Share

Bab 7 Dikira Berhasil

Author: Fiah msi
last update Last Updated: 2024-04-01 14:31:00

Terlihat jelas kebahagiaan di wajah Yusuf, ia bahkan tidak memperdulikan bagaimana perasaan Audy saat ini. Audy yang baru saja selesai sholat isyak tanpa berjamaah dengan sang suami hanya bisa meminta untuk kekuatan sementara waktu. 

"Aku tahu ya Allah... Kau yang telah menyatukan kami, dan Engkau jugalah yang akan memisahkan kami. Aku hanya minta, berikan yang terbaik buatku, jika perpisahan ini adalah jalan yang terbaik, maka lancarkan semua usahaku untuk menyatukan mas Yusuf dengan cinta pertamanya, agar mereka tidak selalu berbuat dosa  tapi jika takdirku memang harus berbagi hati, maka berikan aku kekuatan untuk menghadapi kenyataan, "  

Setelah menuangkan semua keluhannya, Audy pun membuka mukena dan melipatnya. Di sisi lain, Yusuf kini merasakan semua keinginannya berjalan dengan lancar. 

"Ya Allah, kau memudahkan jalanku untuk bersatu dengan orang yang aku cintai serta yang aku sakiti dulu, aku berjanji akan berlaku adil dengan mereka, " ucap Yusuf, seketika ia mengingat akan perjalanannya ke Jepang, bukankah ia akan memiliki alasan untuk membawa Syifa ke Jepang. 

"Besok aku dan Syifa akan menikah secara siri, itu secara agama kami sudah sah, bukankah Audy sedikit faham akan agama, pasti dia akan mengijinkan Syifa untuk ikut, dan aku bisa mengatasi masalah Master J, " ucap Yusuf dengan percaya diri. 

Yusuf saat ini tinggal di kamar tamu, ia susah memaksa Audy untuk membuka pintu kamar, namun Audy tidak menjawab. Yusuf mengerti jika ini adalah pukulan terbesar bagi wanita itu, da  Yusuf memberikan waktu untuk Audy menenangkan dirinya. Hingga malam ini ia dengan leluasa berbalas pesan dengan Syifa. 

(Mas jangan khawatir, aku akan menjadi adik masu yang baik untuk Audy. Meskipun seharusnya kau menjadi milikku seutuhnya) balas pesan Syifa. 

(Terimakasih atas pengertiannya sayang. Tapi setidaknya Audy sudah berbaik hati pada kita  jadi kita gak perlu main belakang lagi dan kita gak perlu khawatir masalah tanggapan orang lain) balas Yusuf. 

(Iya juga sih, Mas. Tapi ... Kenapa aku merasa cemas ya, Mas? Akh gak nyangka saja jika Audy bisa dengan senang hati menerima hubungan kita. Aku wanita mas, gak ada yang namanya seorang istri rela berbagi hati) balas Syifa. 

(Audy adalah wanita sholehah sayang, dia sering mengikuti pengajian-pengajkan di sekitar sini. Mungkin saja saat para kyai menerangkan tentang istimewanya poligami, membuat Audy faham akan kenikmatan berpoligami. Audy sangat mencintaiku sayang, sudah banyak bukti akan hal itu. Jadi, kau jangan cemaskan apapun. Besok kau siapkan acaranya dengan se meriah mungkin, setelah acara selesai, mas akan bantu semua biayanya, dan kita akan bulan madu ke Jepang seperti yang kau inginkan) balas Yusuf. 

(Beneran ya, Mas. Bulan madunya ke Jepang. Meskipun ini bukan pertama buat kita, tapi aku merasa sangat bahagia, Mas. Udah gak sabar mau besok) balas Syifa. 

Syifa dan Yusuf seolah kini berada di ujung kebahagiaan yang mereka impikan selama ini. Mereka berdua lupa waktu dan lupa segalanya, yang ada dalam benak pikiran mereka hanyalah pernikahannya besok. Yusuf juga sudah menghubungi Asistennya. Padahal sang Asisten sudah tahu akan semua itu. Namun Amir sang Asisten hanya bisa menghela nafasnya, karena ini akan menjadi kehancuran bagi atasannya itu. 

"Aku sudah memberikan arahan yang terbaik untuk tuan, tapi sepertinya Tuan sudah lupa siapa tuan sebenarnya. Tuan lupa akan semua pengorbanan nona Audy, sehingga tuan tega mengkhianatinya. Maafkan saya tuan, kali ini saya berpihak pada Nona Audy. Membayangkan berada di posisi nona Audy sangatlah menyakitkan, " gumam Asisten Yusuf. 

***

Malam ini, Audy merasa seperti ada belati tajam menusuk hatinya. Rasa itu begitu mendalam dan nyata, hingga ia bisa merasakannya membelah hatinya menjadi dua. Besok, suaminya akan menikah dengan wanita lain dan ia, sebagai istri sah, harus mengantarnya ke pelaminan.

 

Audy menatap ke luar jendela, melihat bulan yang begitu terang di langit malam. Ia berusaha mencari ketenangan, mencari kekuatan untuk menghadapi hari esok. Ia merasakan air matanya jatuh, membasahi pipinya yang pucat. Namun, ia cepat-cepat menghapusnya. