Share

Kabar Duka

"Bumi, maksudnya apa?"

"Aku sayang sama kamu, Mir. Aku mau kita menikah. Agar aku bisa selalu bersamamu."

Senyum mengembang bagaikan bunga matahari. Aku tersipu malu. Kami memang sering membicarakan soal perasaan. Seringnya aku menanggapinya dengan tawa tanpa memikirkannya lebih serius. Namun, jika sikap Bumi seperti ini, aku paham kalau dia benar-benar serius padaku.

"Mi, terlalu cepat kalau kita bahas soal pernikahan."

"Bukankah niat baik memang harus dipercepat?"

“Iya, tapi….”

"Apa yang kamu ragukan dariku, Mir?" tanya Bumi menangkupkan wajahku dengan kedua tangannya. Mata kami bertatapan dengan jarak dekat. Jantung berdegup tak karuan. Suasana terasa manis. Bagaikan dihujani kelopak bunga mawar.

"Aku mencintaimu, Mir? apa kamu tidak merasakan hal yang sama?"

"A-aku menyukaimu, Bumi. Siapa yang tidak menyukai pria yang sempurna sepertimu. Tapi, soal menikah, aku butuh waktu untuk memikirkannya."

"Soal itu aku paham. Berapa lama pun kamu meminta waktu untuk memantapkan hati, pasti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status