Share

Kenyataan Pahit

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2023-02-07 17:44:51

"Jadi ibu mau dengar cerita yang sebenarnya dariku, atau dari anak ibu?" tawar Shanum lagi seraya menunjuk tepat di wajah Arya.

Suaranya lembut namun penuh penekanan itu sanggup memecah keheningan yang menyapa di ruangan itu.

Arya terkesiap. Mana mungkin dia membiarkan istrinya itu menjelaskan yang sebenarnya. Bisa-bisa kebohongannya selama ini terbongkar.

'Aku nggak boleh diam saja!' tekadnya dalam hati.

"Biar aku aja yang jelasin, Sha. Sekarang, aku minta kita sudahi perdebatan ini, ya. Aku lelah, ingin istirahat." Arya berkata dengan nada memelas ke arah Shanum yang masih menatap tamu-tamu tak diundangnya dengan tatapan yang sulit dimengerti. 

'Ck, tentu saja kamu lelah, Mas. Alasanmu ke luar kota selama hampir seminggu ini, rupanya untuk mempersiapkan kepindahan ibu, adikmu dan juga istri barumu.' Shanum membatin geram dalam hatinya. 

"Duh, udah deh, Mbak Shanum. Jangan kebanyakan drama! Aku tuh capek, mau istirahat. Mana, ayo tunjukkan kamarku." Lila yang sedari tadi diam, rupanya sudah tak sabar untuk menempati salah satu kamar di rumah mewah milik Shanum itu. Ucapannya sama sekali tak memiliki sopan santun terhadap Shanum yang merupakan kakak iparnya juga tentunya usia mereka tidak sebaya.

"Benar itu, ayo mana tunjukkan kamar kami," timpal Bu Desi yang seolah tak peduli dengan perasaan Shanum.

Arya menatap Shanum lagi, seolah-olah tengah meminta persetujuan dari istrinya dengan tatapan mengiba. Shanum hanya menanggapi tatapan Arya dengan acuh. 

"Ibu, Lila. Dengar ya, sekali lagi kalian harus tahu segala sesuatunya dulu sebelum memutuskan tinggal di rumah ini. Jadi Mas Arya ini—"

"Sudah, Sha. Tolong. Kamu nggak ngerti banget sih, aku capek. Kita kan bisa bicarakan ini nanti, Sha!" potong Arya sengaja menyela ucapan sang istri.

Shanum memiringkan sudut bibirnya. Seakan mengejek sikap pecundang dari Arya. "Enak saja kamu memintaku menyudahinya, Mas! Kamulah yang memulai semua ini!" seru Shanum geram dengan sikap Arya yang terlalu menganggap enteng masalah itu.

Arya bersikap masa bodoh saja, seakan-akan tak mendengarkan seruan Shanum yang tak menyukai kehadiran istri baru suaminya itu. 

"Sudah, Arya! Nggak usah hiraukan istrimu itu. Dia itu palingan marah karena kamu udah punya istri, dan istrimu lagi hamil! Jadi dia iri karena nggak bisa hamil!" sergah Bu Desi mendelikkan bola matanya sinis ke arah sang menantu.

Lagi dan lagi, Shanum menelan ludahnya seraya menegarkan hatinya. Dia memang sengaja tidak hamil dulu dan mengonsumsi pil KB tanpa sepengetahuan Arya. Hal itu dia lakukan demi menguji cinta dan ketulusan Arya. Lantas, hari ini semuanya terbongkar. Shanum bersyukur dia belum mengandung buah hati dari pria pengkhianat seperti Arya.

"Terserah, apa kata Ibu, yang jelas saya nggak sudi ada sampah yang masuk ke rumah saya ini," tukas Shanum dengan nada menyindir Anara.

"Mas, dengar nggak? Dia ngatain aku sampah!" protes Anara tak terima ketika melihat sorot meremehkan dari Shanum.

"Kalau kamu bukan sampah, lalu apa?" Shanum sengaja menantang Anara.

"Mas!" rengek Anara meminta pembelaan Arya. Pria itu merasakan kepalanya berdenyut akibat ulah dua istrinya yang berseteru itu.

"Huh, sebel deh! Berisik banget kalian!" Lila berdecak kesal, lalu bangkit dari tempat duduknya dan tanpa kata langsung masuk menjelajah seisi rumah Shanum. 

