Share

Bab 16

Penulis: Mami ice bear
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-12 21:43:14

[Dari tadi pesanku cuma dibaca aja, Mbak.]

Andini mendengus pelan saat membaca pesan itu. Jari-jarinya menekan layar ponsel tanpa banyak berpikir, mencoba mengabaikan kegelisahan yang tiba-tiba merayap di dadanya.

Namun, pesan itu tetap mengganggu pikirannya, seolah menuntut perhatian yang tak bisa ia abaikan.

Ayu dan Gina, yang duduk di seberangnya, langsung menangkap perubahan ekspresi Andini. Kedua wanita itu saling pandang, lalu melirik sahabat mereka dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar di wajah mereka.

“Ada apa?” tanya Gina, suaranya terdengar penuh antusias. “Kenapa tiba-tiba diem kayak gitu? Jangan bilang ada berita buruk lagi?”

Andini menghela napas, menatap kedua sahabatnya dengan pandangan datar. “Apa mereka itu keturunan kucing? Atau mungkin kelinci?” gumamnya tanpa konteks, membuat Ayu dan Gina langsung melongo.

“Hah?” Ayu dan Gina kembali bertukar pandang, jelas tidak mengerti dengan arah pembicaraan Andini.

Andini tersenyum miris, lalu meletakkan ponselnya di at
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 22

    “Entahlah, sekarang aku justru merasa jijik denganmu, Mas,” gumam Andini lirih. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamar, mencoba mengusir bayangan tentang suaminya, Niko, yang entah sudah berapa kali berbagi canda tawa, sentuhan, atau bahkan pelukan dengan wanita lain. Berbagi kehangatan yang seharusnya hanya miliknya. Hati wanita itu terasa remuk, namun Andini berusaha untuk tetap tenang, meski di dalam dadanya ada bara yang siap meledak kapan saja.Pintu kamar berderit pelan, memecah keheningan. Andini mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang perlahan terbuka. Aroma parfum khas Niko menguar, menandakan bahwa suaminya sudah bersiap untuk pergi. Niko muncul dengan kemeja biru muda yang digulung hingga siku dan celana panjang hitam, rapi seperti biasa.“Sayang, kamu di dalam terus? Nggak mau turun makan dulu?” tanya Niko sambil menyandarkan tubuhnya di kusen pintu. Senyumnya tipis, tapi Andini tahu, ada sesuatu yang disembunyi

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 21

    “Kalaupun mau dihitung, apa yang aku berikan tentu tidak sedikit kan, Mas?” jawabnya akhirnya, suaranya rendah namun penuh penekanan, seolah menantang Niko untuk menyangkal.Suasana di antara mereka mendadak sunyi, hanya terdengar suara kipas angin yang berputar pelan di sudut ruangan.“Jadi, maksudmu selama ini kamu nggak ikhlas, iya?!”Nada suara Niko tiba-tiba meninggi, penuh protes dan ketidakpercayaan. Matanya menatap tajam ke arah Andini, yang duduk di sofa ruang tengah rumah mereka dengan ekspresi datar, tangannya terlipat di depan dada. Ruangan yang biasanya penuh kehangatan mendadak terasa dingin, seolah ketegangan mereka menyerap semua kehangatan yang pernah ada.Andini mendongak, menatap suaminya dengan pandangan kosong. Tidak ada lagi kelembutan di mata wanita itu. Yang ada hanya kehampaan, seperti cermin yang memantulkan rasa kecewa, yang telah lama ia pendam.“Apa aku pernah bilang kalau aku nggak ikhlas?” balas An

