MasukDan Dao Bao berhasil menahan energi pedang yang datang. Tubuhnya terdorong ke belakang beberapa langkah, tetapi tidak sampai kehilangan keseimbangan. Namun, itu hanya satu tebasan, bagaimana jika ada ratusan tebasan? Pertanyaan itu tidak diucapkan, tetapi tercermin jelas dari perubahan ekspresinya. Dao Bao tidak berkata apa-apa lagi, tetapi geraknya menunjukkan ia paham bahwa situasi ini tidak boleh dibiarkan berlarut. Keheningan itu bukan ragu, melainkan perhitungan ulang. Dao Bao mundur jutaan kaki, ketika dia mundur. Setiap langkah mundurnya diiringi oleh pergeseran pola di ruang sekitarnya. Ruang di belakangnya dibuka oleh pola-pola baru, membuat jalur mundur itu tidak kacau, tetapi tertata, meski tetap dipaksa cepat. Pola-pola itu berfungsi sebagai penyangga, mencegah tekanan belakang menghancurkan keseimbangan ruang. BOOM!!! Suara ledakkan dari arah lain terdengar. Getarannya menjalar melalui Lautan Kosmik, membuat riak gelap di permukaannya. Dia melihat Wanren dan
Jenderal pertama Istana Laut Timur hampir tidak bisa menghindari serangan dari rantai-rantai yang tiada henti. Setiap gerakannya selalu dibatasi oleh perubahan posisi rantai yang datang berikutnya. Setiap kali ia memaksa jalan keluar, rantai datang menutup. Penutupan itu tidak kasar, tetapi tepat pada jalur yang ia pilih. Setiap kali ia menahan, sangkar menekan lebih rapat. Tekanan itu datang dari segala sisi, membuat ruang untuk bernapas semakin sempit. Setiap kali dia akan mengeksekusi keterampilannya, tekniknya langsung diserang dan dihancurkan. Penghancuran itu terjadi bahkan sebelum energi mencapai kestabilan penuh. Serangan itu tidak menunggu terbentuk sempurna, seolah-olah Dao Bao mampu membaca niat sejak awal gerak. Pembacaan itu bukan tebakan, melainkan hasil dari pengalaman panjang. Jenderal pertama Istana Laut Timur terus menghindari rantai-rantai yang menyerangnya. Gerakannya kini lebih berhati-hati, karena setiap kesalahan akan berakibat fatal. Dia melihat dua
Pola-pola Array bermunculan, bukan hanya dari Lautan Kosmik, dan langit, tapi dari berbagai arah. Arah kemunculan itu memutus semua jalur aman yang sebelumnya masih tersedia. Pola-pola itu tidak berdiri sendiri, melainkan saling menutup jarak, membentuk lapisan yang bertumpuk. Lapisan-lapisan itu menciptakan tekanan bertahap, bukan ledakan sesaat. Ruang yang semula terbuka bagi gerak Jenderal pertama dan tiga ahli Array perlahan mengerucut, seperti sebuah perangkap yang disusun tahap demi tahap. Setiap tahap memastikan tidak ada jalur mundur yang tersisa. Pola-pola Array itu menjadi sangkar untuk Jenderal pertama Istana Laut Timur dan juga tiga ahli Array dari tiga Istana penguasa. Sangkar itu tidak berbentuk fisik, tetapi keberadaannya jauh lebih nyata daripada dinding baja. Di dalam sangkar itu, arah atas dan bawah tampak sama saja, karena pola muncul di segala sisi. Orientasi kehilangan makna, hanya tekanan yang tersisa. Siapa pun yang bergerak sembarangan akan langsung b
Rantai-rantai itu tidak berhenti setelah menghancurkan kapak raksasa, ribuan rantai itu langsung melesat menyerang Jenderal pertama. Serangan lanjutan itu datang tanpa jeda, seolah kehancuran kapak hanyalah pembuka dari rangkaian utama. Gerakan mereka saling menutup, datang dari berbagai sudut, tidak memberi celah untuk satu langkah santai. Sudut-sudut serangan itu membentuk jaring tiga dimensi, membuat ruang di sekitar Jenderal pertama kehilangan konsep depan dan belakang. Setiap rantai bergerak lurus, lalu berubah arah di tengah jalan, seperti telah dituntun untuk menekan satu titik yang sama. Perubahan arah itu tidak terjadi karena kebetulan, melainkan akibat perhitungan Array yang terus diperbarui di setiap tarikan napas. “Sial, siapa sebenarnya kamu?” teriak Jenderal pertama. Nada suaranya terdengar keras, tetapi di balik itu terselip tekanan karena ia menyadari posisi yang tidak lagi menguntungkan. Matanya bergerak cepat, menilai dari mana serangan berikutnya datang, sam
Dao Bao menatap kapak itu tanpa gentar. Sikapnya tidak berubah, karena dalam penilaiannya, serangan itu masih berada dalam batas yang bisa ia hadapi. “Walaupun kekuatan lelaki tua ini belum pulih sepenuhnya, menghadapi mu bukan perkara yang sulit!” Pernyataan itu tidak dibuat untuk merendahkan lawan, melainkan untuk menegaskan posisi dirinya di medan ini. Dao Bao membentuk segel tangan. Gerakan itu lambat dan jelas, tidak menunjukkan urgensi, seakan-akan waktu di sekitarnya bergerak mengikuti ritmenya. Kemudian pola Array yang sangat besar muncul dari Laut Kosmik. Pola itu tidak muncul dari udara, melainkan dari permukaan lautan hitam pekat, seolah-olah Laut Kosmik sendiri menjadi bagian dari media pembentukannya. BUZZ BUZZ BUZZ BUZZ!!! Getaran itu menjalar luas, menandakan bahwa pembentukan Array ini melibatkan struktur yang jauh lebih besar dari satu formasi tunggal. Pola Array yang muncul bukan hanya satu, tapi ada beberapa puluh. Masing-masing berdiri sendiri, namun jel
Semua orang langsung mundur, mereka sangat ngeri, Tetua Agung itu memiliki ranah peringkat lima Penguasa Dewa Sejati, tapi dia begitu mudah dibunuh oleh Xiaoxiao. Perbedaan itu terlalu mencolok untuk diabaikan. Bahkan pihak-pihak yang tadi penuh kemarahan menahan langkah, karena kematian itu terjadi dalam satu serangan, tanpa ruang untuk reaksi. WHOOSSHH!!! WHOOSSHH!!! Para jenderal pertama dari masing-masing Istana turun. Kehadiran mereka mengubah skala ancaman secara langsung. Mereka tidak berani meremehkan kelompok yang tiba-tiba mendukung Xiao Tian ini. Satu kesalahan penilaian bisa berujung pada perang antar Istana. Posisi mereka menyebar, menjaga jarak yang cukup untuk saling menutup, namun tidak memberi celah agar pihak lawan memilih satu sasaran dengan mudah. Setiap posisi diambil dengan perhitungan medan. Jenderal pertama menatap beberapa petinggi Istana. “Kalian awasi Xiao Tian terutama Tuo Xun, jangan biarkan dia membawa generasi mudanya kabur. Aku dan para jend






