Xiao Yan seketika waspada mendengar suara wanita misterius yang membalas ungkapan kekesalan di hatinya. Namun saat ia mencari keberadaan suara itu. Ia tidak menemukannya sama sekali, karena saat ini diruangan makam pedang. Hanya ada ia beserta pedang emas yang ada dihadapannya.
"Hahaha, mungkin aku hanya halu akibat kesedihan yang berlarut larut ini..." Xiao Yan yang ingin melanjutkan ucapannya terhenti. Seketika ia mengeluarkan arak yang selalu ia bawa dimanapun ia berada.
"Dasar bocah bodoh!" Suara wanita misterius mendecak kesal melihat kebodohan Xiao Yan.
Sontak, kembali mendengar suara wanita itu lagi. Xiao Yan menajamkan penglihatannya. Hingga sepasang matanya menatap lekat kearah pedang emas bercorak Naga itu. Karena tidak mungkin benda mati dapat berbicara, Xiao Yan yang memiliki cara membuat pemilik suara itu keluar dari persembunyiannya mulai menjalankan rencananya.
"Memang kenapa jika aku bodoh? Apa itu masalah bagimu pedang cantik. Bahkan jika kau adalah pemilik suara tadi. Aku akan mengajarimu bagaimana cara ciuman yang hangat dan tentunya romantis." Suara Xiao Yan benar benar seperti godaan yang sangat menggelikan bagi roh pedang.
Bahkan, diluar nalar. Xiao Yan yang dikira hanya menggoda, tiba tiba munjulurkan bibirnya kearah mata pedang. Melihat respon pemuda di depannya begitu brutal. Sontak pedang itu bergetar, hingga menggores pipi Xiao Yan yang begitu lembut.
Slaaash!
Darah pun mengucur deras menuju kesela sela rantai berkarat. Akibat respon pedang yang tiba tiba bergetar, serta melukainya itu. Xiao Yan segera terkejut dan mundur menjaga jarak meski ia mengetahui pipinya telah tergores mata pedang. Hingga tiba tiba, rantai yang telah terkena darah milik Xiao Yan menjadi rapuh. Dan ledakan maha dahsyat terjadi di makam pedang itu.
Boooms!
Setelah beberapa detik suara ledakan menghilang, Xiao Yan yang terpental, dan seketika membisu melihat pedang emas telah mengambang. Lalu suara wanita misterius kembali terdengar di telinganya.
"Ka-kau..." Suara roh pedang tertegun sejenak.
Xiao Yan juga tersadar. Bahwa ternyata pedang didepannya dapat berbicara. Bahkan yang membuatnya terkejut, rencananya ingin mengeluarkan sosok wanita yang bersembunyi. Namun kini, sosok wanita yang bersembunyi adalah sosok roh pedang emas yang telah keluar dari dalam pedang. Meski hanya roh, wanita itu terlihat sangat cantik dengan gaun biru terangnya. Matanya kini menatap tajam kearah Xiao Yan yang ia kira sudah gila akibat kematian Shi Hua Ling.
"Ehemm..." Deheman dari roh pedang membuat suasana menjadi hening.
Mata roh pedang kini menyelidik kepada Xiao Yan. Setelah memastikan pemuda didepannya merupakan bocah cilik yang dulu dibawa oleh Shi Hua Ling. Roh pedang itu mengeluarkan surat yang ditulis oleh Shi Hua Ling untuk Xiao Yan.
"Kau benar Xiao Yan bukan? Sebelum peperangan terjadi, gurumu memintaku kelak jika kau datang kembali kemari. Dia memintaku untuk memberikanmu surat ini."
Tanpa membalas ucapannya, Xiao Yan segera mengambil surat itu dengan cepat. Kini air matanya menetes setelah melihat tulisan itu benar milik gurunya. Bahkan pesan itu kusus diberikan untuknya.
