Share

Bab 230

last update Last Updated: 2025-01-26 17:46:55

Wajah Xiao Tian yang pucat pasi kembali normal. Dia menampilkan wajah muda yang penuh wibawa, bahkan tanpa dia mengeluarkan auranya, Patriark Klan Zhao sudah sangat ketakutan. Dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Teman Muda Tian, tingkat apa ranah kultivasimu?”

Mendengar Patriark Klan Zhao menanyakan itu, semua orang juga menatap Xiao Tian dengan penuh keingintahuan.

Xiao Tian tersenyum tipis. “Senior, kultivasiku masih rendah, aku hanya peringkat tiga alam Yin. Namun, ranah jiwaku sudah mencapai master Zuxian.”

“Master Zuxian?”

Mendengar dua kata itu, tidak hanya Patriark Klan Zhao, bahkan Huandi Fan yang biasanya tenang bergidik ketakutan. Pasalnya, walaupun dia sudah mencapai Alam Yang, ranah Jiwanya masih di tahap Zuxian tingkat sembilan. “Ini benar-benar terlalu mengerikan. Jika aku tidak merasakannya sendiri, aku tidak akan percaya bahwa ada pemuda yang baru berusia 22 tahun memiliki ranah jiwa master Zuxian, ranah jiwa yang sudah melampaui ku.”

Orang-orang mengangguk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Jumadil Susi
mantap thor
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Black ID
Lanjutkan thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   1550

    Xiao Tian menatap Ding Wu, Huixing, dan yang lainnya yang mengikuti menuju dunia era Abadi. Walaupun sekarang kekuatan mereka sudah sangat kuat, jauh melampaui yang lainnya, tidak ada jarak yang mereka ciptakan. Mereka tidak berdiri terpisah, tidak membentuk lingkaran sendiri, dan tidak menunggu dilayani. Mereka tidak bersikap arogan, mereka mau bekerjasama memasak, seolah-olah sekarang semuanya terlihat sama. Tidak ada posisi atau kekuatan siapa yang lebih tinggi. Di momen ini, tidak ada perbedaan antara mereka yang sudah mencapai Setengah Penguasa Dewa dan mereka yang masih tertinggal. Semua berada di barisan yang sama. Mereka bekerjasama sambil bercanda, dan tertawa lepas. Pemandangan itu membuat banyak pasukan yang tertinggal merasa lebih nyaman. Mereka melihat dengan jelas bahwa yang kuat tidak menginjak yang lemah. Tidak ada sorot merendahkan, tidak ada bahasa tubuh yang menunjukkan keunggulan. Hal itu menutup potensi jarak sosial yang biasanya muncul setelah peningkatan b

  • Kultivator Inti Semesta   1549

    Bagi pasukan yang hidup dalam sistem barisan, kalimat “aku tidak melupakan kalian” jauh lebih berat daripada janji panjang. Karena itu berarti pembagian sumber daya akan terjadi, dan mereka tidak akan dibiarkan membusuk di posisi lama. BUZZ!!! Xiao Tian melambaikan tangannya. Seketika tumpukan daging binatang purba membentuk beberapa gunung. Gunung-gunung daging itu muncul berlapis, tersusun rapi, memenuhi pandangan. Setiap potongan masih menyimpan sisa kehidupan yang belum sepenuhnya padam. Dari tumpukan daging itu, energi ilahi masih mengalir tanpa dikendalikan. Tidak liar, tetapi cukup padat untuk langsung terasa oleh siapa pun yang berada di sekitarnya. Beberapa pasukan merasakan peredaran energi dalam tubuh mereka bergerak lebih cepat. Sebagian lain merasakan tekanan hangat yang meresap ke inti kekuatan mereka. “Binatang-binatang purba ini semasa hidupnya memiliki ranah peringkat dua belas, tiga belas, dan ada beberapa peringkat lima belas Setengah Penguasa Dewa. Jadi bukan

  • Kultivator Inti Semesta   1548

    Saat Xiao Tian tiba di barak Barisan Awan, puluhan juta pasukan langsung menyambutnya. Mereka berbaris, kemudian berlutut dengan satu tangan di tempel di dada. Barisan itu terbentuk tanpa perlu komando tambahan. Susunannya rapi, memanjang sejauh medan barak mampu menampung. Deretan paling depan menahan posisi dengan stabil, sementara gelombang berikutnya menutup jarak dengan presisi, memastikan tidak ada celah yang membuat formasi terlihat berantakan. Gerakan mereka serempak, bukan karena dipaksa, melainkan karena ritme barisan sudah tertanam sejak lama. Tidak ada satu langkah yang mendahului, tidak ada satu tubuh yang tertinggal. Semua bergerak dalam satu kesadaran kolektif. Tangan yang ditempel di dada tidak dilakukan asal. Itu mengikuti tata hormat resmi yang selama ini hanya diberikan kepada komandan yang benar-benar mereka akui. Sikap itu sendiri sudah menjadi pernyataan, lebih kuat daripada teriakan atau janji setia. “Kami memberi hormat dan menyambut kedatangan komandan!”

