Share

Bab 7

Aku langsung mendorong kursi roda Mas Ferdi menuju sumber keributan, sampai di dapur kulihat Dita dan Dara saling berpelukan sambil menatap Susan ketakutan.

"Ada apa sih?"

"Tolong ajari anakmu ini sopan santun ya, Mbak, aku selalu diam dan sabar ketika mereka memainkan lipstikku untuk mencoret-coret kaca."

"Aku juga sabar saat bedak mahalku pecah berserakan di lantai akibat dijatuhkan mereka, aku juga sabar ketika mereka menyemprotkan parfum kesayanganku ke seluruh ruangan hingga habis."

"Tapi sekarang, aku tak bisa sabar lagi ketika sedang makan dan mereka berdua menaruh kecoa di atas piringku, untung saja kecoa itu tak tertelan."

Anak-anak baik, malang sekali nasibmu, Nak. Tapi mama acungi jempol atas perbuatan yang kalian lakukan, kalian memang anak pintar.

"Ya ampun, sini, Sayang." Aku merentangkan sebelah tangan lalu memeluk mereka berdua dan mencium ubun-ubunnya, setelah itu menatap wajah Susan yang penuh kobaran api dengan lembut.

"Mereka 'kan masih kecil, San, bisa loh dikasih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
membaca cerita ini bisa merusak kewarasan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status