"Xiao Yan, jika kau telah menerima surat ini. Artinya aku telah tiada, namun aku bukan bearti meninggalkanmu. Yang jelas, sekarang kau harus memutuskan pilihanmu. Terus menjadi Kultivator, hidup dijalan kekejaman dan kekuatan, atau menjadi seperti yang aku inginkan. Hidup damai, tanpa melibatkan kehidupanmu yang berharga." Tulisan tangan Shi Hua Ling.
Setelah membaca tulisan gurunya. Xiao Yan yang memiliki perasaan kasih sayang, serta cinta kepada gurunya itu segera menyimpan surat itu kedalam cincin ruangnya. Beberapa saat kemudian, Xiao Yan menatap tajam roh pedang didepannya.
"Kenapa kau hanya diam disaat mereka semua mempertaruhkan nyawa mereka untukmu? Bahkan, guru yang menjagamu juga harus mempertaruhkan nyawanya! Kini aku ingin meminta penjelasan dari mu...," Ucapan Xiao Yan berubah menjadi sangat dingin.
Roh pedang hanya diam. Tapi dia adalah roh pedang terkuat, karena itu sifat egois serta keangkuhannya muncul dalam menanggapi ungkapan Xiao Yan.
"Ciih! Kau kira, kau siapa? Apa aku pantas dibandingkan dengan para Kultivator bodoh yang memperebutkan sosok sepertiku? Bahkan sejak aku dilahirkan, mereka tidak segan untuk saling membunuh demi mendapatkan ku. Dan sekarang kau bertanya seperti ini, seolah olah kau meremehkanku?"
Swuuuuung!
Aura pedang yang sangat kuat keluar dari tubuh roh pedang itu. Xiao Yan sangat terkejut dengan aura pedang yang begitu kuat menerpa tubuhnya. Bahkan ia harus jatuh berlutut menahan kuatnya aura pedang. Meski tubuhnya merasa tergores ribuan pedang, Xiao Yan yang memiliki keyakinan, serta keteguhan hati dalam menghadapi masalah didepannya mencoba berdiri tegap. Namun sayangnya, aura pedang itu terus bertambah kuat sejalannya usaha yang dikeluarkan oleh Xiao Yan.
Sejenak Xiao Yan terlihat pasrah, namun ternyata ia memikirkan pesan yang disampaikan oleh gurunya. Karena itu, ia memejamkan matanya sejenak. Sambil memikirkan pilihannya, hingga matanya terbuka dengan keyakinan yang lebih kuat dari sebelumnya.
"Huh, aku ingin balas dendam, dan mencari keberadaan guruku. Maka aku akan tetap menjadi Kultivator. Dan tentunya, aku akan menahan..."
"Uhuk!" Seteguk darah merah keluar dari mulut Xiao Yan sebelum ia melanjutkan ucapannya.
Melihat keyakinan, dan keteguhan pilihan Xiao Yan. Roh Pedang yang sedikit memiliki perasaan melas terhadap bocah itu akhirnya menghilangkan aura pedangnya.
"Jika itu keinginanmu, aku mau menjadi senjata terakhirmu. Tapi apa kau mampu membuat penandaan segel senjata denganku? Jika kau berhasil melewati ujian ini, aku akan sepenuhnya tunduk padamu." Suara wanita itu terdengar seperti meremehkan Xiao Yan.
Xiao Yan tersenyum sinis, mengelap darah merah disudut bibirnya. Xiao Yan kemudian mengangguk. Hal itu membuat senyuman cantik keluar dari sudut bibir roh pedang itu.
"Mari kita mulai!"
Roh Pedang kini mulai membentuk segel tangannya. Setelah itu, muncul pusaran arus dimensi yang membawa roh Xiao Yan menuju ke suatu tempat yang gelap. Setelah rohnya tiba, Xiao Yan tahu ini adalah ujian mencoba menenangkan pikirannya.
Hingga, ia melihat sosok dirinya yang lain ada dihadapannya dengan senyuman meremehkan yang terpampang disudut bibirnya.
"Kau adalah aku, aku adalah kau... Tapi, kau begitu lemah apa pantas bersanding denganku...," Sosok itu berbicara dengan Xiao Yan.
