共有

CH-386

last update 最終更新日: 2025-04-12 08:19:05

Namun, Xiao Tian tidak menunjukkan kegundahan di wajahnya. Dia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang sempat berdebar cepat. “Nona, aku tahu aku salah. Tapi aku sudah mengatakan yang sejujurnya. Aku benar-benar tidak tahu bahwa mutiara itu milik nona. Aku sudah berjanji akan memberikan kompensasi yang sepadan. Jadi, apakah Putri Suci Villa Hati Seribu Bintang masih ingin mempersulitku?”

Nada bicaranya tenang, tapi ada kehati-hatian yang terselubung. Xiao Tian tahu betul, meskipun dia telah mengalami peningkatan besar dalam kultivasi dan tidak lagi sama seperti dahulu, wanita muda di hadapannya ini tetap berada di luar jangkauannya. Tidak pantas baginya untuk bersikap arogan di hadapan seseorang yang mampu menundukkan wilayah seperti Villa Hati Seribu Bintang.

Putri Suci Villa Hati Seribu Bintang tidak langsung menjawab. Sebuah senyuman muncul di bibirnya, namun bukan senyum yang membuat tenang. Sebaliknya, senyuman itu seperti mata pisau tersembunyi yang me
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

関連チャプター

  • Kultivator Inti Semesta   CH-387

    Saat Xiao Tian bergabung kembali dengan Niu Gan dan yang lainnya, suasana seketika berubah. Ribuan pasang mata langsung tertuju padanya dengan tekanan membunuh yang sulit dibendung. Mereka adalah para peserta dan pewaris dari berbagai klan dan sekte besar, kebanyakan kecewa karena tidak mendapat izin bertemu dengan Putri Suci. Sementara Xiao Tian, seorang yang menurut mereka tidak layak, justru mendapat kehormatan itu. Namun, Xiao Tian tetap menunjukkan sikap tenang. Tatapannya datar, langkahnya stabil, dan wajahnya bahkan seperti tak menyadari apa yang sedang terjadi. Tapi jauh di dalam, jantungnya berdetak cepat dan berat. Ia tahu, jika saat ini mereka benar-benar menyerangnya bersama-sama, bahkan jika dia mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya, hanya satu kemungkinan yang tersisa. Kematian. “Kakak Tian,” suara Niu Gan memecah suasana, nadanya penuh semangat. “Bagaimana rupa Putri Suci Villa Hati Seribu Bintang? Apakah benar seperti rumor, wanita tercantik di seluruh Alam Lang

    最終更新日 : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-388

    Begitu perintah itu keluar, seluruh pemuda-pemudi berusia di bawah tiga puluh tahun langsung bergerak. Beberapa tampak gugup, beberapa lainnya begitu bersemangat. Mereka berhamburan masuk ke dalam pusaran ruang-waktu itu, seolah tak sabar ingin membuktikan kekuatan mereka. Xiao Tian berdiri di antara mereka, namun ia tidak terburu-buru. Tatapannya tajam mengamati pusaran itu, lalu berpaling menatap Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Keempatnya saling mengangguk dalam diam. Tanpa berkata-kata, mereka melangkah maju dan memasuki pusaran bersamaan. Begitu mereka masuk, para tetua, tamu kehormatan, dan penonton dari berbagai klan serta sekte mulai duduk dengan rapi di kursi yang telah disiapkan. Pemandangan di luar dan dalam dunia kompetisi memang berbeda. Bagi para peserta, dunia kompetisi adalah sebuah tempat yang tertutup dan mandiri, mereka tidak bisa melihat dunia luar, dan tidak tahu bahwa segala gerak-gerik mereka sedang diamati. Namun bagi mereka yang di luar, seluruh area kompetisi b

    最終更新日 : 2025-04-12
  • Kultivator Inti Semesta   CH-389

    Xiao Tian memasuki area terdalam bersama Niu Gan dan yang lainnya, mereka berempat berhasil mengalahkan monster bermata sepuluh berkali-kali, jadi jumlah manik-manik bintang yang mereka dapatkan sudah lumayan banyak. Tanpa perlu mengucapkan satu kata pun, kekompakan mereka sudah terbentuk. Setiap monster yang muncul tak mampu bertahan lebih dari beberapa keterampilan. Namun semakin dalam mereka melangkah, tekanan yang mengalir dari dalam area itu terasa semakin nyata. Langkah kaki mereka melayang cepat, namun mata mereka tetap awas pada segala pergerakan. Ketika mereka tiba di area yang lebih dalam, beberapa monster bermata dua puluh telah bertumbangan di mana-mana. Tubuh-tubuh raksasa yang tak utuh, daging yang menghitam, dan aroma darah yang masih panas menyatu dalam udara yang menggantung. “Sepertinya kita datang terlambat, ayo masuk lebih dalam lagi!” kata Xiao Tian tanpa ragu. Nada suaranya datar, tapi di baliknya mengalir semangat yang tak bisa disembunyikan. Dia memimpin ke

