Home / Romansa / Kukira Suami Masyaallah Ternyata Astagfirullah / Bab 6. Alesha Dilema, Cerai Atau Maju

Share

Bab 6. Alesha Dilema, Cerai Atau Maju

last update Last Updated: 2025-11-21 21:57:22

"Alesha, kenalkan, ini pacar aku, Bella. Bella, kenalkan, ini istri aku, Alesha," ucap Fatih seperti memperkenalkan dua orang sahabat.

"APA!" teriak Alesha menggema.

'Apa aku nggak salah dengar? Bang Fatih punya pacar' pikir Alesha syok berat. Tubuhnya membeku bagai patung.

"Ah, telinga aku sakit Fatih. Istri kamu pita suaranya jelek sekali," hina Bella sambil mengorek telinga seakan terkontaminasi suara Alesha.

"Bang Fatih, ini tidak benarkan. Bang Fatih pasti bercanda. Hahaha," Alesha tertawa garing menutupi kebenaran. Sakit mendengar kenyataan tadi.

"Bang Fatih bisa aja bikin jantung Alesha hampir copot. Apa ini prank? Ini tidak lucu Bang Fatih. Alesha nggak suka," tanya Alesha terkekeh.

Bella menatap Alesha dengan sinis. Dilihat dari segi manapun, dia terlihat lebih baik dibandingkan gadis yang ada di depannya. Dia tahu Fatih pulang karena mau menikah. Karena perjodohan kedua orang tua.

Bella juga ingin menikah dengan Fatih. Namun melihat latar belakang keluarga Fatih, dia yakin keluarga Fatih tidak akan setuju. Menolak dengan mentah-mentah. Jadi dia setuju saja Fatih menikah dengan syarat mereka tidak putus. Tidak peduli Fatih memiliki istri. Dia yang akan mendominasi Fatih dan rumah ini. Dialah nyonya yang ada di rumah bukan gadis kampungan seperti Alesha.

"Fatih, istri kamu lucu juga. Seperti badut."

"Apa kamu bilang!" sontak Alesha teriak marah dikatain badut.

"Fatih, aku takut. Istri kamu ini sangat galak," rengek Bella pura-pura takut dan bersembunyi di belakang lengan Fatih.

"Kamu ….!"

Belum selesai Alesha ngomong, Fatih memotong. Tangan yang sudah terjulur ke arah Bella diturunkan kembali.

"Alesha, jaga sikap kamu," potong Fatih dengan raut wajah datar.

"Bang Fatih," ucap Alesha lemah. Fatih lebih membela perempuan kekurangan bahan dibanding dia, istrinya.

"Aku jelaskan sekali lagi, Bella ini pacarku. Kamu harus baik sama dia."

"Bang Fatih lebih membela dia?"

"Kamu dengar ya Alesha. Aku menikah dengan kamu itu karena terpaksa. Aku tidak suka sama kamu. Orang yang aku sukai adalah Bella."

Bella mengangkat dagu tinggi. Pembelaan yang dilakukan Fatih membuatnya sombong. Semakin yakin jika dialah nyonya di rumah ini.

"Bang Fatih!" seru Alesha kecewa.

"Sejak kita menginjakkan kaki di rumah ini, aku tidak perlu berpura-pura baik lagi di depan kamu."

"Apa ini sifat asli Bang Fatih. Alesha masih ngak percaya Bang," geleng Alesha.

Orang yang didepannya ini bukan Bang Fatih yang Alesha kenal. Bang Fatih pasti ketinggalan di jalan saat mereka ke sini. Kesangkut di atas pohon lalu dirasuki setan. Pasti begitu.

"Memangnya ada Fatih palsu?"

"Diam kamu. Kamu jangan ikut campur."

Bella memutuskan bola mata bosan. Tanpa ikut campur sudah tau akhir dari masalah ini.

"Dasar kamu pelakor!" tuduh Alesha.

"What! Pelakor? Aku? Yakin?"

"Iya, kamu pelakor. Kamu mau merebut suami aku kan?"

"Hei gadis kecil. Aku ini udah 2 tahun pacaran sama Fatih. Kamu itu baru seminggu nikah sama Fatih. Kalian juga baru saling kenal kan. Jadi siapa yang pelakor di sini," sindir Bella.

"Ah benar juga. Pelakor kan datang setelah nya. Apa aku pelakor nya? Tapi, aku ini kan istri sah Bang Fatih. Jadi siapa pelakor nya," pikir Alesha polos sampai suara terdengar ke telinga Fatih dan Bella. Niatnya hanya ngomong sendiri.