"Hei, kamu mau ke mana, tunggu ibu!" seru Bu Desi seketika menyusul langkah Lila.

"Bawa dia pergi, Mas!" tegas Shanum menyorot tajam mata Arya. Berusaha mencari celah dan alasan untuk mempertahankan rumah tangga yang masih seumur jagung itu. 

"Nggak bisa, Sha! Dia istriku, dia juga sedang mengandung anakku. Mana mungkin aku menelantarkannya," tolak Arya dengan wajah tertunduk lesu. 

Shanum menghela napasnya panjang. Rasa cinta yang mulai tumbuh pada suaminya itu kini menguap begitu saja. Rasanya sia-sia saja mempertahankan rumah tangganya dengan Arya. 

"Kamu sungguh nggak bisa mengusirnya dari rumahku, Mas?" Sekali lagi, Shanum bertanya. Arya hanya menggelengkan kepalanya, tanpa berani menatap wajah Shanum. 

"Anara, Ayo kita masuk. Kita ke kamar tamu." Arya lantas berlalu sembari menggiring istri keduanya itu ke kamar tamu. Tanpa menghiraukan Shanum yang masih menatap mereka dengan raut keberatan. Sementara, Shanum yakin kalau ibu mertua dan adik iparnya itu sudah masuk ke kamar lainnya. Karena memang rumah ini terdapat banyak kamar. Tiga di lantai bawah, dan tiga di lantai atas. 

Rumah yang ditinggalkan oleh Dhanu Mahendra, ayah Shanum begitu besar dan megah untuk anak tunggal sepertinya. Dhanu selalu berharap suatu saat Shanum berumah tangga dan memiliki banyak anak sehingga rumah ini akan riuh ramai oleh kehadiran cucu-cucunya. Namun, amat disayangkan ketika setahun yang lalu Dhanu meninggal dunia. 

Satu-satunya keluarga yang Shanum miliki sudah tiada. Dan saat ini, dirinya hanya memiliki Arya saja sebagai pasangan hidupnya. Namun, sepertinya mulai saat ini Shanum harus terbiasa sendiri, setelah Arya terang-terangan berkhianat di depan mata kepalanya sendiri. Lelaki itu sudah melewati batasnya. 

Shanum menghela napas panjang demi meredam emosinya, "Ya, biarkan saja deh. Setidaknya untuk malam ini aku akan membiarkan mereka tidur dengan nyaman," gumamnya.

Bukan. Bukannya Shanum bodoh membiarkan mereka tetap tinggal di sini. Hanya saja, sisi kemanusiaannya tetap tak tega jika melihat kondisi Anara yang katanya tengah hamil. Shanum dapat melihat dari balik dress biru laut selututnya kalau perutnya sudah tampak mulai membuncit. 

Shanum menebak-nebak jika usia kandungannya mulai menginjak trimester kedua.

"Astaghfirullah." Shanum memekik pelan ketika menyadari sesuatu.

"Kalau Mas Arya mengatakan baru menikah tiga bulan yang lalu. Itu artinya … mereka sudah terlebih dulu melakukan hubungan terlarang sebelum menikah. Mereka sudah berzina!" Shanum berkata lirih atas keterkejutannya yang masuk akal mengenai hubungan suaminya dan Anara.

Ia bahkan bertanya-tanya sejak kapan Arya mulai berhubungan dengan Anara. Shanum bergidik jijik saat sadar jika suaminya itu telah menjamah perempuan lain selain dirinya. 

'Ya Allah, kenapa kenyataan ini begitu kejam?' lirih Shanum dalam hatinya. Suaminya sudah berselingkuh, dan ia baru mengetahuinya sekarang. Dan tepat di saat dia sedang ingin berhenti mengonsumsi pil KB demi melakukan program hamil. Tapi, kenyataan ini begitu saja terkuak, membuat Shanum sedikit senang karena dia belum sampai mengandung benih Arya di rahimnya. 

"Entah apakah aku harus bersyukur atau bersedih atas kenyataan ini." Shanum menggumam pelan, dengan dua tetesan bening yang meleleh di pipinya. Wanita itu beranjak berdiri dari tempat duduknya, setelah menyeka kasar air matanya, lalu dia berniat untuk masuk ke kamarnya. 