    最終更新日 : 2025-04-13
  • Kultivator Inti Semesta   CH-390

    Kedua monster itu hancur seketika. Sementara dua lainnya mencoba menyerang dari belakang, Xiao Tian tiba-tiba mendarat, lalu melesat mundur dengan tumit kanannya menghantam dagu salah satu. ZRAAKK!! Petir di tumitnya menyetrum kepala monster itu hingga meledak. Tanpa memberi celah, Xiao Tian memutar badan dan menyikut lawan terakhir dari samping. Sikutan dari tangan kirinya melepaskan percikan api yang membakar leher monster itu sampai putus. Darah berceceran, namun Xiao Tian tidak menoleh. Tubuhnya kembali menghilang dalam jejak api dan kilatan petir. Dia menerobos gerombolan monster bermata lima puluh seperti gelombang petaka yang tidak bisa dihentikan. Tiap kali dia mendaratkan tinju dari tangan kanannya, tubuh monster menggelepar seolah disambar kilat dari langit. Tiap kali dia mengayunkan kaki kirinya, semburan api meledak dari arah berlawanan, membakar bagian tubuh musuh yang tersentuh. Tiga monster mencoba menggunakan tubuh mereka sebagai benteng, berdiri rapat dengan tub

    最終更新日 : 2025-04-13
  • Kultivator Inti Semesta   CH-391

    Sementara itu, para penonton di luar dunia isolasi tidak menunjukkan reaksi terkejut. Justru, sebagian dari mereka hanya mengangguk kecil seolah sudah terbiasa melihat adegan seperti ini. Setiap kali acara pemburuan manik-manik bintang berlangsung, kejadian semacam ini nyaris selalu muncul. Mereka yang tidak mampu bersaing di awal biasanya akan datang belakangan, bukan untuk bertarung, melainkan untuk merampas hasil panen para peserta lain. Mereka mengandalkan jumlah dan intimidasi, berharap bisa membawa pulang hasil tanpa usaha. Di sebuah aula khusus, suasana menjadi hening. Di tengah aula itu, Pemilik Villa Hati Seribu Bintang dan Bai Ruochen duduk menyaksikan lokasi Xiao Tian melalui alat pengamatan khusus. Pandangan mereka tertuju penuh pada gambar di hadapan mereka, seolah tidak ingin melewatkan satu detik pun. “Sepertinya anak bernama Xiao Tian itu akan kesulitan. Liang Fei memiliki ranah peringkat 11 Alam Maha Agung, selain itu dia juga bisa meningkatkan ranahnya tiga peringk

    最終更新日 : 2025-04-13
  • Kultivator Inti Semesta   CH-392

    Namun, jawaban yang dia terima justru membuatnya ragu sekaligus bingung. “Jangan menanyakan itu,” kata Xiao Tian dengan nada tegas dan tenang. “Aku bukan bagian dari klan Xiao mana pun. Entah itu inti maupun cabang.” Kalimat itu diucapkan dengan keyakinan penuh. Tidak ada keraguan di sorot matanya, dan Liang Fei pun tidak menemukan celah kebohongan dari ucapannya. Namun keraguan tetap mengendap dalam hatinya. Meski begitu, dia memilih tetap melanjutkan serangan. Di sisi lain, suasana di aula khusus menjadi tegang. Pemilik Villa Hati Seribu Bintang menyipitkan mata dan mengerutkan kening. Tatapannya tidak lepas dari sosok Xiao Tian. “Jelas-jelas dia memiliki garis darah klan Xiao,” gumamnya pelan. “Tapi dia dengan terang-terangan menyangkalnya. Anak ini pasti dari klan Xiao. Tidak mungkin salah!” Bai Ruochen yang berada di sampingnya, menyimak dengan tenang, lalu mengirimkan transmisi suara secara langsung. “Ayah, baru-baru ini tersebar kabar bahwa Kaisar Dewa Tertinggi, Xiao Jia

