangat beruntung tahu! Lih

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Tertampar oleh sebuah kenyataan

    Ia melirik perlahan kesamping kanan menyipitkan matanya, memastikan pria mana yang telah melakukan malam yang penuh gairah dengannya. Alis mata Alesya terangkat keatas bersamaan bola matanya menjadi terbuka lebar seperti akan melompat saat tahu bahwa Aidan lah yang telah melakukannya. “Apa yang terjadi disini?” gumanya seraya mengingat-ingat kejadian tadi malam. Dan dia semakin menjadi gelisah saat sudah mengingat bahwa dia yang telah melemparkan diri kepelukan Aidan dan memaksanya melakukan kehendaknya. “Memalukan sekali!” lontarnya tidak percaya lalu mengacak rambutnya. Bukan Alesya saja yang kaget, Aidan yang sedari tadi telah bangun malah malu untuk membuka matanya. “Bagaimana aku bisa keluar dari sini?” ucap batinnya mencari kalimat yang pas untuk menjelaskan. Aidan sengaja menggerakkan tubuhnya berpura-pura bahwa dia baru saja terbangun. Glek. Alesya spontan kembali berpura-pura tidur. Menarik selimut untuk menutupi seluruh tubunya. Sehingga tidak sengaja tubuh polos Aidan te

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam penghubung

    Aidan telah berada didepan kamar, ia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban dari dalam, ia membuka handle perlahan. Namun tidak ada Alesya didalam. “Dia belum pulang juga?” gumam lelaki itu melirik jam tangannya. “Padahal sudah larut malam!” lanjutnya sembari berganti pakaian. Grey tampak sungkan mengantar Alesya kedalam, ia takut akan disalahpahami seperti malam itu. Padahal dia sudah berada didepan rumah Alesya dan tinggal membawa masuk. “Hey bangun!” panggilnya menjawil bahu Alesya yang sedikit bergerak. Kelopak mata Aleysa terangkat perlahan, matanya berputar dan masih setengah sadar diakibatkan alkohol. “Mana Pria jalang tadi?” racaunya dengan mata menyipit. “Dia sudah babak belur! Ini sudah didepan rumahmu, beristirahatlah,” pintanya membukakan sabuk pengaman Alesya. Grey membukakan handle disebelah Alesya dengan lebar agar Aleysa keluar dengan nyaman. “Pelan-pelan jalanya, Aku tidak bisa mengantarmu sampai didepan pintu, Suamimu akan salah paham!” ucapnya yang dijawab Alesya den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status