Sambil menahan nafas dan memejamkan matanya, Xi Feng mulai meminum air mendidih itu.
Dia jadi sangat kaget dan membuka matanya saat dia meminum cairan itu, karena cairan itu ternyata tidaklah panas. Bahkan cairan itu boleh dibilang ternyata berisi air dingin. Xi Feng meminum air itu sebanyak-banyaknya hingga perutnya terasa kembung. Dia pikir tungku itu sudah hampir kosong. Tapi saat dia menurunkan tungku itu dan melirik ke arah tungku itu Ternyata isinya masih banyak, hingga sepertinya dia tidak pernah meminum isinya. Dia tidak lagi memusingkan keanehan itu. Setelah itu, dia mulai siap-siap untuk mandi dengan air dalam tungku itu. Setelah itu, dia pun mengikuti instruksi dari uap itu untuk menyiram air mendidih itu ke tubuhnya. Dia sudah tidak setakut sebelumnya karena dia sudah merasakan Air ini yang ternyata tidaklah panas seperti yang dia pikir. Karena itu dia langsung menyiramkan air itu ke sekujur tubuhnya dari rambut hingga seluruh tubuhnya. Saat itulah dia berteriak kencang karena dia merasakan sangat panas. Merasakan tubuhnya seperti melepuh, seperti dia menyiram dirinya dengan air mendidih. Padahal sebelumnya saat dia meminum air yang terlihat mendidih itu, dia menemukan rasa air yang sangat dingin. Tapi kenapa saat dia mandi dengan Air ini, Air ini tiba-tiba menjadi sangat panas sehingga dia takut tubuh dan wajahnya sudah terkelupas. Dia berusaha berdiri sambil membanting wadah air mendidih itu. Kemudian dia berteriak sekencang mungkin sambil memarahi patung itu. Dia terus melompat-lompat karena tidak tahu bagaimana caranya untuk menghentikan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Xi Feng terus berteriak-teriak kesakitan seperti orang sekarat hingga akhirnya dia jatuh dan pingsan. Entah berapa lama dia pingsan. Saat dia terbangun, dia teringat akan apa yang terjadi pada dirinya sebelum dia pingsan. Dia berusaha menatap ke arah tangannya. Dia pikir tangannya sudah melepuh karena terkena air mendidih dari Tungku Awan Surga itu. Tapi ternyata tangannya tidak kurang suatu apapun. Tangannya terlihat seperti biasanya. Dia buru-buru keluar dari gua untuk mencari mata air yang sempat dia lihat sebelumnya. Kemudian dia berkaca di sungai itu, bercermin untuk melihat wajahnya. Dan dia sangat kaget karena tubuhnya yang sudah tidak memakai baju atas itu ternyata terlihat bersih, tidak ada bekas melepuh atau sesuatu seperti itu. Demikian juga dengan wajahnya. "Ini sangat mengherankan. Padahal aku ingat betul kalau saat itu ada sensasi terbakar. Tapi kenapa jadi seperti ini? Apakah itu hanya mimpi buruk?" "Tapi tidak. Itu nyata. Itu bukan mimpi buruk. Lalu kenapa begini? Apa yang terjadi?" Xi Feng sempat mondar-mandir kebingungan. Kemudian dia teringat akan keterangan di uap itu. "Betulkah Tungku Awan Surga itu bisa membuat aku bisa berkultivasi?" Selama bertahun-tahun, Xi Feng tidak bisa berkutivasi walaupun dia sempat mempelajari cara untuk berkutivasi di Sekte Alam Agung tetapi dia terus saja gagal. Kini dia mencoba berkutivasi mengikuti petunjuk yang dia dapat dari sektenya. Setengah jam kemudian, dia bangkit berdiri. Mendekati sebuah dinding tebing. Kemudian, dia mulai memukulkan tebing itu dengan tangan kirinya dengan sekuat tenaganya. PRAKKK Terdengar suara hancurnya permukaan tebing yang sangat keras itu. Permukaan tebing ini, hancur oleh pukulan tangan kirinya. