Share

Bab 54

Ponsel milik Mutia berdering hingga membuatku terkejut bukan main. Bagaimana tidak, aku yang saat itu masih terbuai di alam mimpi, tiba-tiba suara ponsel itu berbunyi dengan volume yang sangat tinggi.

Aku meraih ponsel milik Mutia, dan ternyata hanya lah alarm yang mungkin saja semalam diatur oleh Mutia.

Aku mengusap wajahku, setelahnya kudekatkan wajahku dengan Mutia. Beberapa detik kulit bibirku mendarat pada kening itu.

Mungkin karena menyadari sentuhan itu, kedua mata Mutia pun terbuka dan bibir itu mengulas senyum.

"Sudah jam tujuh, katanya kerja," ucapku dengan halus sembari mengelus pucuk kepala Mutia.

Tangan itu langsung melingkar erat di punggungku dengan kakinya yang juga membelit pahaku. Seakan-akan ia enggan sekali untuk terbangun.

"Aku masih ngantuk, Mas ...."

"Udah jam tujuh loh. Kamu kan berangkat kerja jam delapan. Buruan mandi, nanti Mas anterin," ucapku.

Mutia pun berdecak kesal.

Dengan malas, ia pun menyibak selimut yang semalam menghangatkan tubuhnya, dan deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Lama amat sh surat panggilan dr pengadilannya udah didaftarin blm sh
goodnovel comment avatar
Fardiana Fardiana
alurnya cepetin dikit thor, jgn lama lama rentenir nagih utangnya,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status