    最終更新日 : 2025-04-13
  • Kultivator Inti Semesta   CH-393

    Xiao Tian tidak berhenti. Tubuhnya melesat ke udara, terangkat di antara kilatan petir yang menggeliat seperti naga lapar. Di tangannya, pedang karat misterius memancarkan tekanan yang mengoyak langit. “AMARAH SURGAWI!” Petir merah dan hitam muncul serempak, mengisi kehampaan dengan cahaya dan tekanan yang tidak dapat dilukiskan. Saat Xiao Tian mengayunkan pedangnya, petir itu seolah mendapatkan perintah, bergerak seperti makhluk hidup yang tahu siapa tuannya. DUUUAARR!!! Petir menyambar dengan kecepatan yang mengerikan. Monster batu tidak sempat menghindar. Seluruh tubuhnya dilahap oleh amukan petir hitam dan merah. Batu-batu raksasa itu meleleh dan berubah menjadi debu sebelum hancur total di udara, bahkan tidak menyentuh tanah kembali. Namun itu belum berakhir. Petir yang sama menyambar Liang Fei. Tubuhnya terpental keras dari atas kepala monster batu yang telah lenyap. Baju zirahnya terbelah, setiap segmen logam meleleh dan hancur, meninggalkan tubuhnya tanpa perlindungan.

    最終更新日 : 2025-04-13
  • Kultivator Inti Semesta   CH-394

    Setelah Xiao Tian membuat semuanya menderita, dia menatap mereka dengan tatapan dingin. Sorot matanya tajam, tak bergeming oleh belas kasihan ataupun kebencian. Sorot yang tidak menyimpan amarah, namun memiliki tekanan yang menjerat kesadaran mereka hingga terasa menyesakkan. “Sekarang enyah dari hadapanku! Dan jangan biarkan tuan muda kalian muncul lagi di hadapanku!” ucap Xiao Tian, suaranya tenang, namun tak satu pun dari mereka berani menganggapnya ringan. Begitu suara itu terlontar, mereka seakan mendapatkan pengampunan hidup. Tanpa ragu, tanpa menoleh, mereka langsung bergerak. Luka mereka memang parah, tetapi tidak separah Liang Fei yang terkapar nyaris tak bernyawa. Mereka yang masih mampu berdiri, langsung menggamit tubuh Liang Fei dan membawanya pergi. Salah satu dari mereka menggendongnya, terbang dalam kondisi limbung, mengandalkan sisa kekuatan yang tersisa untuk menjauh dari sosok Xiao Tian secepat mungkin. Mereka tidak saling bicara, tidak ada yang berani bertanya, b

    最終更新日 : 2025-04-15

最新チャプター

  • Kultivator Inti Semesta   CH-470

    Mata Xiao Zimo tidak berkedip. Napasnya tertahan di tenggorokan. “Siapa sebenarnya Xiao Tian ini? Dia memiliki bakat yang sama dengan Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Suaranya keluar dengan nada rendah, seperti tak yakin dengan kenyataan yang ia saksikan. Xiao Yue menggeleng pelan, namun suaranya tetap jernih dan tenang, bagai aliran air yang menembus celah bebatuan. “Tidak, kamu salah. Lihat wajahnya. Dia tidak sedang menahan tekanan. Artinya dia belum berada di batasnya.” Kalimat itu membuat semua orang tercekat. Dada mereka terasa sesak, seolah kebenaran itu menampar kesadaran mereka. Mereka menatap Xiao Tian yang berdiri dengan tenang di tengah langit seolah dia hanya berdiri di atas tanah, bukan di tengah tekanan besar di ketinggian dua ratus ribu meter. Sama sekali tidak ada guratan kelelahan. Tidak ada bekas perjuangan. Bahkan nafasnya tetap stabil, seperti seseorang yang baru saja menyelesaikan latihan ringan. Xiao Rui mengepalkan tangannya semakin erat. Kuku jarinya

  • Kultivator Inti Semesta   CH-469

    “Sial!” teriaknya dalam hati. Dia benar-benar tidak bisa melanjutkan. Ambisinya yang semula ingin menorehkan nama di samping Xiao Jian kini runtuh total. Bahkan, kenyataan bahwa dia tidak mampu melampaui Xiao Yue dan Xiao Lian menghancurkan egonya yang selama ini menjulang tinggi. Gertakan giginya semakin kuat, hingga terdengar suara gemeretak dari rahangnya. Matanya berubah tajam, bukan karena ketekunan untuk berlatih lebih keras, tapi karena lahirnya niat membunuh yang murni. Aura gelap tipis mulai mengalir dari balik punggungnya, membentuk semburat niat yang belum berwujud tapi nyata terasa. “Xiao Yue dan Xiao Lian…” gumamnya dalam hati. “Kalian harus mati sebelum berkembang lebih jauh. Aku tidak peduli caranya seperti apa, tapi kalian tidak boleh tumbuh lebih kuat. Apalagi Xiao Lian, dia pasti akan mendapatkan undangan untuk kembali ke klan inti. Jika itu terjadi, maka dia akan menjadi ancaman yang tidak bisa dikendalikan!” Dengan perasaan pahit, Xiao Rui akhirnya mengangkat pe

