Share

Delapan Belas

"Biarkan saja, Bu Endah. Setelah pulih aku akan mengajukan cerai. Bagus kalau dia sudah menikah lagi, jadi akan mempercepat prosesnya."

"Kamu yakin nggak akan memberitahu keadaan kamu sekarang?" tanya Bu Endah.

"Nggak, Bu. Saya belum siap mendengar cacian dari Ibu lagi."

"Ya, sudah. Ibu gemas sama mulut mertuamu yang harusnya dikasih cabai mercon."

Aku tertawa mendengar ucapan Bu Endah. Wanita tua ini yang sering membela aku di depan ibu mertua. Kadang, Ibu langsung pulang karena malu dengan teriakan Bu Endah.

Salah aku kenapa harus mencari jodoh yang dekat rumah. Benar kata Mamaku dulu, kalau Ibunya Reno itu matre. 

"Bukan Ibu aja, Nina juga." Kini Nina menimpali ucapan Bu Endah.

"Bener, Nin. Dia lupa kali kalau punya anak gadis. Dia pikir, anak malas dan manja kaya Rena bisa hidup enak gitu?"

"Biarin aja, Bu. Nanti si Rena dapat mertua yang mulutnya dobel mercon."

Kami tertawa mendengar ucapan Nina. Ada benar juga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status