Share

CH-385

last update Last Updated: 2025-04-12 08:19:01

Cahaya menyilaukan dan tenang tiba-tiba bersinar dari arah puncak gunung. Pancaran itu melesat lurus ke bawah, menyelimuti sosok Xiao Tian yang berdiri tenang di antara kerumunan. Seluruh kerumunan tersentak. Mata mereka sontak tertuju pada pemuda berpakaian sederhana itu.

Salah satu Tetua penjaga puncak gunung, lelaki tua yang sebelumnya tak pernah bergerak dari tempatnya, kini tidak hanya bersuara. Tubuhnya yang penuh wibawa justru muncul langsung di udara, di hadapan banyak orang, membawa serta aura penindasan yang sulit diabaikan.

Cahaya dari telapak tangan Tetua itu menyelimuti tubuh Xiao Tian sepenuhnya. Namun, anehnya, Xiao Tian tidak merasakan sensasi khusus dari cahaya itu. Tidak ada tekanan, tidak ada ketidaknyamanan, tidak ada getaran kekuatan yang biasa menyertai perlakuan istimewa seperti ini. Namun, pada saat yang sama, seluruh perhatian mendadak tertuju padanya.

Ratusan pasang mata dari berbagai kekuatan besar, dari kalangan muda hingga Tetua-Tetua pendamping mereka,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   765

    “Anak muda, pembudidaya saat ini mengandalkan peninggalan kami makhluk dari era kuno. Sedangkan kami, kami tumbuh mengandalkan peninggalan dari era Abadi. Era Abadi belum terpecahkan hingga saat ini, bahkan aku belum berhasil mendapatkan banyak informasi tentang era Abadi. Namun, daripada kamu banyak bertanya, lebih baik sekarang kamu segera memperkuat diri. Gelar mu sebagai putra Semesta, tidak ada gunanya ketika kamu sangat lemah. Bahkan garis darahmu yang kuat juga tidak akan berguna, dia bisa berguna, ketika kamu memiliki kekuatan!” Kalimat terakhir itu seperti palu godam yang menghantam keras kesadaran Xiao Tian. Pria itu mengucapkannya dengan penuh tekanan, seperti sedang menyampaikan pesan yang bukan hanya peringatan, tetapi perintah. Nada suaranya seperti menampar logika dan menyentuh batin paling dalam. Xiao Tian sangat terkejut ketika pria paruh baya itu menyebut dirinya memiliki gelar putra Semesta. Gelar itu diberikan oleh pemilik dunia warisan Langit Berbintang. Bahkan

  • Kultivator Inti Semesta   764

    Xiao Tian masih berdiri di bawahnya. Cahaya dari lapisan langit di atas mereka memantulkan siluet sosok paruh baya itu, menambah aura yang membuat bulu kuduk berdiri. Angin tak berembus, tapi jubah emas itu berkibar—seolah dimuliakan oleh kekuatan yang tak terlihat. “Senior, tapi…?” Kata-kata itu menggantung di bibir Xiao Tian. Suaranya nyaris tak terdengar, namun cukup untuk menyiratkan kegelisahan yang tak bisa dia sembunyikan. “Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu pasti khawatir mereka tidak akan mendapatkan keuntungan, kan?” tanya pria berjubah emas itu, tenang namun penuh keyakinan. Xiao Tian tidak menjawab. Kepalanya menunduk, matanya menatap kosong pada tanah yang membentang luas di bawah kakinya. Diamnya bukan karena tak ingin menjawab, tapi karena dia merasa tidak pantas menyuarakan kekhawatiran itu pada pria di depannya. “Kamu tidak perlu khawatir, di semua tempat yang aku tinggalkan. Ada banyak harta berguna untuk mereka. Bahkan aku bisa meningkatkan bakat mereka. Par

  • Kultivator Inti Semesta   763

    Jiwa Naga menundukkan kepalanya sedikit, suaranya bergetar, namun tetap tenang. “Teman muda, aku malu mengatakannya. Tapi aku akan berbicara.” Xiao Tian tidak menjawab, hanya mengangguk pelan sebagai tanda mendengarkan dengan penuh hormat. “Makhluk ini adalah makhluk humoid dari era abadi,” ucap Jiwa Naga sambil menunjuk tubuh raksasa yang mereka pijak. “Aku tak berharap masih ada sisa-sisa peninggalan era abadi di tempat ini. Walaupun makhluk ini telah mati entah berapa ratus juta tahun yang lalu, dan dantiannya telah rusak, tubuhnya masih mengandung kekuatan hidup yang sangat besar. Jadi jika kami dapat memurnikan tubuhnya, itu bisa memulihkan jiwa kami.” Phoenix yang berdiri di sampingnya menambahkan dengan suara halus namun penuh ketegasan, “Kami tidak akan berani mengambil keputusan sendiri tanpa seizinmu. Jadi apakah teman muda bersedia memberikan tubuh raksasa itu untuk kami?” Xiao Tian menatap tubuh humoid yang sudah tidak bernyawa itu, kemudian menatap kedua jiwa yang sel