  • Kultivator Inti Semesta   CH-468

    Dua puluh tujuh ribu meter. Dua puluh delapan ribu meter. Tubuhnya mulai bergetar hebat. Wajah cantiknya sedikit pucat, tapi tekad dalam matanya tak berubah. Napasnya mulai berat, tapi dia tetap memaksakan diri naik setengah meter demi setengah meter. Pada batas itu, Xiao Yue langsung mengukir namanya. Gerakannya halus tapi mengandung kekuatan mutlak. Api dan petir meledak dari ukiran itu, lalu mengalir deras ke tubuhnya, membuat garis darahnya diperkuat luar biasa. Tidak hanya itu, pemahaman Dao dan jalur beladiri yang selama ini samar baginya, tiba-tiba menjadi jelas dalam benaknya. Sebuah ledakan cahaya menyelimuti tubuhnya, namun tidak membahayakan. Sebaliknya, itu adalah simbol penyempurnaan. Ketika Xiao Yue kembali ke bawah, dia tidak berkata sepatah kata pun. Tapi aura yang keluar dari tubuhnya telah berubah. Kini dia tidak hanya sejajar dengan Xiao Rui dari segi ranah, tetapi dari sisi kestabilan dan kedalaman energi, bahkan sedikit melampaui. Sinar ketenangan terpancar dari

  • Kultivator Inti Semesta   CH-467

    Xiao Tian menyaksikan semua itu dari kejauhan. Matanya tidak menunjukkan keterkejutan, hanya keterpukauan terhadap sesuatu yang lebih dalam. “Siapa sebenarnya yang menciptakan tiang emas itu?” batinnya. “Tiang itu bukan sekadar alat pengukur, tapi juga mampu menyelaraskan peningkatan garis darah dan bakat secara spesifik terhadap individu.” Sementara generasi muda lainnya masih terpukau akan tingginya nama yang ditinggalkan Xiao Lian, dan keuntungan yang mereka buru dari tiang emas, pikiran Xiao Tian telah menembus lebih dalam. Bukan sekadar pencapaian pribadi yang ia pikirkan, tapi rahasia besar yang tersembunyi di balik tiang emas yang berdiri di hadapan mereka. *** Xiao Tian memuji dalam hati bakat Xiao Lian yang baru saja menunjukkan potensinya. Ia tidak menyangka gadis yang dulu masih bisa ia kalahkan dengan mudah, kini mampu meninggalkan nama di tiang emas setinggi dua puluh lima ribu meter lebih. Bakat seperti itu, jika diletakkan di lingkungan Klan Xiao inti sekalipun, aka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-466

    Tepat setelah ucapan itu terucap, Long Hotian mulai melangkah ke depan. Tidak ada aura sombong, tidak ada sorotan tajam. Ia hanya melangkah biasa, bahkan terlihat santai, seperti seorang pemuda yang tengah berjalan di taman sore. Tapi begitu dia melesat ke langit, atmosfer langsung berubah. Udara bergelombang, seakan menyambut kekuatan yang tersembunyi dalam tubuhnya. Tubuhnya seperti anak panah yang meluncur, menembus udara tanpa ada hambatan. Lima puluh meter terlewati. Tujuh puluh meter. Delapan puluh. Sembilan puluh. Hingga akhirnya seratus meter lebih pun dilewati tanpa kesulitan berarti. Setiap langkahnya di langit seperti dituntun oleh garis takdir yang tak bisa dibantah. Saat dia mencapai ketinggian 98 meter, tekanan mulai menunjukkan taringnya. Udara seketika padat, dan wajah Long Hotian sedikit berubah. Tapi sorot matanya tetap stabil. Dalam sekejap, tubuhnya diselimuti energi merah menyala. Rambutnya berubah merah, aura panas melonjak. Energi garis darahnya meledak sempur

