Share

CH-461

last update Last Updated: 2025-05-03 08:03:05

Beberapa saat kemudian, gerbang bertuliskan 'kehidupan' mulai bergetar perlahan. Dari balik cahaya putih keemasan yang mengalir seperti air hidup, sosok-sosok mulai muncul satu per satu.

Anggota Klan Xiao cabang keluar dari dalam gerbang, sebagian besar dalam kondisi utuh. Namun tak satu pun dari mereka yang menunjukkan wajah puas. Tidak ada ekspresi kemenangan atau kelegaan. Mata-mata mereka justru memandang jauh ke arah gerbang satunya—'kematian'—dengan sorot penuh kekhawatiran. Hening menggantung di wajah mereka, dan dalam hembusan angin yang membawa keharuman suci, perasaan cemas menyelubungi mereka.

Di sisi lain, Bai Ruochen yang berdiri di antara kelompok jenius utama memperhatikan gerak-gerik mereka. Ia menyipitkan mata, lalu menatap pemuda bertubuh tegap yang mengenakan lencana Paviliun Bayangan Naga Abadi.

"Long Hotian, apakah Xiao Lian memasuki gerbang kematian dan gagal keluar?" tanyanya perlahan, tapi nada suaranya jelas membawa tekanan yang sulit disembunyikan.

Long H
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-462

    Ketika langkah kaki Xiao Lian belum sepenuhnya stabil di antara kebangkitannya, saat napasnya masih menyatu dengan aura dunia keemasan itu, cahaya dari gerbang ‘kematian’ kembali bergolak hebat. BUZZ— Guncangan kuat menyapu daratan emas. Udara yang semula tenang kembali terguncang oleh gelombang energi yang muncul dari gerbang kelam yang sebelumnya telah menerima Xiao Lian. Kini, dengan pusaran cahaya pekat bercampur sinar ilahi, tiga sosok muncul dari dalamnya. Xiao Rui, Xiao Zimo, dan Xiao Yue. Namun, pemandangan yang menyertai kedatangan mereka jauh berbeda dari kemunculan Xiao Lian. Tidak ada ketenangan, tidak ada kehormatan, yang tampak hanya hasil dari sebuah perjalanan melewati neraka yang tersembunyi dalam gerbang itu. Xiao Rui muncul dalam kondisi mengenaskan. Jubah perangnya tercabik, tersobek di berbagai tempat hingga memperlihatkan kulit yang membiru dan berdarah. Tubuhnya penuh luka memar, goresan dalam, dan nafasnya terputus-putus seperti seseorang yang baru saja ny

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kultivator Inti Semesta   CH-463

    Cahaya emas menyatu dengannya. Bukan hanya melingkupi, tapi menyerap. Setiap helai rambutnya bersinar lembut. Setiap pori tubuhnya mengisap kekuatan ilahi yang mengalir dari seluruh penjuru dunia warisan. Tidak ada yang bisa menolak kenyataan itu—bahwa dunia ini sedang memberikan bagian terdalamnya kepada Xiao Tian. Fenomena ini berbeda. Jika sebelumnya sinar emas hanya memperbaiki dan sedikit memperkuat mereka yang keluar dari gerbang, maka kini dunia warisan itu menyerahkan esensinya. Seperti pengakuan tertinggi. Seperti penghormatan mutlak. BOOM— Ledakan aura terjadi. Tapi bukan aura yang liar, melainkan ledakan dalam yang memadatkan dunia sekitarnya. Xiao Tian membuka matanya. Cahaya tajam muncul sesaat, melesat bagaikan kilat, sebelum menghilang. Dia menggenggam telapak tangannya. Rasanya seperti menggenggam dunia. "Hanya dengan berdiri di sini, aku membuat dua terobosan sekaligus," gumamnya pelan, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri. Bibirnya mengulas senyum tipis

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kultivator Inti Semesta   CH-464

    Tak satu pun yang bergerak. Tak satu pun yang berbicara. Semua orang kini menatap tiang emas bukan dengan rasa kagum belaka, tetapi dengan hormat. Dengan kesadaran. Bahwa di hadapan mereka berdiri bukan sekadar simbol keabadian, melainkan jalan menuju takdir sejati. Jalan yang hanya bisa dilalui oleh mereka yang siap mempertaruhkan segalanya—termasuk harga diri dan keyakinan diri. Tatapan Xiao Tian tetap tenang. Tapi semua orang bisa melihat, bahwa dalam keheningan itu, cahaya dalam matanya menyala. Tidak ada sorak-sorai. Tidak ada komentar. Hanya ketegangan yang menebal seiring dengan kesadaran bahwa ujian sesungguhnya baru saja dimulai. Namun, sebelum ada yang bergerak maju, suara sarkastik memecah keheningan. "Kalian bisa mengukir nama terlebih dahulu. Anggap saja ini hadiah untuk kalian yang berasal dari alam rendah," ucap Xiao Rui dengan nada sinis. Tapi suara itu tak lagi membawa bobot seperti sebelumnya. Bahkan ejekan itu terasa hambar. Kepongahan dalam suaranya sudah terkik