Xiao Yan hanya diam. Dia tahu sosok didepannya adalah iblis hati yang bersembunyi di dalam tubuhnya.
"Diriku adalah aku, dan kau hanya sosok gelap yang ada di hatiku. Apa pantas kau berbicara seperti ini padaku?" Balas Xiao Yan membuat sosok itu kesal.
Swuuuuush!
Sosok itu menghilang dalam sekejap mata. Setelah itu ia muncul dihadapan Xiao Yan dan segera mencekik leher Xiao Yan dengan begitu kuat.
"Sa-sangat cepat!" Ungkap Xiao Yan yang menahan sesak nafas.
Para tetua elit aliansi Teratai Suci saling pandang, terlihat mereka berpikir keras mengenai benda apa yang melayang diatas langit. Karena ingin memastikan bahwa itu adalah api Surgawi, salah satunya segera menghampiri lingkaran emas yang melayang tersebut. Namun tinggal lima puluh meter lagi, gelombang panas menyebar dari pusat lingkaran. Hal ini menyebabkan tetua tersebut meledak menjadi debu. Swuuush! Kaisar Phoenix muncul ditempat ledakan tetua itu, wajahnya yang datar menatap sembilan tetua elit aliansi Teratai Suci. "Pergilah... Phoenix Flame telah mendapatkan tuannya yang baru... Jika masih memaksa, kalian sendiri yang akan mati..." Bukan sekedar ancaman, peringatan keras ini memang berlaku bagi kesembilan tetua tersebut yang berada di tingkat Dou Qi. "Ckckck! Kau pikir kami percaya dengan ucapanmu! Lebih baik minggir, dari pada ketua aliansi datang dan menghajarmu..."Ancaman balasan itu ditanggapi dengan senyuman mengejek yang terlihat dikedua sudut bibir Kaisar Phoenix
Dan benar saja, rencana Xiao Yan berhasil dengan memberikan serangan tebasan pedang tepat mengenai punggung Shui Yang. Slaaash! "Akhhh!"Akibat luka yang diterima, kecepatan Shui Yang mulai melambat. Hal ini membuat Xiao Yan dengan cepat dapat meraih tubuh Shui Yang, yang ada didepannya. "Matii!"Booooms! Seketika ledakan dahsyat terjadi saat tubuh Shui Yang menabrak tubuh transformasi Phoenix Flame. Peristiwa ini membuat kesepuluh tetua elit saling pandang. "Sial... Dia membunuh Shui Yang...""Apa yang akan kita jelaskan pada tetua Agung?!" lainnya menimpal. Disisi lain, Phoenix Flame menghentikan terbangnya. Dengan amarah yang menggebu gebu, ia menunjukan kekuatan sebenarnya dari api Phoenix Flame. Swooooosh! Hawa panas yang begitu kuat menyebar sejauh sepuluh kilometer. Bahkan, mereka yang berada di tingkat Dou Zhong bintang lima harus mati terbakar oleh hawa panas itu. Namun tidak dengan Xiao Yan, Fallen Heart Flame yang telah memiliki kesadaran sendiri menahan tekanan it
"Uugghh!'"Yan Xiao!" Jia Lan segera mengalihkan perhatiannya. Kesempatan dalam kesempitan ini segera digunakan oleh Shui Yang. Memutarkan tubuhnya, dengan cepat ia memberikan tebasan pedang kearah Jia Lan. Hingga Jia Lan yang lengah, harus membuat serangan itu mengenai lengannya. "Bertarung denganku masih saja bisa mengalihkan perhatianmu!"Swuuuush! Shui Yang melesat dan bergerak menyerang Xiao Yan, namun seuliet bayangan muncul menghadang tebasan pedang milik Shui Yang. Melihat adanya bantuan yang membantu Xiao Yan, Shui Yang tak bodoh. Dengan cepat menggunakan tangan kirinya sebagai serangan lainnya. Baaaams! Baaaams! Xiao Yan terpental membentur permukaan tanah. Bahkan akibat serangan Shui Yang, yang telak mengenai dadanya. Ia harus menahan rasa sakit, selain meledaknya racun didalam tubuhnya. "Sial... Aku ceroboh!"Disisi lain, sosok yang membantu Xiao Yan tak lain adalah Jia Hua. Hal ini harus membuat Shui Yang mengambil sikap waspada. "Hahahahaha! Seharusnya pada waktu
