Share

Bab 2

Kulepas Kau dengan Ikhlas 2

Part 2

Hari ini hari pernikahan kedua mas Arya dengan wanita bernama Lusi. Dari dua minggu lalu mas Arya sudah jarang memberikan kabar kepadaku, komunikasi antara kami seolah terputus, saat aku menelepon dia akan marah dan tak usah mengganggu katanya maka sesuai keinginan nya aku tak akan pernah mengganggu nya. Bahkan memberikan kabar kehamilanku pun urung kulakukan, biarkan mas Arya tahu tentang anaknya setelah perpisahan kami dan kelahirannya kelak.

Aku sudah bersiap untuk mengisi acara pernikahan kedua suamiku. Aku dan Aini sekarang dalam perjalanan menuju acara dan sebentar lagi akan sampai tujuan.

"Ra, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Aini, dengan menggengam tanganku erat.

"Baik Ai, sangat baik aku sudah mempersiapkan semua nya, aku juga sudah keluar dari rumah itu, aku sudah tinggal di rumah bersama orang tuaku." jawabku memandang lurus kedepan mobil yang berjalan ini.

"baguslah kalau begitu Ra, kau tinggalkan saja suami seperti dia, biar dia menyesal telah mempermainkan istri seperti kamu"

Aku hanya menjawab dengan mengagukan kepala dan tersenyum pada Aini.

Setelah masuk ruangan khusus para pengisi acara, kami langsung bersiap berdandan memakai kostum yang telah di sediakan, tapi kali ini aku bawa bajuku sendiri sebuah gaun yang di rancang adikku Fika, gaun yang sangat elegan dengan warna merah menyala sangat pas di tubuhku yang putih bersih.

Saat MC telah membawakan acara dan para pengisi acara menuju panggung, aku dan Aini berjalan menaiki panggung. Kulihat dari panggung ini sepasang mempelai pengantin duduk di singasana nya, kulihat wajah mas Arya sangat bahagia bersanding dengan Lusi. Kini saatnya aku untuk menyanyi akupun bersiap-siap.

Lagu ini aku persembahkan untuk mempelai pria Mas Arya Wiguna suamiku yang telah menikah lagi dengan mbak Lusi Rahmawati aku ucapkan selamat ya lagu ini buat kado pernikahan kalian.

Selamat kuucapkan padamu

Wahai orang yang pernah paling aku sayang

Kulepas dirimu dengan ikhlas

Moga Tuhan jagakan dirimu dan dia

Kudatang memberikan selamat

Walau langkah kaki gamang

Untuk kamu, aku datang

Semoga dirimu bahagia

Kulepas dirimu dengan ikhlas

Semoga engkau dan dia bahagia

Dulu kita pernah berbagi rasa

Kini kita hanya teman yang biasa

Dulu kita bisa berencana

Tapi Tuhanlah yang menakdirkan

Hidup terus berjalan

Engkau t'lah kurelakan

Pada Tuhan semua

Kupasrahkan

Selamat kuucapkan padamu

Wahai orang yang pernah paling aku sayang

Hoo-oo

Hoo-oo

Hoo-oo

Hoo-oo

Dulu kita pernah berbagi rasa

Kini kita hanya teman yang biasa

Dulu kita bisa berencana

Tapi Tuhanlah yang menakdirkan

Hidup terus berjalan

Engkau t'lah kurelakan

Pada Tuhan semua

Kupasrahkan

Kulepas dirimu dengan ikhlas

Semoga engkau dan dia bahagia

Sumber: Musixmatch

Kulepas dengan ikhlas Mas Arya Wiguna, untuk mu mbak Lusi Rahmawati selamat untuk kalian berdua. Dan tunggu surat sidang cerai kita ya mas, terima kasih untuk lima tahun kebersamaan kita. Kata-kata itulah yang aku ucapkan sebelum turun dari panggung dan kemudian keluar dari ruangan itu. Kulihat wajah mas Arya bersemu merah marah dan terkejut melihat diri ini ada di acara pernikahan nya.

Tanpa menoleh kebelakang, aku terus berjalan keluar dari gedung menuju mobil di parkiran, menjalankan mobil dengan kecepatan sedang menuju hotel yang telah aku sewa kemarin, untuk ku menenangkan diri.

Ya, aku butuh ketenangan, untuk menetralkan emosi jiwa dan raga ku, dan bersiap menghadapi mas Arya beserta keluarganya.

💔💔💔💔💔💔

Keesokan hari nya saat aku berada di rumah orang tuaku, mas Arya menelpon.

Dert... Dert... Dert...