Fatih mendengus kecil dengan keluguan Alesha. Bisa-bisanya dia sepolos itu. Sedangkan Bella malah menaikkan sebelah alis, saingan tidak selevel. Sempat dia mengira jika istri Fatih sulit dihadapi.

'Bagus deh. Ternyata istri Fatih rada bego. Dengan begini, aku bisa menyingkirkan dia dengan mudah saat waktunya tiba. Untuk sementara aku membuat dia berlutut di hadapanku.'

"Fatih ayo kita masuk. Kamu pasti capek kan," ajak Bella.

"Tunggu! Kenapa dia masuk ke dalam rumah kita Bang Fatih," cegah Alesha menarik tangan Fatih yang tidak dipegang Bella.

"Rumah kita? Kamu mimpi ya. Ini rumah kami. Kami sudah tinggal bersama selama setahun lebih."

"Apa? Bang Fatih, Abang kumpul kebo?"

"Hei, siapa yang kamu bilang kebo," pekik Bella tersinggung. Tubuhnya memang sedikit berisi belakangan ini. Bukan berarti berat badannya seperti kebo.

"Bang Fatih sudah … sudah tak …."

Alesha tidak meneruskan kalimatnya. Tidak sanggup mengucapkan dan takut jika itu menjadi nyata. Dengan mata reflek terarah kebagian sensitif Fatih. Bukan karena dia mesum, hanya saja ….

"Apa yang kamu lihat!" tegur Bella ikutan melihat area sensitif Fatih.

"Apa yang kalian berdua lakukan."

Fatih reflek melepaskan tangan mereka berdua. Lalu menutup bagian tersebut dengan jaket. Tanpa Alesha meneruskan kalimat, dia sudah tau apa yang dimaksud olehnya.

"Kamu jangan berpikir macam-macam. Aku tidak pernah melakukan sampai sejauh itu," bela Fatih sebelum Alesha salah paham.

"Habis Bang Fatih tinggal berdua dengan perempuan yang bukan muhrim."

"Cukup Alesha. Apa kamu ngak bisa diam?" Apa yang kamu pikirkan tidak benar."

"Ngak!"

"Terserah. Kamu masuk atau tidur di luar. Aku tidak peduli. Ingat ya, kamu sudah menjadi istri aku. Jadi apapun yang terjadi di rumah ini, kamu harus tutup. Kalau kamu berani cerita ke orang lain, aku akan langsung menceraikan kamu. Dan aku pastikan keluarga kamu diusir dari Pesantren," ancam Fatih.

"Bang Hanif mengancam Alesha?"

Sudah tidak dihitung berapa kali Alesha mengalami syok hari ini. Jantungnya seperti naik roller coaster.

"Aku tidak peduli. Pokoknya kamu tidak boleh cerita apapun yang terjadi di rumah ini. Baik ke keluarga kamu atau orang tua aku. Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, tapi jangan ganggu kehidupan aku."

"Aku kan istrimu Bang Fatih. Sudah sewajarnya aku melayani Bang Fatih."

"Kamu tenang gadis kecil, ada aku yang akan mengurus Fatih. Kamu cukup jadi anak manis dan urus rumah. Urusan Fatih biar aku saja."

"Kamu …."

"Kalau kamu nggak terima, kita bisa cerai sekarang juga. Aku tidak peduli. Peringatan tadi tetap berlalu."

"Bang Fatih, Alesha nggak mau cerai," geleng Alesha.

Sudah bersusah payah Alesha mendapatkan Fatih. Meskipun pake jalur orang dalam. Berkat Bapaknya yang berteman dengan Pak Kyai. Kenapa sekarang harus cerai.

"Kalau nggak mau cerai, kamu diam dan jadi gadis yang penurut. Jangan sampai membuat Fatih marah. Aku yakin keluarga Fatih bisa membuat keluarga kamu tutup mulut kalau kamu berani menghancurkan reputasi Fatih."

"Ayo Bella, kita masuk. Aku capek. Dari pagi aku harus nyetir sampai sore," ajak Fatih.

"Iya sayang ayo."

Bella kembali menggandeng tangan Fatih. Memanasi Alesha yang menatap mereka dengan tajam.

"Argh! Kenapa Bang Fatih jadi seperti ini. Apa ini yang dinamakan jangan melihat isi dari sampul. Sikap Bang Fatih sangat berbeda. Dia bahkan mempunyai pacar," teriak Alesha frustasi di depan rumah.

"Sekarang aku harus bagaimana" tanya Alesha pada langit senja.

"Apa aku pulang dan minta cerai saja?" pikir Alesha.

"Tapi kan aku sudah bersusah payah mendapatkan Bang Fatih. Mana aku terlanjur sombong bisa menikah dengan Bang Fatih. Tau gini aku tolak pernikahan ini."