Ia mencoba menghalau pikirannya tentang kemungkinan yang ada. 

"Hufh… sudahlah, aku harus belajar tak peduli dengan mereka. Besok, aku pastikan mengusir mereka dari rumah ini. Harus!" gumam Shanum yakin sembari berjalan menuju ke arah tangga yang akan membawa dirinya naik ke kamar, tempatnya mengistirahatkan tubuh lelahnya. 

***

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Dinastie
ternyata beneran bodoh
goodnovel comment avatar
angel azzahra
yah ternyata bodoh kirain badas,sekali kamu nyerah maka semakin kamu di tindas.
goodnovel comment avatar
Repih Hati
ah sebel sama shanum ngapain make nawarin si arya buat jelaain segala, tinggal blak blakan aja siapa majikan sesungguhnya.. ahh dasar seneng melihara penyakit..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Kebahagiaan Pengantin Baru(TAMAT)

    "Kenapa Stella jelek-jelekin aku di depan Sena, ya? Dia punya masalah apa sama aku?" gumam Shanum tak mengerti dengan sikap buruk yang ia terima oleh orang yang bahkan tidak ia kenal.Zayn dan Shanum masih sibuk mengurus Sena yang sudah terlanjur membenci Shanum karena perkataan Stella. Zayn tak menyangka, masih ada banyak penghalang yang mengusik dirinya menuju hari bahagianya. "Kamu tenang aja, Sha. Aku nggak akan membiarkan Stella memberikan pengaruh buruk sama Sena," tegas Zayn. Pria itu harus segera menyelesaikan masalah ini secepat mungkin sebelum keadaan menjadi semakin keruh. Sudah susah payah Zayn meminta restu dari kedua orang tuanya. Zayn tidak akan membiarkan pernikahannya gagal karena Sena.Keduanya pun mulai memberikan pengertian pada Sena dan mencoba menghapus pemikiran buruk bocah itu mengenai Shanum. Pria itu harus bisa mengembalikan Sena seperti sedia kala."Sena sayang, Tante Shanum nggak seperti yang dibilang Tante Stella. Tante Shanum bukan tante jahat. Selama in

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Hasutan Stella

    Pernikahan antara Shanum dan Zayn tinggal menghitung hari. Tidak lama lagi, pasangan kekasih itu akan menjadi pasangan sehidup semati. Zayn benar-benar tidak sabar ingin segera meresmikan hubungannya dengan Shanum. Namun berbeda dengan Zayn, Shanum justru merasakan kegelisahan yang tidak wajar menjelang hari pernikahannya.Satu minggu lagi, Zayn dan Shanum akan menggelar acara pernikahan sederhana. Shanum diterima dengan baik oleh keluarga Zayn, maupun oleh anak Zayn.Tapi entah kenapa, mendadak Shanum merasa resah tanpa alasan yang jelas. Padahal ia sudah mendapatkan restu dan Shanum juga bisa mengakrabkan diri dengan Sena. Menurut Zayn, tidak ada lagi masalah di antara mereka dan Zayn yakin pernikahan mereka akan berjalan lancar."Hari ini mau dijemput jam berapa?" tanya Zayn pada Shanum melalui sambungan telepon."Nanti aku kabari, Mas. Aku ada pekerjaan yang belum selesai.""Kamu nggak lupakan sama janji makan malam kita hari ini? Sena udah nungguin," ujar Zayn.Shanum mengulas se

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Takdir Yang Tak Terduga

    Acara kunjungan di rumah tahanan pun berakhir. Arya harus segera kembali ke sel, sementara Lila dan Bu Desi harus segera pergi meninggalkan rutan."Hati-hati di jalan, ya. Jaga diri kalian baik-baik," ucap Arya sebelum berpisah dari ibu dan juga adiknya."Mas juga hati-hati di sini. Jaga kesehatan!" sahut Lila."Ibu pergi ya, Arya? Sehat-sehat di sini, ya? Nanti Ibu jengukin kamu lagi," ungkap Bu Desi berpamitan pada putranya dengan manik mata berkaca-kaca.Arya dan Lila saling beradu pandang. Setelah Lila mengajak Bu Desi pergi nanti, mungkin Bu Desi tidak akan bisa sering-sering menjenguk Arya di dalam penjara."Ibu nggak perlu terlalu sering datang ke sini. Arya akan baik-baik saja di sini, Bu. Ibu sama Lila juga harus hidup dengan baik selama Arya nggak ada, ya?" cetus Arya.Perpisahan antara ibu dan anak itu pun kembali diwarnai dengan tangisan. Bu Desi dan Lila pun keluar dari rutan, dan bergegas pulang ke kontrakan. "Untung aja masih ada ongkos buat pulang," gumam Lila."Kamu