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 20

    “Sayang… bisa tolong buatkan aku kopi?” “Sebentar!” teriak Andini dari arah dapur membalas permintaan sang suami. Niko menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa ruang tengah. Ia menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, berharap rasa pegal di lehernya bisa segera sirna. “Kamu baru pulang juga?” tanya laki-laki itu saat Andini datang membawa secangkir kopi lengkap dengan sepiring pisang goreng. “Menurut kamu?” jawab Andini m dengan celemek yang masih menempel di tubuh. Bulir keringat terlihat jelas menghias wajah dan leher wanita berambut panjang tersebut. “Habis ini kamu mandi ya,” ucap Niko yang kemudian menyeruput kopi miliknya. Sementara Andini justru menghentikan gerakan tubuhnya, kala mendengar ucapan sang suami. “Iyalah aku mandi. Masa nggak mandi. Gerah kali,” jawab Andini. Namun rupanya, apa yang dimaksud oleh Niko berbeda dengan Andini. Meski wanita itu sudah bisa menebaknya. “Bukan begitu, habis mandi, aku mau ajak kamu ke rumah Ibu. Sekalian nyobain mobil baru kamu kan,”

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 19

    “Lebih baik Ibu telpon Mas Niko dulu, deh.”“Setidaknya, kalau Mbak Andin nggak kasih. Kita bisa minta lewat Mas Niko,” ucap Rere menambahkan. Gadis itu memang sudah tidak sabar ingin flexing di depan teman SMA nya yang dulu sering memandang rendah pada dirinya. ‘Aku harus bisa bawa mobil baru milik Mbak Andin, bagaimanapun caranya!’ batin Rere dengan senyum menyeringai. “Betul juga katamu, Re!” timpal Rukmini, kemudian mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Satu kali… panggilannya masih belum tersambung. Dua kali… Bahkan hingga tiga kali. Panggilan teleponnya masih belum tersambung juga. “Kemana sih anak ini?” gerutu Rukmini, matanya menatap layar ponsel yang tak kunjung menunjukkan tanda panggilan terjawab. Wanita paruh baya itu terus mencoba menghubungi Niko, anak laki-lakinya, tapi hasilnya nihil. “Kalau memang kerja, tapi ini sudah jam pulang. Masa iya dia masih kerja dan tak bisa me

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 18

    Sementara di tempat lain… “Apa kata Andini, Re?” tanya Bu Rukmini, suaranya nyaring dan penuh tuntutan. Wanita paruh baya itu menatap putrinya dengan mata tajam, seolah menuntut jawaban yang tak bisa ditunda.Rere menggigit bibirnya, matanya beralih ke lantai, jari-jarinya meremas ujung kain kaosnya dengan gelisah. Gadis itu tahu, ibunya tak akan senang mendengar jawaban darinya nanti. Namun, ia juga tak bisa berbohong.“Re!” bentak Rukmini lagi, suaranya semakin keras.“Mbak Andin bilang… katanya nanti ngomong dulu sama Mas Niko, Bu,” jawab Rere pada akhirnya, suaranya terdengar ragu, takut akan reaksi yang mungkin muncul.Dan benar saja, seketika wajah Bu Rukmini berubah merah. Wanita itu bangkit dari duduknya, tangan kiri bertolak pinggang, sementara tangan kanannya menunjuk-nunjuk udara, seakan ingin melemparkan kekesalannya ke seluruh penjuru rumah.“APA?!” serunya keras, membuat Rere sedikit meringis.“Gila kali ya?” lanjut Rukmini dengan nada tinggi, nafasnya mulai memburu. “I

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 17

    “Males banget mau pulang,” ucap Andini yang kini sudah bersiap untuk pulang. Ya! Sejak mendapat chat dari adik iparnya, Rere. Andini mendadak malas pulang ke rumah. Tapi, jika tidak pulang, mau kemana lagi Andini pergi? [Mbak, aku sama Ibu kayaknya nggak jadi ke rumah kalian deh.][Mbak Andini bisa transfer aja nggak ke rekening aku? Ibu butuh uang buat bayar arisan. Sementara aku mau beli kado untuk acara reuni sekolah lama aku.]Rasa berat hati untuk pulang belum juga sirna, kini dua pesan langsung masuk ke ponsel Andini, yang jelas tertera dari Rere, adik perempuan sang suami. “Arisan? Reuni? Kado? Apa hubungannya denganku?” gumam Andini, suaranya penuh kejengkelan. Wanita itu meremas ponselnya, seolah ingin menghancurkan benda kecil itu dengan genggamannya.Wajah Andini yang biasanya tenang kini tampak memerah, amarah mulai merayap perlahan ke permukaan. Wanita bermata coklat itu meraup wajahnya kasar, mencoba me