  • Kultivator Inti Semesta   762

    Setelah membunuh sepuluh makhluk raksasa itu, pandangan Leihuo Dashi tertuju pada ratusan makhluk raksasa lainnya di langit. Mereka berbaris dalam formasi yang nyaris simetris, namun masing-masing mulai mundur setengah langkah secara tidak sadar saat mata Leihuo Dashi menatap ke arah mereka. Ditatap oleh Leihuo Dashi, ratusan makhluk raksasa itu merasakan penindasan yang mengerikan. Getaran ketakutan mulai menyusup ke dalam keberadaan mereka. Binatang Api Petir Ilahi di hadapan mereka, jauh lebih kuat daripada perkiraan mereka. “Garis darah level apa yang bisa mengintimidasi kita seperti ini? Aku tidak pernah menduga akan ada garis darah Binatang Api Petir Ilahi sekuat ini!” ucap salah satu makhluk raksasa kepada yang lainnya, menggunakan transmisi suara. “Garis darah Binatang Api Petir Ilahi ini bukan sesuatu yang bisa kita lawan, kita harus segera menghentikan ujian,” sahut yang lain dengan suara gemetar, menyembunyikan kegugupan di balik nada formal. Namun, mereka tidak sadar,

  • Kultivator Inti Semesta   761

    “Di dunia dantian, jangankan peringkat 15 Kaisar Dewa Tertinggi, bahkan jika itu adalah Setengah Penguasa Dewa, ataupun Penguasa Dewa Sejati, tidak akan membuat Dewa ini gentar. Sekarang lihatlah, apa yang bisa mereka lakukan terhadap Dewa ini!” Suara itu menggelegar dalam pikiran Xiao Tian. Kata-kata Leihuo Dashi seperti guntur di atas langit kelabu. Namun, hati Xiao Tian tetap tak sepenuhnya tenang. Xiao Tian tidak tahu apakah Leihuo Dashi benar-benar memiliki kekuatan untuk menghadapi mereka, atau hanya sebatas ingin membuat dirinya tenang dari para makhluk raksasa itu. Tetapi dia tahu, saat ini dia tidak punya pilihan selain percaya. Ketika Xiao Tian masih berdiskusi dengan Leihuo Dashi, tiba-tiba sepuluh makhluk raksasa yang menyerupai Dewa Asura turun dari langit. Langit dunia abu-abu itu terbelah. Suara nyaring seperti tulang-tulang langit diremukkan menggema, menyayat udara dengan tekanan luar biasa. Sepuluh makhluk itu turun dengan lambat, namun aura mereka menggetarkan s

  • Kultivator Inti Semesta   760

    “Teman muda, hentikan. Jangan memasuki gerbang itu,” ucap Surgawi pertama dengan tegas. Suaranya menggema, memotong udara yang berat. Surgawi pertama bisa melihat betapa berbahayanya gerbang mulut Iblis itu. Aura kematian dan juga kepala-kepala iblis kecil itu tidak sederhana. Suaranya bisa menghancurkan kekuatan jiwanya. Bahkan dari kejauhan, dia merasakan tekanan besar pada lautan kesadarannya. Namun Xiao Tian tidak menjawab. Sorot matanya tidak bergeming. Tubuhnya mengarah ke gerbang itu. “Senior, tunggu di situ.” Hanya itu yang dia ucapkan. Alih-alih mengindahkan peringatan Surgawi pertama, Xiao Tian justru tidak ragu. Langkahnya teguh. Tubuhnya bergerak maju. Dan dalam sekejap... WHOOSSHH!!! Cahaya dari tubuhnya menembus lapisan udara di sekitar gerbang. Xiao Tian langsung memasuki gerbang mulut Iblis itu. Begitu tubuhnya menghilang ke dalam kegelapan, suara lolongan hantu semakin menggila, seolah menyambut satu lagi mangsa ke dalam perut kegelapan yang tak berdasar. Sur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status