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya di masa lalunya Dia pun mencoba melakukan pukulan pukulan lagi dan permukaan tebing itu hancur dengan menciptakan lubang yang dalam saat dia memukul kan dengan tangan kanannya. Kali ini Xi Feng betul-betul kaget. "Berarti aku telah berhasil berkultivasi. Berarti uap itu memang betul adanya. Aku berhasil! Aku berhasil!" Xi Feng sangat girang. Dia kemudian berteriak-teriak di dasar jurang ini. Dia kembali ke gua. Dia merasa berdosa kepada patung itu karena dia sempat marah-marah kepada patung itu. Setelah sempat merasakan sakit melepuh setelah dimandikan oleh Tungku yang berada di depan patung itu. Tapi saat dia tiba di dalam gua di tempat di mana Patung itu berada, ternyata patung itu tidak lagi berada di sana. Dia tidak tahu di mana patung itu. Yang bisa dia lakukan hanya berterima kasih kemudian melakukan kongtow berlutut di tanah di tempat sebelumnya patung itu berada dan menundukkan kepalanya sebanyak 20 kali sambil berkata, "Terima Kasih, Guru. Terima kasih atas karuniamu. Aku tidak akan melupakan ini." Saat Xi Feng mengangkat kepalanya dia sangat heran karena di dinding di ujung sana dia melihat ada huruf-huruf yang sebelumnya tidak ada di sana. Dia berdiri mendekati dinding itu dan membaca huruf-huruf kuno sama seperti yang pernah dia dapat sebelumnya di uap Tungku Awan Surga. Bunyi dari tulisan itu adalah, "Terima kasih karena kamu telah menganggapku sebagai guru. Sudah sekian lama aku tidak memiliki seorang murid. Aku sangat senang karena bisa memiliki seorang murid lagi." "Guru, selama ini aku tidak bisa berkutivasi. Tapi sekarang, aku sudah bisa berkultivasi setelah meminum ramuan yang kamu berikan. Sekarang ini, aku ingin mempelajari teknik milikmu. Bolehkan, guru?" Sekian lama Xi Feng menunggu. Tapi tidak ada jawaban do dinding di depannya ini. Kemudian Xi Feng memalingkan wajahnya ke belakang. Saat itulah dia melihat huruf-huruf lain berada di tembok belakang. Padahal sebelumnya huruf-huruf itu tidak ada di sana. Xi Feng mendekati dinding di belakang sana dan mulai membaca "Tentu saja bisa. Tetapi ilmuku sangatlah rumit kamu harus mempelajari dasarnya dulu. Untuk itu, kamu harus memperdalam Kultivasi Awan Surga dengan cara terus melakukan kultivasi dan untuk sementara aku akan menurunkan jurus pertama dari jurus, Tangan Penahan Badai." Tulisan itu hanya sampai di situ saja, tapi sekarang ini, Xi Feng sudah tahu kalau tulisan selanjutnya akan berada di dinding belakang tempat dia berdiri saat ini. Dia segera membalikkan tubuhnya dan di sana dia melihat gambar-gambar dan juga tulisan-tulisan kuno yang berada di dinding itu yang sebelumnya tidak ada di sana. Itu adalah gambar orang melakukan gerakan-gerakan. Di situ juga ada gambar seperti angin yang melanda orang itu tapi orang itu melakukan gerakan-gerakan untuk menahan angin itu. Xi Feng mulai melakukan gerakan-gerakan yang ada dalam gambar itu. Seluruh tembok gua ini, sudah penuh dengan gambar dan tulisan-tulisan petunjuk akan gambar-gambar itu dan sepertinya tulisan dan gambar itu sudah tertulis di sana sejak lama hanya saja baru muncul lagi seperti kemauan guru dari Xi Feng ini. Dia belajar begitu tekun dan menyelinginya dengan berkultivasi. Hanya dalam beberapa waktu lamanya dia mulai menguasai jurus pertama dari Tangan Penolak Badai itu. Setelah 5 hari. Dia berkata, "nampaknya aku sudah siap untuk jurus kedua. Apakah jurus kedua itu, guru?" Setelah melakukan pertanyaan itu, dia kembali menoleh ke arah belakang dan di belakang sana dia menemukan jawabannya. Dia pun segera membacanya. "Kamu harus menyempurnakan jurus pertama dari Tangan Penolak Badai itu dulu. Caranya adalah, kamu