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 16

    [Dari tadi pesanku cuma dibaca aja, Mbak.]Andini mendengus pelan saat membaca pesan itu. Jari-jarinya menekan layar ponsel tanpa banyak berpikir, mencoba mengabaikan kegelisahan yang tiba-tiba merayap di dadanya. Namun, pesan itu tetap mengganggu pikirannya, seolah menuntut perhatian yang tak bisa ia abaikan.Ayu dan Gina, yang duduk di seberangnya, langsung menangkap perubahan ekspresi Andini. Kedua wanita itu saling pandang, lalu melirik sahabat mereka dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar di wajah mereka.“Ada apa?” tanya Gina, suaranya terdengar penuh antusias. “Kenapa tiba-tiba diem kayak gitu? Jangan bilang ada berita buruk lagi?”Andini menghela napas, menatap kedua sahabatnya dengan pandangan datar. “Apa mereka itu keturunan kucing? Atau mungkin kelinci?” gumamnya tanpa konteks, membuat Ayu dan Gina langsung melongo.“Hah?” Ayu dan Gina kembali bertukar pandang, jelas tidak mengerti dengan arah pembicaraan Andini.Andini tersenyum miris, lalu meletakkan ponselnya di at

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 15

    “Jangan kepedean deh kalian!” sungut Andini cepat.Ayu dan Gina langsung terkekeh, saling pandang dengan ekspresi nakal yang jelas menunjukkan bahwa mereka tak begitu saja akan menyerah. Kedua wanita itu terus menggoda Andini, seolah mencoba meruntuhkan tembok pertahanan yang selama ini selalu ia bangun.“Sudahlah, Din. Kami ini sahabatmu. Jangan pura-pura kuat di depan kami,” sahut Gina, matanya berbinar penuh antusias.Andini mendengus pelan, mencoba menahan tawa yang nyaris pecah. Tapi melihat wajah dua sahabatnya yang penuh semangat, wanita itu akhirnya menyerah. “Baiklah, kalian menang. Tapi janji, jangan terlalu banyak komentar. Aku tahu kalian itu hobi banget gosipin orang.”Ayu mengangkat kedua tangannya, berlagak seperti malaikat. “Tenang, Din. Kami janji akan jadi pendengar yang baik.”“Kalau begitu, dengarkan baik-baik.” Andini menatap kedua sahabatnya, mengambil nafas dalam sebelum melanjutkan. “Aku merasa ada yang a

  • Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya   Bab 14

    “Aku akan membantumu, tapi ada syaratnya.”Kata-kata itu keluar dari bibir Andini dengan nada serius. Tatapannya tak lagi ragu, seolah keputusan besar baru saja ia ambil.Nino yang semula duduk dengan wajah penuh harap, kini sedikit terhenyak. Mata pemuda itu langsung menatap penuh perhatian, seperti orang yang baru saja mendapatkan secercah harapan. “Jadi, Kak Andini bener-bener mau nolong aku?” tanyanya memastikan, suara bergetar antara lega dan takut.Andini mengangguk perlahan. Kedua tangannya bertaut di atas meja, jari-jarinya sedikit bergetar, tapi wajahnya tetap tegas. “Ya, tapi kamu harus ikuti apa kataku.”Nino menelan ludah, matanya berbinar seolah melihat jalan keluar dari labirin yang selama ini membelenggu hidupnya. “Apa saja, Kak. Aku janji akan ikuti semua yang Kakak minta. Asal aku bisa tanggung jawab sama Lisa dan anakku.”Berikutnya, wanita berambut panjang tersebut menarik nafas panjang, mencoba menenangkan di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status