"Tentu tidak tuan... Meski tuan tidak mengeluarkan api Fallen Heart Flame, cepat atau lambat Phoenix Flame pasti akan keluar dari dalam penjaranya..."Xiao Yan bisa tenang mendengar ini, dan benar saja setelah para tetua dan petinggi Pagoda bekerja sama. Phoenix, yang mengamuk didalam retakan tanah mulai tenang. Namun yang tidak mereka tahu, puluhan Dou Qi tengah memandangi peristiwa ini dengan wajah yang senang. "Apa sekarang saja kita melakukan penyerangan?" Tanya salah satunya. "Tidak... Karena aku merasa Kaisar Phoenix juga tengah melihat keadaan ini... Jadi kita harus menunggunya pergi terlebih dahulu." Disisi lain, Kaisar Phoenix masih bisa duduk tenang diatas awan yang lebih tinggi. Dengan perasaan yang sedikit tak rela melepaskan Phoenix Flame ketangan aliansi Teratai Suci, ia berharap Xiao Yan dapat merebutnya. "Bocah... Semoga aku memang tidak salah memilihmu..." Gumam Kaisar Phoenix. *Beberapa saat penyegelan Phoenix Flame, akhirnya Phoenix itu benar benar tidak membe
"Tuan sepertinya apa yang dikatakan Kaisar Phoenix benar adanya..."Menurut analisis Lan Shin, bahkan ada banyak master lebih kuat yang melindungi mereka dari celah langit disekitar mereka. "Memang ada berapa kekuatan besar yang bersembunyi? Dan lagi, kenapa mereka tidak dapat melihat kita yang berada dibawahnya..." Xiao Yan sedikit heran. "Ada lima Dou Qi bintang satu yang bersembunyi... Dan kenapa mereka tidak bisa melihat keberadaan kita, itu karena aku menggunakan teknik ilusi agar tidak menarik perhatian kekuatan besar yang ada disekitar kita."Xiao Yan menganggukan kepalanya beberapa kali sebagai tanda mengerti. "Pantas Lan Shin adalah penjaga kuburan Pedang yang sangat dipercayai senior..." Gumam Xiao Yan. Hingga tiba didepan pagoda yang sangat besar, Xiao Yan meminta Lan Shin turun ditempat yang berbeda. Namun kali ini, topeng emas tidak digunakan oleh Xiao Yan.Setelah mendarat dengan baik, Lan Shin segera memasuki Dunia Jiwa. Merasa keadaannya aman, Xiao Yan menggunakan
"Kalian bertiga duduklah dulu... Jika ingin pesan sesuatu tinggal pesan saja." Ucap Kaisar Phoenix kini menatap hangat bocah jenius di hadapannya ini. "Yaner... Bagaimana kondisimu?" Tanya heran Kaisar Phoenix karena melihat wajah Xiao Yan yang sedikit pucat. "Senior aku baik baik saja... Hanya saja aku terkena racun."Tanpa basa basi, Kaisar Phoenix segera memeriksa kondisi Xiao Yan. Setelah beberapa menit memeriksa, mata Kaisar Phoenix berubah menjadi rasa kekhawatiran yang besar. "Racun ini bukan racun biasa... Bahkan, Kaisar Obat belum tentu dapat mengobatinya... Bagaimana kau bisa mendapatkan racun ini?"Xiao Yan menghela napas panjang. "Sepertinya saat aku bersama Shui Yang... Jika benar racun ini milik Shui Yang, maka aku diracuni oleh arak yang telah aku minum minggu lalu."Kaisar Phoenix mengangguk, meski dia seorang puncak Kultivator. Mengobati racun bukanlah keahliannya. Jika ia memaksa mengobati racun Xiao Yan. Takutnya bukan semakin membaik, namun racun akan semakin b