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kultivator Inti Semesta   CH-465

    Di sisi lain, mereka yang gagal berdiri terpaku. Beberapa menatap langit. Beberapa menatap ke tanah. Tapi semuanya memiliki satu kesamaan—mata mereka kosong. Ketika nama mereka tidak mampu tertulis di tiang emas, harga diri mereka terkoyak oleh kenyataan yang tak bisa dibantah. Gelar jenius yang selama ini mereka banggakan runtuh dalam sekejap. Sementara di luar dunia warisan, di ruang pengawasan yang luas dan terbuka, riak demi riak energi mulai bergulung. Para Tetua dan pemimpin dari berbagai kekuatan besar yang menyaksikan tiang emas yang kini bersinar dalam gelombang keemasan abadi. “Sepertinya warisan utama telah dimulai,” gumam salah satu lelaki tua. Nadanya datar, namun napasnya tertahan. Di sisi lain, mata kepala Paviliun Gerbang Kematian menyala. Ia menatap tinggi ke arah tiang emas, dan saat menemukan nama “Neo Jhinyu” terukir dua meter lebih tinggi dari nama-nama lain, ia menyipitkan mata penuh kebanggaan. “Nama itu… Neo Jhinyu.” Gumamannya pelan, namun mengandung tekan

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kultivator Inti Semesta   CH-466

    Tepat setelah ucapan itu terucap, Long Hotian mulai melangkah ke depan. Tidak ada aura sombong, tidak ada sorotan tajam. Ia hanya melangkah biasa, bahkan terlihat santai, seperti seorang pemuda yang tengah berjalan di taman sore. Tapi begitu dia melesat ke langit, atmosfer langsung berubah. Udara bergelombang, seakan menyambut kekuatan yang tersembunyi dalam tubuhnya. Tubuhnya seperti anak panah yang meluncur, menembus udara tanpa ada hambatan. Lima puluh meter terlewati. Tujuh puluh meter. Delapan puluh. Sembilan puluh. Hingga akhirnya seratus meter lebih pun dilewati tanpa kesulitan berarti. Setiap langkahnya di langit seperti dituntun oleh garis takdir yang tak bisa dibantah. Saat dia mencapai ketinggian 98 meter, tekanan mulai menunjukkan taringnya. Udara seketika padat, dan wajah Long Hotian sedikit berubah. Tapi sorot matanya tetap stabil. Dalam sekejap, tubuhnya diselimuti energi merah menyala. Rambutnya berubah merah, aura panas melonjak. Energi garis darahnya meledak sempur

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kultivator Inti Semesta   CH-467

    Xiao Tian menyaksikan semua itu dari kejauhan. Matanya tidak menunjukkan keterkejutan, hanya keterpukauan terhadap sesuatu yang lebih dalam. “Siapa sebenarnya yang menciptakan tiang emas itu?” batinnya. “Tiang itu bukan sekadar alat pengukur, tapi juga mampu menyelaraskan peningkatan garis darah dan bakat secara spesifik terhadap individu.” Sementara generasi muda lainnya masih terpukau akan tingginya nama yang ditinggalkan Xiao Lian, dan keuntungan yang mereka buru dari tiang emas, pikiran Xiao Tian telah menembus lebih dalam. Bukan sekadar pencapaian pribadi yang ia pikirkan, tapi rahasia besar yang tersembunyi di balik tiang emas yang berdiri di hadapan mereka. *** Xiao Tian memuji dalam hati bakat Xiao Lian yang baru saja menunjukkan potensinya. Ia tidak menyangka gadis yang dulu masih bisa ia kalahkan dengan mudah, kini mampu meninggalkan nama di tiang emas setinggi dua puluh lima ribu meter lebih. Bakat seperti itu, jika diletakkan di lingkungan Klan Xiao inti sekalipun, aka

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kultivator Inti Semesta   CH-468

