공유

CH-384

last update 최신 업데이트: 2025-04-12 08:18:56

Pria yang memimpin kelompok itu berjalan melewati kerumunan dengan langkah tenang namun penuh wibawa. Sorot matanya tajam, dan dari sikap tubuhnya yang tegap, terlihat bahwa dia telah terbiasa menjadi pusat perhatian. Saat ia tiba di tempat terbuka, ia mendongakkan kepala ke langit, mengepalkan tinjunya dan berbicara lantang, suara suaranya menggema dengan percaya diri yang tidak disembunyikan sedikit pun.

"Aku, Xiao Wei dari Klan Xiao cabang telah mendengar bahwa Putri Suci sedang berlatih di sini. Mungkinkah aku mendapatkan kehormatan untuk mengobrol dengan Putri Suci?"

Begitu kalimat itu selesai, suara berat dan tajam terdengar dari arah puncak gunung. Salah satu Tetua yang menjaga tempat itu melangkah ke depan, jubahnya bergoyang diterpa angin lembut dari atas gunung.

"Jadi sebenarnya itu adalah tuan muda dan nona muda dari Klan Xiao cabang. Putri Suci kami telah memberi perintah untuk mengundang tuan muda dan nona muda untuk mengobrol," ucap Tetua itu tanpa banyak basa-basi.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru dan menarik
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Kultivator Inti Semesta   765

    “Anak muda, pembudidaya saat ini mengandalkan peninggalan kami makhluk dari era kuno. Sedangkan kami, kami tumbuh mengandalkan peninggalan dari era Abadi. Era Abadi belum terpecahkan hingga saat ini, bahkan aku belum berhasil mendapatkan banyak informasi tentang era Abadi. Namun, daripada kamu banyak bertanya, lebih baik sekarang kamu segera memperkuat diri. Gelar mu sebagai putra Semesta, tidak ada gunanya ketika kamu sangat lemah. Bahkan garis darahmu yang kuat juga tidak akan berguna, dia bisa berguna, ketika kamu memiliki kekuatan!” Kalimat terakhir itu seperti palu godam yang menghantam keras kesadaran Xiao Tian. Pria itu mengucapkannya dengan penuh tekanan, seperti sedang menyampaikan pesan yang bukan hanya peringatan, tetapi perintah. Nada suaranya seperti menampar logika dan menyentuh batin paling dalam. Xiao Tian sangat terkejut ketika pria paruh baya itu menyebut dirinya memiliki gelar putra Semesta. Gelar itu diberikan oleh pemilik dunia warisan Langit Berbintang. Bahkan

  • Kultivator Inti Semesta   764

    Xiao Tian masih berdiri di bawahnya. Cahaya dari lapisan langit di atas mereka memantulkan siluet sosok paruh baya itu, menambah aura yang membuat bulu kuduk berdiri. Angin tak berembus, tapi jubah emas itu berkibar—seolah dimuliakan oleh kekuatan yang tak terlihat. “Senior, tapi…?” Kata-kata itu menggantung di bibir Xiao Tian. Suaranya nyaris tak terdengar, namun cukup untuk menyiratkan kegelisahan yang tak bisa dia sembunyikan. “Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu pasti khawatir mereka tidak akan mendapatkan keuntungan, kan?” tanya pria berjubah emas itu, tenang namun penuh keyakinan. Xiao Tian tidak menjawab. Kepalanya menunduk, matanya menatap kosong pada tanah yang membentang luas di bawah kakinya. Diamnya bukan karena tak ingin menjawab, tapi karena dia merasa tidak pantas menyuarakan kekhawatiran itu pada pria di depannya. “Kamu tidak perlu khawatir, di semua tempat yang aku tinggalkan. Ada banyak harta berguna untuk mereka. Bahkan aku bisa meningkatkan bakat mereka. Par

  • Kultivator Inti Semesta   763

    Jiwa Naga menundukkan kepalanya sedikit, suaranya bergetar, namun tetap tenang. “Teman muda, aku malu mengatakannya. Tapi aku akan berbicara.” Xiao Tian tidak menjawab, hanya mengangguk pelan sebagai tanda mendengarkan dengan penuh hormat. “Makhluk ini adalah makhluk humoid dari era abadi,” ucap Jiwa Naga sambil menunjuk tubuh raksasa yang mereka pijak. “Aku tak berharap masih ada sisa-sisa peninggalan era abadi di tempat ini. Walaupun makhluk ini telah mati entah berapa ratus juta tahun yang lalu, dan dantiannya telah rusak, tubuhnya masih mengandung kekuatan hidup yang sangat besar. Jadi jika kami dapat memurnikan tubuhnya, itu bisa memulihkan jiwa kami.” Phoenix yang berdiri di sampingnya menambahkan dengan suara halus namun penuh ketegasan, “Kami tidak akan berani mengambil keputusan sendiri tanpa seizinmu. Jadi apakah teman muda bersedia memberikan tubuh raksasa itu untuk kami?” Xiao Tian menatap tubuh humoid yang sudah tidak bernyawa itu, kemudian menatap kedua jiwa yang sel