  • Kultivator Inti Semesta   CH-465

    Di sisi lain, mereka yang gagal berdiri terpaku. Beberapa menatap langit. Beberapa menatap ke tanah. Tapi semuanya memiliki satu kesamaan—mata mereka kosong. Ketika nama mereka tidak mampu tertulis di tiang emas, harga diri mereka terkoyak oleh kenyataan yang tak bisa dibantah. Gelar jenius yang selama ini mereka banggakan runtuh dalam sekejap. Sementara di luar dunia warisan, di ruang pengawasan yang luas dan terbuka, riak demi riak energi mulai bergulung. Para Tetua dan pemimpin dari berbagai kekuatan besar yang menyaksikan tiang emas yang kini bersinar dalam gelombang keemasan abadi. “Sepertinya warisan utama telah dimulai,” gumam salah satu lelaki tua. Nadanya datar, namun napasnya tertahan. Di sisi lain, mata kepala Paviliun Gerbang Kematian menyala. Ia menatap tinggi ke arah tiang emas, dan saat menemukan nama “Neo Jhinyu” terukir dua meter lebih tinggi dari nama-nama lain, ia menyipitkan mata penuh kebanggaan. “Nama itu… Neo Jhinyu.” Gumamannya pelan, namun mengandung tekan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-464

    Tak satu pun yang bergerak. Tak satu pun yang berbicara. Semua orang kini menatap tiang emas bukan dengan rasa kagum belaka, tetapi dengan hormat. Dengan kesadaran. Bahwa di hadapan mereka berdiri bukan sekadar simbol keabadian, melainkan jalan menuju takdir sejati. Jalan yang hanya bisa dilalui oleh mereka yang siap mempertaruhkan segalanya—termasuk harga diri dan keyakinan diri. Tatapan Xiao Tian tetap tenang. Tapi semua orang bisa melihat, bahwa dalam keheningan itu, cahaya dalam matanya menyala. Tidak ada sorak-sorai. Tidak ada komentar. Hanya ketegangan yang menebal seiring dengan kesadaran bahwa ujian sesungguhnya baru saja dimulai. Namun, sebelum ada yang bergerak maju, suara sarkastik memecah keheningan. "Kalian bisa mengukir nama terlebih dahulu. Anggap saja ini hadiah untuk kalian yang berasal dari alam rendah," ucap Xiao Rui dengan nada sinis. Tapi suara itu tak lagi membawa bobot seperti sebelumnya. Bahkan ejekan itu terasa hambar. Kepongahan dalam suaranya sudah terkik

  • Kultivator Inti Semesta   CH-463

    Cahaya emas menyatu dengannya. Bukan hanya melingkupi, tapi menyerap. Setiap helai rambutnya bersinar lembut. Setiap pori tubuhnya mengisap kekuatan ilahi yang mengalir dari seluruh penjuru dunia warisan. Tidak ada yang bisa menolak kenyataan itu—bahwa dunia ini sedang memberikan bagian terdalamnya kepada Xiao Tian. Fenomena ini berbeda. Jika sebelumnya sinar emas hanya memperbaiki dan sedikit memperkuat mereka yang keluar dari gerbang, maka kini dunia warisan itu menyerahkan esensinya. Seperti pengakuan tertinggi. Seperti penghormatan mutlak. BOOM— Ledakan aura terjadi. Tapi bukan aura yang liar, melainkan ledakan dalam yang memadatkan dunia sekitarnya. Xiao Tian membuka matanya. Cahaya tajam muncul sesaat, melesat bagaikan kilat, sebelum menghilang. Dia menggenggam telapak tangannya. Rasanya seperti menggenggam dunia. "Hanya dengan berdiri di sini, aku membuat dua terobosan sekaligus," gumamnya pelan, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri. Bibirnya mengulas senyum tipis

  • Kultivator Inti Semesta   CH-462

    Ketika langkah kaki Xiao Lian belum sepenuhnya stabil di antara kebangkitannya, saat napasnya masih menyatu dengan aura dunia keemasan itu, cahaya dari gerbang ‘kematian’ kembali bergolak hebat. BUZZ— Guncangan kuat menyapu daratan emas. Udara yang semula tenang kembali terguncang oleh gelombang energi yang muncul dari gerbang kelam yang sebelumnya telah menerima Xiao Lian. Kini, dengan pusaran cahaya pekat bercampur sinar ilahi, tiga sosok muncul dari dalamnya. Xiao Rui, Xiao Zimo, dan Xiao Yue. Namun, pemandangan yang menyertai kedatangan mereka jauh berbeda dari kemunculan Xiao Lian. Tidak ada ketenangan, tidak ada kehormatan, yang tampak hanya hasil dari sebuah perjalanan melewati neraka yang tersembunyi dalam gerbang itu. Xiao Rui muncul dalam kondisi mengenaskan. Jubah perangnya tercabik, tersobek di berbagai tempat hingga memperlihatkan kulit yang membiru dan berdarah. Tubuhnya penuh luka memar, goresan dalam, dan nafasnya terputus-putus seperti seseorang yang baru saja ny

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status