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengharu Biru, Rencana Lila

    Suasana rumah tahanan itu pun mulai penuh dengan tangis haru. Arya benar-benar senang dan bersyukur, akhirnya keluarganya datang mengunjungi dirinya setelah beberapa bulan pria itu berada di penjara. Mereka bertiga menangis, meluapkan kerinduan yang sudah lama terpendam."Maafkan Ibu, Arya. Ibu udah lama nggak jenguk kamu. Ibu minta maaf baru bisa datang sekarang," ucap Bu Desi pada sang putra. Tidak hanya Bu Desi saja yang mengucapkan kata maaf, Lila juga ikut merasa bersalah karena sudah mengabaikan sang kakak. "Lila juga minta maaf, Mas. Selama ini Lila nggak pernah jengukin Mas," sahut Lila.Arya menghela napas. Sebenarnya pria itu sangat kecewa pada ibu dan juga adiknya. D i saat dirinya tengah menghadapi kesulitan, Arya justru ditinggalkan oleh keluarganya. Pria itu menderita seorang diri di dalam jeruji besi."Maafkan kami ya, Arya? Ke depannya, Ibu sama Lila akan sering-sering jengukin kamu di sini," ujar Bu Desi.Arya hanya diam. Ini kesempatan pria itu untuk mengeluarkan un

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengunjugi Arya

    Mata Lila tampak berkabut. Rasanya tak kuasa jika harus mengatakan apa yang baru saja menimpanya pada sang ibu.Namun, gadis itu tetap memutuskan untuk membangunkan sang ibu, agar wanita yang melahirkannya itu tak perlu merasakan linu ketika bangun di pagi hari esok. Usai menyeka air mata serta jejak kesedihan di wajahnya, kini Lila yang terlihat jauh lebih tegar daripada saat pertama masuk ke rumah pun mulai memanggil sang ibu untuk membangunkannya. "Ibu." Lila berbisik pelan seraya menepuk lengan Bu Desi.Wanita itu menggeliat ketika mendapat tepukan tiba-tiba yang mengganggu tidurnya yang baru setengah jalan itu."Kenapa kamu pulang semalam ini, hm? Ke mana saja kamu? Apa kamu membuat masalah baru lagi setelah terlibat dengan suami orang itu," cecar Bu Desi membuat Lila seketika menganga, tak percaya jika rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Bu Desi. "Astaga, Bu. Apa nggak bisa nanyanya satu-satu dan pelan? Dan lagi, apa ibu bisa nggak berburuk sangka ke aku, hm?" Lila mena

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Lila Makin Terjerumus

    Lila tidak menyadari bahwa setelah ditimpa sebuah musibah sebagai bentuk karmanya merebut suami orang pasca rumahnya dihancurkan oleh istri sah dari mantan istri David, kini Lila akan segera terjerembab dalam masalah baru yang jauh lebih kompleks.Dirinya sama sekali tidak mengetahui segala hal berkaitan utang-piutang yang dimiliki sang kakak, Arya, dari mulai kepada siapa dan seberapa besar nominal tersebut. Sekarang, Rendy tiba-tiba datang mendatanginya dan mengajaknya menaiki sebuah mobil hitam metalik.Senyum Rendy mengembang begitu puas. Terutama saat Lila menuruti saja saat Rendy mengajaknya ke salah satu hotel di kota mereka. Lila masih mencoba berpikir positif mengingat bagaimanapun Rendy adalah salah satu rekan kerja Arya dulu yang kebetulan pernah ditemuinya sebanyak dua kali.“Ayo, masuk,” tukas Rendy masih mempertahankan senyum miliknya kemudian melirik ke tas Lila. “Oh, ya. Kamu pasti capek kan abis kuliah? Udah sini, tasnya aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status