  • Kultivator Inti Semesta   762

    Setelah membunuh sepuluh makhluk raksasa itu, pandangan Leihuo Dashi tertuju pada ratusan makhluk raksasa lainnya di langit. Mereka berbaris dalam formasi yang nyaris simetris, namun masing-masing mulai mundur setengah langkah secara tidak sadar saat mata Leihuo Dashi menatap ke arah mereka. Ditatap oleh Leihuo Dashi, ratusan makhluk raksasa itu merasakan penindasan yang mengerikan. Getaran ketakutan mulai menyusup ke dalam keberadaan mereka. Binatang Api Petir Ilahi di hadapan mereka, jauh lebih kuat daripada perkiraan mereka. “Garis darah level apa yang bisa mengintimidasi kita seperti ini? Aku tidak pernah menduga akan ada garis darah Binatang Api Petir Ilahi sekuat ini!” ucap salah satu makhluk raksasa kepada yang lainnya, menggunakan transmisi suara. “Garis darah Binatang Api Petir Ilahi ini bukan sesuatu yang bisa kita lawan, kita harus segera menghentikan ujian,” sahut yang lain dengan suara gemetar, menyembunyikan kegugupan di balik nada formal. Namun, mereka tidak sadar,

  • Kultivator Inti Semesta   761

    “Di dunia dantian, jangankan peringkat 15 Kaisar Dewa Tertinggi, bahkan jika itu adalah Setengah Penguasa Dewa, ataupun Penguasa Dewa Sejati, tidak akan membuat Dewa ini gentar. Sekarang lihatlah, apa yang bisa mereka lakukan terhadap Dewa ini!” Suara itu menggelegar dalam pikiran Xiao Tian. Kata-kata Leihuo Dashi seperti guntur di atas langit kelabu. Namun, hati Xiao Tian tetap tak sepenuhnya tenang. Xiao Tian tidak tahu apakah Leihuo Dashi benar-benar memiliki kekuatan untuk menghadapi mereka, atau hanya sebatas ingin membuat dirinya tenang dari para makhluk raksasa itu. Tetapi dia tahu, saat ini dia tidak punya pilihan selain percaya. Ketika Xiao Tian masih berdiskusi dengan Leihuo Dashi, tiba-tiba sepuluh makhluk raksasa yang menyerupai Dewa Asura turun dari langit. Langit dunia abu-abu itu terbelah. Suara nyaring seperti tulang-tulang langit diremukkan menggema, menyayat udara dengan tekanan luar biasa. Sepuluh makhluk itu turun dengan lambat, namun aura mereka menggetarkan s

  • Kultivator Inti Semesta   760

    “Teman muda, hentikan. Jangan memasuki gerbang itu,” ucap Surgawi pertama dengan tegas. Suaranya menggema, memotong udara yang berat. Surgawi pertama bisa melihat betapa berbahayanya gerbang mulut Iblis itu. Aura kematian dan juga kepala-kepala iblis kecil itu tidak sederhana. Suaranya bisa menghancurkan kekuatan jiwanya. Bahkan dari kejauhan, dia merasakan tekanan besar pada lautan kesadarannya. Namun Xiao Tian tidak menjawab. Sorot matanya tidak bergeming. Tubuhnya mengarah ke gerbang itu. “Senior, tunggu di situ.” Hanya itu yang dia ucapkan. Alih-alih mengindahkan peringatan Surgawi pertama, Xiao Tian justru tidak ragu. Langkahnya teguh. Tubuhnya bergerak maju. Dan dalam sekejap... WHOOSSHH!!! Cahaya dari tubuhnya menembus lapisan udara di sekitar gerbang. Xiao Tian langsung memasuki gerbang mulut Iblis itu. Begitu tubuhnya menghilang ke dalam kegelapan, suara lolongan hantu semakin menggila, seolah menyambut satu lagi mangsa ke dalam perut kegelapan yang tak berdasar. Sur

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status