Share

Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya
Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya
Penulis: Vyra Fame

Bab 1

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-10 08:29:16

KUBUAT MISKIN SUAMIKU DAN KELUARGANYA

BAB 1

"Nia ini uang gajiku bulan ini, " ucap Mas Indra yang baru saja pulang kerja sembari menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat padaku.

Saat kuterima amplop tersebut,  kuraba dan kurasa,  amplop itu sangatlah tipis.

"Mas,  kenapa tipis sekali amplopnya? " 

"Iya, tadi tujuh juta sudah aku berikan pada Ibu,  karena katanya Mimi sedang butuh banyak uang untuk membayar uang kuliah. "

"Bukannya uang kuliah Mimi sudah dibayarkan minggu kemarin?  Apa iya bayar uang kuliah itu tiap minggu? "

"Kamu kenapa sih,  Dek?  Aku ini anak laki-laki tunggal di keluargaku,  dan lagi Ayahku sudah meninggal,  jadi sudah kewajibanku untuk memenuhi kebutuhan Ibu dan Adikku,  dan kamu kan sudah tau itu. "

"Kewajiban katamu?  Lalu apa aku ini bukan kewajibanmu?" aku merasa tak terima dengan ucapan Mas Indra,  bagaimana bisa gaji nya yang delapan juta hanya diberikan padaku sebesar satu juta rupiah saja,  dan itu untuk mencakup segala hal,  yakni makanku dan Mas Indra,  bayar listrik,  bayar air dan kebutuhan tak terduga lainnya. 

"Kan kamu sudah punya penghasilan sendiri Dek,  lagian kamu juga tidak harus menafkahi siapapun kan,  secara kamu yatim piatu,  jadi seharusnya kamu itu berbakti pada Ibuku dan menyenangkan Adikku. "

"Enteng sekali ucapanmu Mas,  meskipun aku tidak ada menafkahi keluargaku tapi bukan berarti kamu memberi aku nafkah seenak jidatmu, lalu bagaimana untuk biaya makan,  listrik,  air dan sebagainya dengan uang satu juta ini? "

"Atur kamulah gimana pandai-pandainya kamu aja."

"Baik,  kalau itu maumu, jangan pernah protes kalau aku masak tidak sesuai seleramu yang selalu ingin makan enak itu, " ucapku kesal dan akhirnya meninggalkan Mas Indra sendiri di ruang tamu. 

Namaku Nia tak pakai ramadhani, meskipun nama dan wajahku kata orang mirip dengan si artis sosialita itu tapi tetap saja aku jauh berbeda dengannya,  aku seorang istri dari pria pelit seperti Mas Indra,  Mas Indra hanya mengutamakan Ibu dan Adiknya saja sedangkan kepadaku dia tidak pernah memperhatikan kemauan dan kebutuhanku.

Memang sih,  saat ini aku memiliki penghasilan sendiri sebagai pemilik restoran ternama di kotaku inu,  bahkan rumah yang kami tempati ini adalah rumah milik almarhum orang tuaku. Sedangkan Mas Indra bekerja sebagai supervisor di kantornya.  Sedari awal menikah Mas Indra tidak pernah memberikan barang berharga padaku selain cincin kawin saat ijab kabul dulu, dan itupun hanya seberat dua gram saja. 

Awalnya aku tidak keberatan jika Mas Indra hanya memberiku cincin dan seperangkat alat sholat saja,  karena bagiku tak butuh emas berlimpah dan uang banyak, cukup sederhana asal bisa sakinah mawadah warahmah. Tapi ternyata aku salah besar,  hal itu bukanlah bagian kesederhanaan dari Mas Indra,  melainkan kepelitan yang hakiki dari suamiku. 

Apa lagi Ibu mertua dan Adik iparku tidak terlalu menyukaiku, entah apa penyebabnya, mereka akan bermanis mulut dan muka saat meminta uang kepada saja, selebihnya mereka akan memasang muka masam yang sama sekali tidak enak dipandang. 

"Baiklah, Mas, kalau memang itu maumu, aku akan mengikuti caramu memperlakukanku, maka begitu juga caraku memperlakukanmu dan keluargamu," ucapku dalam hati. 

Baru saja aku akan membaringkan tubuhku ke ranjang tiba-tiba saja terdengar suara bising dari luar, aku keluar untuk melihat siapa gerangan yang sudah bikin gaduh di rumahku. Saat aku sampai diruang tamu, aku terkejut, ternyata disana sudah ada Ibu mertuaku dan Adik iparku dengan membawa koper di tangan mereka. 