    Dua puluh tujuh ribu meter. Dua puluh delapan ribu meter. Tubuhnya mulai bergetar hebat. Wajah cantiknya sedikit pucat, tapi tekad dalam matanya tak berubah. Napasnya mulai berat, tapi dia tetap memaksakan diri naik setengah meter demi setengah meter. Pada batas itu, Xiao Yue langsung mengukir namanya. Gerakannya halus tapi mengandung kekuatan mutlak. Api dan petir meledak dari ukiran itu, lalu mengalir deras ke tubuhnya, membuat garis darahnya diperkuat luar biasa. Tidak hanya itu, pemahaman Dao dan jalur beladiri yang selama ini samar baginya, tiba-tiba menjadi jelas dalam benaknya. Sebuah ledakan cahaya menyelimuti tubuhnya, namun tidak membahayakan. Sebaliknya, itu adalah simbol penyempurnaan. Ketika Xiao Yue kembali ke bawah, dia tidak berkata sepatah kata pun. Tapi aura yang keluar dari tubuhnya telah berubah. Kini dia tidak hanya sejajar dengan Xiao Rui dari segi ranah, tetapi dari sisi kestabilan dan kedalaman energi, bahkan sedikit melampaui. Sinar ketenangan terpancar dari

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kultivator Inti Semesta   CH-469

    “Sial!” teriaknya dalam hati. Dia benar-benar tidak bisa melanjutkan. Ambisinya yang semula ingin menorehkan nama di samping Xiao Jian kini runtuh total. Bahkan, kenyataan bahwa dia tidak mampu melampaui Xiao Yue dan Xiao Lian menghancurkan egonya yang selama ini menjulang tinggi. Gertakan giginya semakin kuat, hingga terdengar suara gemeretak dari rahangnya. Matanya berubah tajam, bukan karena ketekunan untuk berlatih lebih keras, tapi karena lahirnya niat membunuh yang murni. Aura gelap tipis mulai mengalir dari balik punggungnya, membentuk semburat niat yang belum berwujud tapi nyata terasa. “Xiao Yue dan Xiao Lian…” gumamnya dalam hati. “Kalian harus mati sebelum berkembang lebih jauh. Aku tidak peduli caranya seperti apa, tapi kalian tidak boleh tumbuh lebih kuat. Apalagi Xiao Lian, dia pasti akan mendapatkan undangan untuk kembali ke klan inti. Jika itu terjadi, maka dia akan menjadi ancaman yang tidak bisa dikendalikan!” Dengan perasaan pahit, Xiao Rui akhirnya mengangkat pe

    Last Updated : 2025-05-03

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-481

    Mendengar namanya dipanggil secara langsung, dan orang itu berani meremehkan posisinya sebagai Tetua Suci, ekspresi Xiao Wen berubah muram. Dahinya berkeringat deras, dadanya naik turun menahan amarah. Napasnya tersengal marah, tapi matanya tidak menemukan sumber suara yang bisa dijadikan sasaran. “Siapa sebenarnya kamu? Apakah kamu sedang menyalakan api perang terhadap Klan Xiao ku?” teriaknya dengan suara menahan tekanan. Sorot matanya liar, mencoba mencari jejak si pemilik suara yang membekukannya di udara. “Hahaha… menyalakan api perang? Xiao Wen, kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu. Di dalam Klan Xiao, siapa yang berani mengatakan perang terhadap tuan muda. Sekarang kembalilah. Mengingat kamu adalah Tetua Suci, aku akan memberikan wajah demi Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian. Namun, jika kamu berani ikut campur tangan secara langsung terhadap seorang junior lagi, aku pastikan bahkan Tetua Agung di Klan Xiao pun tidak akan ada yang bisa melindungi nyawa tuamu itu!” Kata-ka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-480

    Kesadaran ilahi itu menelusuri triliunan mil dengan tenang namun mematikan. Tidak ada satu pun ahli yang berani bergerak, apalagi bernapas lega. Bahkan satu pikiran jahat saja bisa terbaca dengan jelas oleh kekuatan ini. Dunia seperti dihentikan, hanya menyisakan kehendak Tetua Suci yang menjadi pusat segalanya. BUZZ!!! Lelaki tua itu menarik kembali kesadarannya dengan mendengus pelan, matanya berkilat. Sorot itu menunjukkan bahwa ia tidak hanya menemukan jejak, tetapi sudah menetapkan tujuan. “Aku menemukanmu!” Hanya itu yang ia ucapkan, sebelum tubuhnya menghilang begitu saja dari tempat berdirinya. Tidak meninggalkan gelombang kekuatan apa pun, hanya keheningan yang menyelimuti. Seolah kepergiannya sama tajamnya dengan kekuasaannya—sunyi, tapi menggetarkan semua lapisan langit. Para tetua dan ahli Alam Langit Berbintang langsung mengusap keringat dingin dari dahi mereka. Napas mereka kembali hadir, tapi tidak utuh. Bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang biasanya tid