"Laner! Bukankah kau tidak sopan!" Jia Hua langsung menasehati Jia Lan."Kakak... A-aku tidak ingin orang yang ada disampingku mati karena racun yang sama... Jadi maafkan aku..." Balas Jia Lan sambil menatap Xiao Yan. Xiao Yan hanya mengangguk, namun kini racun didalam tubuhnya akan menjadi serius. Duduk bersila dan mencoba mencari tahu perkembangan racun didalam tubuh, Xiao Yan seketika kembali muntah darah hitam. Bahkan, darah hitam ini lebih kental dari sebelumnya. "Uuuhukk!""Yan Xiao?!" Jia Lan berteriak bersama Jia Hua secara kompak. Xiao Yan hanya diam, namun wajahnya bertambah pucat setelah beberapa menit menelan penawar yang diberikan Shui Yang. "Kenapa seperti tidak ada bedanya? Namun lebih tepatnya memperparah racun yang ada didalam tubuhnya?" Tanya heran Jia Hua tersadar, bahwa penawar yang ia dapatkan adalah palsu. "Shui Yang sialan! Berani beraninya kau menipuku!" Murka Jia Hua hendak pergi dan mencari Shui Yang. Namun, Xiao Yan menghentikan langkah Jia Hua yang ak
Wuuuuush! Xiao Yan mundur dan menepis lembut tangan dari Jia Lan. Sontak, Jia Lan tidak menyerah dan langsung menyerang Xiao Yan karena ingin mengetahui wajah dari pria bertopeng dihadapannya.Beberapa gerakan terlewati, Jia Lan cukup terkejut melihat Xiao Yan dapat membaca serangan cepat yang ingin melepas topengnya. "Apa kau benar Dou She bintang tiga?" Tanya Jia Lan mempercepat gerakannya. Perlahan tapi pasti serangan Jia Lan bertambah cepat, hingga Xiao Yan benar benar tidak bisa mengikuti serangan Jia Lan. Disisi lain, Jia Hua juga cukup terkejut melihat kecepatan yang ditunjukan Xiao Yan setara dengan Dou Zhong. "Siapa pria ini? Kenapa aku merasa setiap melihat aksinya seperti melihat Dewa yang tengah marah?" Tanya Jia Hua terus menatap pertempuran keduanya. Meski tidak menggunakan energi, namun ini sudah cukup membuktikan pria bertopeng ini mampu seimbang dengan Dou Zhong bintang satu. Hingga tiba tiba, sebuah gerakan tipuan dilancarkan Jia Lan yang hendak mencabut topen
Dengan hasil pria bertopeng itu hanya terpental menabrak dinding, Qing Zilong cukup terkejut melihat kenyataan ini. Swuuuush! Sekedipan mata, Qing Zilong kembali muncul dan hendak meninju keras wajah Xiao Yan. Namun, langkahnya terhenti oleh suara Jia Lan."Zilong hentikan! Jika kau masih ingin menyerangnya, aku benar benar akan bertarung mati denganmu!" Ancam Jia Lan membuat Qing Zilong berdecak kesal. "Untuk apa kau membelanya? Kini Ye An telah mati, dan apa gunanya ada dia? Dan lagi, ingat rencana kita!" Bantah Qing Zilong. "Aku merasa dia lebih berguna dari Ye An! Jadi hentikan tindakanmu!"Pertikaian keduanya membuat Xiao Yan berpikir lebih jauh mengenai Shui Yang dimata tiga pemimpin besar ini. Bahkan, Xiao Yan dapat menebak bahwa, ketiganya sangat membenci Shui Yang dari percakapan mereka. "Baiklah... Tapi jika dia mata mata yang memang diutus Shui Yang, aku sendiri yang akan membunuhnya...," Qing Zilong kembali mengancam dengan nada dingin menatap tajam Xiao Yan. Jia Hua