"Aku bisa malu sama Salma dan santri lain. Kemarin aku sombong banget dan bangga bisa nikah dengan Bang Fatih. Masak baru nikah seminggu langsung cerai. Mau taruh dimana muka aku. Mereka pasti lebih percaya sama Bang Fatih yang bermuka dua itu," rengek Alesha dilema antara mau pulang atau masuk ke dalam rumah. Kalau pulang pun dia tidak tahu jalan pulang. Hari sudah mulai gelap.

Alesha duduk diteras menimbang cerai atau masuk ke dalam rumah. Jika masuk kedalam rumah, artinya dia mengaku kalah. Harus menerima pacar dari suaminya.

"Bu! Bapak! Alesha kangen!"

Saat putus asa, Alesha terbayang lagi percakapan antaranya dengan Nyai dua hari yang lalu. Percakapan mereka berdua tanpa seorangpun tau. Pantesan saat itu Nyai memaksanya berjanji. Ternyata ini maksudnya.

"Sial!" umpat Alesha mengingat janji tersebut.

Bersambung ….

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kukira Suami Masyaallah Ternyata Astagfirullah   Bab 10. Malam Pertama Yang Melelahkan

    Mereka makan malam dalam keadaan diam. Sekali-kali Alesha mencuri pandang ke arah Fatih dan Bella. Mereka terlihat biasa aja. Beda dengannya yang tidak fokus. 'Sekarang aku baru tahu dua sifat Bang Fatih yang perlu diperbaiki. Masalah pacar Bang Fatih, Bella. Lalu tentang ibadahnya. Bang Fatih jelas tahu pacaran itu bagian dari zina. Masih nekat pacaran. Apa sih bagusnya dari perempuan ini.' 'Kedua, Bang Fatih bohong sudah salat. Jangan-jangan selama ini Bang Fatih tidak pernah salat lagi. Makanya nikmat duniawi semakin terbuka. Membuat Bang Fatih semakin jauh dari Allah.' 'Sebaiknya aku harus mengutamakan tentang salat Bang Fatih. Salat itu tiang agama. Masalah perempuan itu bisa dijalankan sambilan,' nimbang Alesha. 'Lihat saja kamu gadis kecil. Aku tidak akan membiarkan kamu tinggal lama di sini. Aku akan memastikan jika Fatih sendiri yang akan mengusir kamu. Kamu itu bukan saingan aku untuk merebut Fatih. Jika kemarin aku dengan bodohnya membiarkan kalian menikah karena status

  • Kukira Suami Masyaallah Ternyata Astagfirullah   Bab 9. Berbohong

    "Lalu aku harus bagaimana? Kedua orang tua aku yang memaksa aku menikah dengannya." "Apa kamu tidak bisa menolak permintaan mereka sekali-kali."Bella tau jika Fatih banyak disortir kedua orang tua. Dia masa bodoh selama bisa memanfaatkan Fatih. Puncak masa bodo nya itu ketika Fatih mengatakan akan menikah. Dia sempat panik. Setelah berputar akal, dia setuju Fatih nikah. Setelah berhasil menyakinkan Fatih tidak akan meninggalkannya."Apa kamu bercanda? Jika aku bisa menolak kedua orang tuaku, dari dulu aku sudah melakukannya. Bahkan demi pernikahan ini mereka mengancam akan menarik semua fasilitas dan menyuruhku segera kembali ke sana."Bella tidak tenang dengan perkataan Fatih. Kalau semua fasilitas Fatih dicabut, maka dia juga tidak bisa menikmatinya. Dia sudah bersusah payah merayu dan menjebak Fatih agar menjadi pacarnya.'Percuma aku pacaran dengan Fatih disaat semua fasilitasnya dicabut.'"Maaf Fatih, aku tidak tahu orang tua kamu sampai segitunya. Padahal kamu ini anaknya. Ata

  • Kukira Suami Masyaallah Ternyata Astagfirullah   Bab 8. Fatih Diguna-guna Bella

    Alesha masuk ke dalam rumah dengan lesu. Terpaksa demi janji dengan Umi. Maka dia akan berusaha untuk mengubah Fatih daripada ingkar janji. Serta malu dengan para santi. Yakin jika para santri akan meledeknya sebagai istri yang tidak becus. Maka Fatih yang menceraikannya dengan sengaja.Tidak akan ada yang percaya jika Fatih memiliki pacar dan bermuka dua. Nama baik Fatih tidak ada apa-apa dengan namanya yang terkenal jelek."Kupikir kamu udah pulang," ejek Bella yang duduk di ruang tamu bersama Fatih. "Memangnya kamu siapa ngusir-ngusir aku," balas Alesha mengangkat dagu."Berani juga kamu.""Bang Hanif, dimana kamarku?" tanya Alesha mengabaikan perkataan Bella. Tidak penting baginya."Kamar kamu ada di lantai dua," tunjuk Bella ke arah lantai dua."Kenapa kamu yang jawab. Aku tuh tanya sama suami aku. Bukan sama kamu," sewot Alesha mengerut alis."Kamar kamu ada di lantai dua. Kamu naik saja ke atas. Nanti belok ke kanan. Di sana ada beberapa kamar. Kamu pakai saja yang kamu suka,"