  • Kultivator Inti Semesta   1547

    Xiao Quantian tidak menambahkan arah, tidak menyebut jarak, dan tidak memperluas maknanya dengan penjelasan lain. Ia hanya menyampaikan satu fakta yang paling penting. Namun satu kata itu cukup untuk membuat Xiao Tian menahan napas. Karena kata “Istana” terdengar seperti sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa pun yang selama ini ia bayangkan. “Istana? Apa ayahku memiliki Istana di Alam Semesta Lautan Kosmik?” tanya Xiao Tian, dia sangat penasaran dengan kekuatan ayahnya sendiri. Nada Xiao Tian tetap terjaga. Ia tidak meninggikan suara, tidak pula terburu-buru. Namun rasa penasaran itu jelas menonjol, karena pertanyaan itu lahir dari kesadaran baru bahwa ada satu lapisan dunia yang selama ini tertutup rapat darinya. Ia tidak bertanya seperti anak kecil yang merengek. Ia bertanya seperti seseorang yang mulai menyadari bahwa garis hidupnya jauh lebih dalam dari yang ia pahami sebelumnya. “Tentu saja, Patriark satu-satunya yang layak menyandang penguasa Alam Semesta Lautan K

  • Kultivator Inti Semesta   1546

    Sementara mereka fokus berlatih, di tempat lain, Xiao Tian dan rombongannya telah sampai di Alam Hundun. Perpindahan fokus itu terasa alami, seperti dua arus yang berjalan sejajar. Tuo Xun ingin menjamu Xiao Quantian, tapi Xiao Quantian menolaknya. Alasannya sederhana. Ada sesuatu yang penting yang ingin ia bicarakan dengan Xiao Tian. Tuo Xun tidak memaksa. Ia sudah melihat sendiri apa yang dilakukan Xiao Quantian. Ia paham bahwa menahan sosok seperti itu dengan jamuan hanyalah tindakan yang tidak tahu diri. Keinginannya untuk menjamu adalah bentuk hormat, bukan kewajiban. Namun ketika Xiao Quantian menolak, Tuo Xun menahan seluruh rasa ingin tahu yang muncul di dalam pikirannya. Ia tidak bertanya lebih jauh. Ia memilih bertindak. Tuo Xun langsung mempersiapkan tempat yang paling sempurna di Alam Hundun. Ia mempersilahkan Xiao Tian membawa Xiao Quantian ke tempat itu. Tempat itu tidak dipilih secara acak. Ia memilih lokasi yang dianggap paling aman, paling sulit disentu

  • Kultivator Inti Semesta   1545

    “Aku tidak peduli dengan perlakuan orang-orang di delapan Galaksi terhadapku. Tapi aku memiliki kewajiban melindungi delapan Galaksi. Ini janji yang aku junjung tinggi sejak kecil,” tegas Xiao Jian. Xiao Jian menjawab dengan tenang, tetapi tidak ada ruang abu-abu di dalam kalimat itu. Ia tidak membenarkan dirinya dengan daftar jasa. Ia tidak menyebut penderitaan yang pernah ia lewati. Ia hanya menaruh satu alasan, dan ia berdiri di atas alasan itu seolah-olah tidak ada hal lain yang perlu dibuktikan. Kata “janji” ia sebut tanpa ragu, seakan itu tidak pernah berubah sejak pertama kali ia mengucapkannya. “Janji? Apakah hanya karena janji?” tanya Xiaoxiao, dia masih tidak yakin ada orang yang masih menjunjung tinggi sebuah janji. Xiaoxiao menyipitkan mata sedikit, bukan karena curiga semata, tetapi karena ia benar-benar ingin menguji apakah jawaban itu akan goyah. Ia sudah melihat terlalu banyak orang berbicara tentang prinsip, lalu mundur ketika harga yang harus dibayar terlalu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status