  • Kultivator Inti Semesta   CH-479

    Gerbang raksasa menghilang. Tiang emas menghilang. Rerumputan dan langit emas memudar, dan yang tersisa hanyalah lanskap kosong Alam Guijian seperti sebelumnya. Tanah kembali datar dan sunyi. Langit memucat. Aroma kekosongan menyebar, membungkam segala riak pertarungan yang sempat menggetarkan semesta. KRAAKKK!! Tiba-tiba langit robek seperti kertas yang tercabik. Suaranya menggema seperti retakan dunia, memaksa seluruh makhluk di sekitarnya untuk mendongak. Dari retakan langit itu, muncul seorang lelaki tua berjubah putih yang tampak tenang, namun auranya seperti jurang tanpa dasar. Tidak ada badai energi. Tidak ada tekanan dipaksakan. Namun, hanya dengan satu langkahnya turun dari celah langit, seluruh langit Alam Guijian seakan berhenti bernapas. Suara detak jantung seolah menghilang, waktu sendiri terpaksa menunduk. Para pemimpin kekuatan besar langsung membungkuk, bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang sebelumnya setenang batu karang, kini tak bisa bergerak. Napasny

  • Kultivator Inti Semesta   CH-478

    Jawaban itu membuat dada Xiao Tian terasa sedikit hangat. Di tengah ancaman dan tekanan dari segala arah, ada satu suara yang memberinya ruang untuk bernapas. Ia tidak menduga bahwa Xiao Yue bersedia mengambil risiko sejauh itu demi dirinya. Meskipun ia tidak tahu seberapa besar kekuatan dunia warisan langit berbintang, dia yakin tempat ini tidak akan diam jika dirinya benar-benar dalam bahaya. Dan sekarang, bukan hanya dunia ini yang menyadari keberadaannya, tetapi juga satu dari darah inti Klan Xiao yang memilih untuk tidak berpaling. Xiao Fa menatap Xiao Tian dengan sorot mata penuh amarah. Urat-urat di pelipisnya menonjol. Rahangnya mengeras, dan napasnya terdengar berat seperti hembusan kemarahan yang tertahan. “Bajingan kecil, ketika Tetua Suci tiba, kamu tidak akan memiliki tempat untuk berlindung lagi!” Namun, yang ia terima bukan ketakutan, melainkan cengiran penuh ejekan. Xiao Tian mengangkat dagunya sedikit. Tatapannya menusuk, dan sorot matanya menunjukkan bahwa ia buka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-477

    Jangankan orang-orang yang merasa bingung dengan kejadian yang tiba-tiba ini, Xiao Tian sendiri diliputi kebingungan. Jiwanya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena ketidaktahuan yang mendalam. Siapa yang telah menolongnya? Ini jelas bukan kekuatan Leihuo Dashi. Ia mengenali dengan sangat pasti, aura ini bukan berasal dari dalam dirinya. Bahkan Leihuo Dashi pun tidak memiliki jejak energi seperti ini—murni, agung, dan seolah berasal dari hukum semesta yang tak tertulis. Sementara semua orang di udara hanya bisa bertanya-tanya tanpa suara, sebuah pemandangan mengejutkan terjadi di hadapan mereka. Kubah emas yang menyelubungi Xiao Tian perlahan mengangkat tubuhnya ke udara. Tidak terburu-buru, tidak melonjak, tetapi naik dengan stabil, mengabaikan segala bentuk tekanan dari luar. Cahaya dari kubah itu begitu terang dan agung, seakan menolak semua bentuk gangguan duniawi. Cahaya tersebut bukan sembarang cahaya, melainkan simbol pengakuan dan perlindungan dari eksistensi yang tid