  • Kukira Suami Masyaallah Ternyata Astagfirullah   Bab 7. Jebakan Kyai Dan Nyai

    FlashbackDua hari sebelum keberangkatan Alesha dan Fatih ke kota."Alesha, kamu di sini lagi," ujar Nyai menghampiri Alesha yang sibuk membersihkan motor moge warisan ke Fatih."Umi," cicit Alesha.Alesha menyembunyikan kain lap di belakang punggung. Ini bukan pertama kali dia ketahuan membersihkan motor itu."Kamu sangat suka ya sama motor ini?""Hehehe."Alesha hanya bisa tertawa cengengesan. Sejak pertama kali melihat ada motor moge di rumah Kyai dan Nyai, dia sangat ingin menyentuh motor tersebut. Dulu dia hanya bisa melihat dari jarak jauh. Lalu saat ada pekerja di rumah yang sedang membersihkan motor tersebut, dia langsung inisiatif menggelap sendiri.Pekerja sempat menolak karena tidak enak. Berkat bujuk rayuan maut akhirnya Alesha bisa memegang motor moge secara langsung. Setiap saat ada kesempatan dia pasti akan mengelap motor itu sampai kinclong."Jarang loh anak perempuan suka motor gede gini. Biasanya suka Beat.""Motor gini baru keren Umi," ujar Alesha lanjut mengelap mo

  • Kukira Suami Masyaallah Ternyata Astagfirullah   Bab 6. Alesha Dilema, Cerai Atau Maju

    "Alesha, kenalkan, ini pacar aku, Bella. Bella, kenalkan, ini istri aku, Alesha," ucap Fatih seperti memperkenalkan dua orang sahabat."APA!" teriak Alesha menggema.'Apa aku nggak salah dengar? Bang Fatih punya pacar' pikir Alesha syok berat. Tubuhnya membeku bagai patung."Ah, telinga aku sakit Fatih. Istri kamu pita suaranya jelek sekali," hina Bella sambil mengorek telinga seakan terkontaminasi suara Alesha."Bang Fatih, ini tidak benarkan. Bang Fatih pasti bercanda. Hahaha," Alesha tertawa garing menutupi kebenaran. Sakit mendengar kenyataan tadi."Bang Fatih bisa aja bikin jantung Alesha hampir copot. Apa ini prank? Ini tidak lucu Bang Fatih. Alesha nggak suka," tanya Alesha terkekeh.Bella menatap Alesha dengan sinis. Dilihat dari segi manapun, dia terlihat lebih baik dibandingkan gadis yang ada di depannya. Dia tahu Fatih pulang karena mau menikah. Karena perjodohan kedua orang tua.Bella juga ingin menikah dengan Fatih. Namun melihat latar belakang keluarga Fatih, dia yakin k

  • Kukira Suami Masyaallah Ternyata Astagfirullah   Bab 5. Apa? Bang Fatih Ada Pacar?

    Fatih telah selesai dengan urusannya. Saat kembali ke parkiran motor, di tengah jalan dia melihat Alesha yang sedang tertawa bebas dengan dua santri yang tidak dikenal olehnya. Di bawah pohon rindang. Dimana Alesha duduk di atas meja dan sebelah kaki di atas kursi."Itu istrinya kamu Gus Fatih? Saya masih heran kenapa Pak Kyai malah memilih dia dari ribuan santri yang ada," komentar salah satu ustadz yang menemani Fatih.Mata mereka bertiga terfokus pada Alesha yang tertawa sampai terpingkal-pingkal. Tidak ada kalem sama sekali."Kamu jangan bicara begitu. Itu pilihan Pak Kyai. Gus Fatih jangan dengar perkataan tadi ya," kata Ustadz satu lagi dengan tidak enak."Saya duluan ya, Ustadz. Assalamualaikum," pamit Fatih tanpa memberi komentar."Waalaikumsalam.""Tuh, kamu lihat ekspresi Gus Fatih. Perempuan yang kamu hina tadi sudah menjadi istri Gus Fatih." "Bukan hanya aku saja yang masih belum menerima keputusan Kyai. Para santriwan dan santriwati juga," belanya."Itu bukan urusan kita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status