Mas Arya calling tertera di layar handphone

Setelah menyiapkan mental untuk mengangkat telepon nya aku pun mengeser tombol hijau di handphone.

"Hallo, Assalamualaikum mas," kataku setelah mengangkat telepon

"Iya Waalaikumsalam, Aira kamu di mana, kenapa rumah kosong dan sangat kotor?" jawab mas Arya. Hah itulah dia tak mau rumah terlihat kotor harus selalu bersih, karena itulah setelah pulang manggung walaupun badan sudah lelah sebelum tidur aku akan membersihkan rumah dulu meskipun itu sudah larut malam, bahkan aku akan tidur saat mas Arya sudah berangkat kerja.

"Aku di rumah mama mas, kenapa kan sudah ada istri baru mu suruh dia yang beberes rumahmu itu. Oh iya tunggu surat dari pengadilan agama ya mas aku sudah mendaftarkan gugatan ceraiku," ucapku lagi.

"Apa, pulanglah dulu ada yang akan aku jelaskan tentang semuanya, mari kita bicarakan dengan baik-baik dan dari hati," jawab mas Arya.

"Apalagi yang mau di jelaskan mas, semuanya sudah jelas, bahkan sudah dua minggu mas tidak pulang kerumah dan betah di rumah ibumu, dan terjawab sudah alasannya," jawabku sekenanya.

"Iya pulanglah dulu kita bicarakan di rumah saja ya jangan di telepon," jawab mas Arya lagi.

"Baiklah Mas, jika itu yang kamu mau mari kita bicarakan segalanya, aku akan datang bersama kedua orangtua ku, Assalamualaikum".

💔💔💔💔💔

"Pa, Ma, tadi mas Arya menelpon Aira, ingin bicarakan tentang semuanya, alasannya kenapa menikah lagi." aku mulai bicara pada kedua orangtuaku setelah menerima telpon dari mas Arya.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan sayang?" tanya mama padaku.

"Seperti yang Aira pernah katakan Ma, aku akan berpisah dengan mas Arya, Aira juga sudah mendaftakan perceraian kami ke pengadilan agama, dengan bukti video akad nikah, acara resepsi pernikahan itu, juga undangan pernikahan yang di berikan Aini, semua sudah aku berikan kepada pengacara yang Aira sewa, Pa, Ma," ucapku menjelaskan segalanya kepada kedua orang tua.

"Papa mendukung apapun keputusan Aira, tapi apa tidak ada jalan lainnya? Ingat anak dalam kandunganmu juga butuh seorang ayah dalam hidup nya, apa Arya tahu tentang kehamilan Aira ini sayang?" nasehat dan pertanyaan papa seakan membuka kembali luka yang aku coba sembuhkan sendiri.

"Belum pa, Mas Arya, belum tahu tentang kehamilan Aira, bagaimana bisa tahu selama dua minggu selalu ada di rumah ibunya, saat Aira telepon, mas Arya seolah tak mau di ganggu, komunikasi antara kami berdua seolah terputus." ucapku dengan derai air mata tanpa henti.

"Baiklah sayang, biar papa hubungi Arya agar dia jelaskan kepada papa, akan papa minta dia mengembalikan Aira pada papa dengan cara yang baik, bukankah dulu dia datang dengan baik-baik?" ucap papa menenagkanku.

Aku hanya menjawab dengan mengagukkan kepala, tanda menyetujui perkataan papa barusan.

Papa mengambil handphone, dan menghubungi mas Arya.

tut... tut... tut...

Nada dering sambungan telepon papa, setelah beberapa saat, terdengar suara Mas Arya di ujung telepon. Papa memang sengaja me-loudspeaker panggilan teleponnya, agar aku dan mama bisa mendengar apa yang di katakan mas Arya pada papa.

"Hallo, Assalamualaikum, Pa," terdengar suara mas Arya menjawab telepon papa.

"Hallo, Waalaikumsalam, Arya, Papa sudah mendengar apa yang terjadi pada pernikahan kalian, jika kamu sudah tidak menginginkan anak papa untuk jadi istrimu, kembalikan dia pada kami dengan baik-baik, tidak dengan menyakitinya seperti ini, papa tunggu kamu datang ke rumah papa dan bicarakan semuanya juga jelaskan alasan mengapa kamu melakukan semua itu," ucap papa tegas pada mas Arya di sambungan telepon.

"Baik pa, Arya akan datang dan menjelaskan semuanya kepada papa, mama dan juga Aira." jawab mas Arya sendu.

"Baik sekarang papa tutup teleponnya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mas Arya mengakiri percakapan itu.

"Sekarang istirahatlah dulu, besok kita akan menghadapi hari yang panjang," ucap mama menenangkanku.

TBC

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status