harus bertarung." "Bertarung? Tapi caranya bagaimana? Aku pikir aku seorang diri di dasar jurang ini. Jadi bagaimana caranya aku bertarung?" Di bagian tembok belakang dia kembali menemukan jawabannya. "Kamu memang sendirian di dasar jurang ini. Untuk itu, kamu harus naik ke atas sana dan melakukan pertarungan supaya kamu bisa menyempurnakan ilmumu dengan pertarungan." "Tapi kultivasiku masih terlalu rendah untuk naik ke atas sana. Aku tidak sanggup naik ke atas sana, guru." "Pergilah di depan batu besar berwarna hijau. Dari situ kamu akan aku hempaskan naik ke atas sana." "Baiklah. Kalau begitu, aku akan segera naik ke atas sana." Setelah itu, aku akan turun lagi ke bawah sini untuk jurus berikutnya. Iya kan?" "Tidak! Ini pertama kalinya kamu datang ke jurang tanpa dasar ini dan terakhir kalinya juga kamu datang ke jurang tanpa dasar ini. Kamu tidak akan pernah lagi bisa kembali ke tempat ini hidup-hidup." "Kenapa begitu? Lalu bagaimana caranya aku memperoleh jurus keduaku dan jurus berikutnya lagi?" tanya Xi Feng penasaran."Kakak Du, jangan terburu-buru pergi—keseruan yang sesungguhnya baru saja dimulai."Xi Feng merasa semangatnya meredup saat lawannya dibawa pergi.Dia menyadari bahwa dia telah mengembangkan kebiasaan memukul orang lain."Xi Feng, kau berani sekali, berpura-pura bodoh untuk menjebak orang bijak di hadapanku."Ma Chaozhuo mengucapkan setiap kata dengan nada mengancam.Jelas, Xi Feng telah merencanakan pertarungan ini dengan cermat, memastikan kemenangan sejak awal.Meskipun hanya mitra latihan, keahlian bertarungnya setara dengan murid resmi di level yang sama. Pengalamannya dalam pertempuran lebih luas, dan dia mampu memprediksi gerakan lawannya.Hal ini membuatnya menjadi lawan yang sulit dikalahkan—seseorang tidak boleh meremehkannya karena kelemahan yang terlihat, atau mereka akan membayar harganya. Namun, peringatan semacam itu sudah terlambat. "Kakak senior Ma, apakah Anda berencana mengirim lebih banyak penantang untuk pertarungan?" Xi Feng bertanya dengan senyum tenang, t
Xi Feng berada dalam situasi yang sangat genting, dikelilingi oleh serangan pedang yang bertubi-tubi. Ketenangannya yang biasa telah hilang, membuatnya terlihat acak-acakan dan putus asa.Ada beberapa momen kritis di mana pedang-pedang berapi hampir menyentuh kulitnya, mengancam akan menumpahkan darah jika ada sedikit saja kesalahan."Teruslah menghindar, anak muda. Aku penasaran seberapa bagus gerakan kakimu sebenarnya," ejek murid bernama Du, keyakinannya meningkat seolah-olah Xi Feng sudah terpojok. Senyum puas tersungging di wajahnya saat serangannya semakin agresif.Diam, situasi Xi Feng semakin suram, wajahnya pucat pasi."Adik Du, selesaikan dia sekarang," dorong penonton dari Puncak Bintang Hancur, tinju mereka terangkat di udara sambil bersorak."Tidak masalah. Lihat saja," Du membanggakan diri, tawanya menggema dengan kemenangan. "Aku akan membalas dua tamparan yang diterima Saudara Yue sepuluh kali lipat. Aku tidak akan membiarkan hal itu mempengaruhi hati Dao-mu sebelum ak