  • Kultivator Inti Semesta   CH-476

    Saat semua orang masih membicarakan nama Xiao Tian yang menggetarkan seluruh Alam Langit Berbintang, tiba-tiba gerbang raksasa yang terhubung langsung dengan dunia warisan langit berbintang mulai bergetar. Suara bergemuruh memecah keheningan, seperti suara runtuhnya dunia yang terbelah dari dalam. Retakan dimensi terlihat samar di tepi gerbang, dan dari sana, sosok terakhir yang paling mereka tunggu, dan paling mereka takutkan, perlahan muncul. Xiao Tian. Langkah kakinya mantap. Ia keluar dengan tenang, membelakangi gerbang raksasa yang baru saja ia lewati. Tidak ada kesan tergesa atau gentar. Matanya datar, namun sarat ketegasan. Namun, ketika kakinya menyentuh tanah di luar gerbang, Xiao Tian langsung merasakan tekanan atmosfer yang berbeda—padat dan menyesakkan. Udara terasa kental seperti lumpur dimensi, seolah tidak menginginkan kehadirannya. Napasnya terasa berat, dada seolah ditekan ribuan ton beban. “Sial, mengapa aku keluar ke tempat ini?” gumamnya dalam hati, alisnya menge

  • Kultivator Inti Semesta   CH-475

    Namun, sebelum suasana bisa kembali tenang, dunia warisan langit berbintang tiba-tiba bergetar hebat. Getaran itu seperti gempa surgawi, memukul tanah, langit, dan seluruh ruang yang mengelilinginya. Tanah berdenyut, langit berkedut, dan dimensi itu sendiri seolah melenguh. Seluruh elemen berguncang, dan gelombang energi menyebar dari inti dunia itu. Gelombang itu tidak sekadar kekuatan, tetapi pertanda akan sebuah perubahan besar yang tak bisa dihentikan. Getaran ini tidak hanya dirasakan oleh para generasi muda yang berada di dalamnya, tetapi juga oleh semua monster tua dan pemimpin kekuatan yang menanti di luar. Mereka saling bertukar pandang, membaca pertanda lewat riak energi dan pecahan cahaya yang menyelinap keluar dari celah dimensi. Di antara mereka, Xiao Fa, Tetua Klan Xiao inti, langsung memusatkan seluruh persepsinya ke arah dunia warisan itu. Wajahnya serius, matanya menyorot tajam, penuh harap sekaligus tekanan. Kedua telapak tangannya mengepal di belakang punggung, me

  • Kultivator Inti Semesta   CH-474

    Keheningan yang sempat terjaga kembali pecah saat Xiao Tian mengalihkan pandangan pada Xiao Yue. Tatapannya lebih tenang dibandingkan sebelumnya, namun tak kehilangan ketajamannya. Tidak ada permusuhan, tapi juga tidak ada rasa lunak. “Kamu sedikit berbeda dari teman-temanmu. Jangan buat aku kehilangan rasa hormat yang tersisa,” ucapnya, suara itu datar tapi jelas membawa peringatan. Lalu ia menoleh sekilas ke arah Xiao Zimo. “Nasehati dia, sebelum aku benar-benar membunuhnya.” BOOM!!! Aura pembunuh yang tersimpan dalam tubuh Xiao Tian meledak seperti badai dahsyat. Tekanan itu bukan sekadar energi. Itu adalah kehendak mutlak dari seorang yang telah membakar batasan dunia, seseorang yang tidak lagi terikat oleh hukum buatan manusia atau klan. Aura itu mengalir deras seperti gelombang yang menelan semua yang ada di sekitarnya. Setiap partikel udara seolah menjerit di bawah tekanan yang tak terlihat, dan ruang di sekelilingnya terasa bergetar dalam diam. Ribuan bayangan seperti kem

  • Kultivator Inti Semesta   CH-473

    Xiao Tian menarik napas dalam, dada naik turun perlahan. Langkahnya mantap saat menuruni tiang emas, dari ketinggian satu juta meter. Begitu kakinya menyentuh tanah, suasana berubah drastis. Xiao Rui, yang sejak tadi menunggu di bawah, mendengus keras. Wajahnya memerah, matanya menyimpan kilatan kemarahan yang tak lagi bisa disembunyikan. Luka harga dirinya terlalu dalam untuk disembuhkan oleh waktu. “Xiao Tian, jangan terlalu bangga karena mengukir nama di puncak tiang emas!” suaranya melengking, mencoba menunjukkan keangkuhan yang sudah tak memiliki dasar. “Walaupun kamu memiliki bakat tinggi, kamu belum apa-apa! Setelah keluar dari dunia warisan ini, kamu harus membayar semua yang telah kamu lakukan padaku!” Namun, sebelum ancamannya selesai terucap— WHOOSSHH!! Bayangan berkelebat. Dalam sekejap, Xiao Tian telah berdiri di hadapan Xiao Rui. Tak seorang pun melihat pergerakannya. Seperti bayangan kematian yang muncul tanpa peringatan, keberadaannya menyelimuti udara dengan tek

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status