"Sedang apa kalian disini?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 42

    Saat itu juga darah mengalir dari kedua pangkal pahaku hingga aku berteriak kesakitan. Saat itulah para penjaga bergegas membawaku ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit aku segera dibawa ke ugd, tapi karena aku merasa sudah tidak kuat menahan sakit yang menjalar di sekitar tubuhku tiba-tiba saja pandanganku berubah menjadi gelap.Saat aku terbangun, aku sudah mendapati diriku di ruangan perawatan dan ada dua orang penjaga yang menungguku disana. Waktu kuraba perutku aku mulai gusar karena mendapati perut yang sudah rata."Bu, bayiku mana?" ucapku kala itu pada penjaga yang belum menyadari kalau aku sudah sadar."Bu Risa sudah sadar? Tunggu sebentar ya, biar saya panggilkan do

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 41

    Selama ini pun aku tak pernah mencari dimana keberadaan Risa, jujur hingga saat ini apa yang Risa perbuat masih belum bisa kumaafkan, saat ini aku hanya fokus untuk kerja dan mencari uang, rencananya aku ingin meminta Mimi untuk kembali melanjutkan kuliahnya yang sempat terputus karena keterbatasan biaya."Ndra, ini surat apa?" ucapan Ibu membuyarkan lamunanku tentang kehidupan masa laluku. Saat ini aku baru saja pulang dari tempatku bekerja."Oh, ini undangan pernikahan Nia dengan Pak Angga, Bu.""Maksud kamu Nia mantan istri kamu?" ucap Ibu sembari meletakkan teh hangat di depanku, Ibu memang selalu membuatkanku teh atau kopi setiap aku baru pulang kerja."Iya, Bu, Nia mantan istriku

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 40

    Flashback onSeperti biasa jika pagi sudah menyapa, seorang penjaga yang ditugaskan Tedi untuk bersih-bersih rumah atau markas Tedi dan teman-temannya akan datang untuk membersihkan rumah tersebut, mulai dari menyapu, mengepel, serta mencabuti rumput jika dirasa sudah panjang. Tapi pagi itu si penjaga rumah dikejutkan dengan sosok Tedi yang sudah terbujur kaku tanpa mengenakan busana, dengan mata melotot bibir mengeluarkan busa putih, serta warna kulit yang sudah mulai membiru pucat."Allahu Akbar! Mas Tedi, kenapa, Mas!" pekik si penjaga tersebut. Usahanya membangunkan Tedi sia-sia, karena Tedi sudah tak lagi bernyawa.Tak mau dijadikan salah tuduhan si penjaga itu pun bergegas untuk menghubungi pihak kepolisian. Tak berselang lama, para polisi yang di tel

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 39

    Sebelum memutuskan untuk benar-benar pergi, aku bergegas memakai pakaian ku, lalu dengan setengah berlari aku masuk kedalam mobil Tedi dan menghidupkan mesinnya lantas segera pergi dari rumah terkutuk itu.***Aku berhenti di jalanan yang lengang, aku melihat kanan, kiri dan sekitarnya, saat kurasa aman ku matikan mesin mobil lalu aku keluar dari mobil, kubuka penutup tangki bensin mobil lalu aku menghidupkan korek api yang terbuat dari kayu, lantas aku memasukkannya ke dalam tangki bensin. Dengan cepat aku berlari menjauh dari mobil Tedi sebelum mobil itu meledak, meskipun dengan susah payah aku berlari karena perutku yang buncit ini, hingga akhirnya...Duar....Mobil meledak dan terbakar, a

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 38

    "Oke deh, aku tunggu," ucapku dengan sumringah. Mataku berbinar membayangkan aku kembali akan menikmati barang itu, entah kenapa hari ini aku hanya ingin ditemani oleh Tedi saja, mungkin ini bawaan si utun di dalam rahimku.Bergegas aku mengganti pakaianku, aku tak terbiasa memakai pakaian seksi jika sedang keluar maupun di rumah. Itu sengaja kulakukan agar orang lain tidak tahu sepak terjangku. Terkadang aku merutuki kebodohan orang-orang yang dengan berani live di sosmednya saat mereka tengah berpesta sabu, justru mereka membuat lubang neraka untuk hidup mereka sendiri, itulah aku katakan mereka itu bodoh bin tolol. Kalau mau bersenang-senang ya sah-sah saja, tapi tak perlu juga di umbar seperti itu hingga seluruh dunia tau kebodohan mereka.Ah, kenapa aku jadi mikirin hal gak jelas kayak tadi sih, inilah akibat k

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 37

    "Nia? Kamu tak apa?" tanyaku khawatir."Yang kamu lihat gimana?""Maaf, aku gak sengaja, sini aku bantu," ucapku mencoba membantu Nia berdiri tapi tanganku ditepis oleh Nia."Gak usah, aku bisa sendiri!"Kutarik kembali tanganku dari depan Nia, Nia kini sudah berdiri dihadapanku, ah, betapa indah makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini."Mas, minggir aku mau lewat!" suara Nia membuyarkan pikiranku yang entah lagi kemana. Kumiringkan tubuh ku agar Nia bisa lewat, hingga saat tubuh Nia berada didekatku tanpa sengaja aku mencium aroma shampo dari rambut Nia yang tergerai indah. Dan refleks aku memeluk Nia dan membenamkan kepalak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status