Pang berusaha bangkit, tampak menyedihkan, wajahnya memerah karena amarah dan frustrasi saat menatap Xi Feng. Dia meludahkan campuran darah dan gigi patah ke tanah dan secara refleks menyentuh pipinya yang bengkak.Beberapa saat sebelumnya, ia telah membanggakan diri bahwa ia akan mempermainkan Xi Feng, tetapi tamparan Xi Feng telah membuatnya merasa sangat terhina, harga dirinya hancur berkeping-keping.Plak!Tak lama setelah kutukan itu keluar dari mulutnya, tamparan lain yang tajam mendarat.Pang, yang baru saja berhasil berdiri, terlempar lagi, mendarat dengan wajah menempel di tanah dalam pemandangan yang lebih memalukan."Pergi sikat gigimu. Aku bosan mengotori tanganku denganmu," kata Xi Feng, dengan nada yang lebih keras.Dia tidak pernah menahan diri terhadap mereka yang hanya bicara tanpa tindakan."Sakit... Aku pikir aku akan mati karena sakit..."Yue Zhongshan dipukul begitu keras hingga terjatuh ke tanah, kejang-kejang. Dia memegang wajahnya, berguling-guling, dan tidak b
Setelah menyaksikan hal itu, rasa takut menyelimuti hati para anggota Shattered Star Peak, wajah mereka tiba-tiba menjadi kaku.Meskipun melampaui semua ekspektasi, Xi Feng telah secara diam-diam mendokumentasikan tindakan mereka, kini menggunakan bukti tersebut sebagai senjata untuk membalas dendam."Benar dan salah akan diadili dengan adil," deklarasi Xi Feng. "Sifat asli para murid Puncak Bintang Hancur terungkap untuk semua orang lihat. Penyalahgunaan kekuasaan mereka, ancaman mereka, dan bahasa kasar mereka akan membuat orang yang tidak tahu mengira mereka sebagai pewaris kekayaan yang manja."Dia lalu mengalihkan perhatiannya pada murid berdarah Song: "Lu benar. Meskipun kamu berasal dari Hall Penegakan Hukum, kamu harus mengundurkan diri dari urusan yang melibatkan Puncak Bintang Hancur, mengingat afiliasi gandamu. Bukankah aturan sekte sudah cukup jelas? Kamu tidak terbebas dari pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum." Wajah murid bernama Song menjadi muram, namun dia tet
Ma Peng menatap Xi Feng dengan ekspresi gelap, tetap diam.Kelompok dari Puncak Gerbang Surga juga diam-diam mengalihkan pandangan mereka ke arah Xi Feng.Semua orang menyadari bahwa Xi Feng tidak bersalah, tetapi situasi tersebut terlalu berat. Tanpa pengakuan bersalah dari Xi Feng, dia kemungkinan besar akan mendapat pukulan.Namun, tak ada yang berani maju terlebih dahulu untuk membela Xi Feng, meninggalkan keheningan yang berat menggantung di udara."Xi Feng, apa yang kau tunggu? Jika bukan karena kau, apakah Puncak Gerbang Surga akan menghadapi masalah ini? Segera minta maaf kepada Senior Saudara Ma dan mohon ampunan darinya."Suara yang marah memecah keheningan.Kerumunan menoleh untuk melihat Mao Jinyi berbicara. "Senior Brother Ma, tidak perlu khawatir. Aku adalah rekan tim Xi Feng; aku mengenal karakternya dengan baik. Dia selalu sombong dan acuh tak acuh, tidak pernah mendengarkan nasihat atau berbaur. Hanya dengan melihatnya, kamu bisa tahu dia adalah magnet masalah. Sepe
Ma Chaozhuo menatap Xi Feng dengan tatapan dingin. Mengingat status dan kebanggaannya, gagal menangani seorang pendatang baru hanyalah penghinaan belaka.Wajah Ma Peng memucat, alisnya berkerut. "Apa lagi yang diinginkan oleh Senior Saudara Ma?"Kebenaran telah terungkap: Puncak Bintang Hancur telah memanfaatkan kekuasaannya untuk memaksa orang lain melakukan kesepakatan yang tidak adil. Dan lagipula, dia telah memberi Xi Feng kesempatan untuk meminta maaf, sebuah jalan keluar yang terhormat. Apakah dia masih berniat untuk mempermasalahkan hal ini?Dengan sinis, Ma Chaozhuo berkata, "Aku selalu mendengar bahwa para murid Puncak Gerbang Surga adalah talenta luar biasa, masing-masing dengan kekuatan yang luar biasa. Puncak Bintang Hancur kami, yang telah lama terkenal, ingin menguji reputasi itu. Karena kami telah berusaha datang hari ini, kami tidak boleh membiarkannya sia-sia. Kami di sini untuk menantang murid-murid Puncak Gerbang Surga kalian dalam pertarungan persahabatan." Denga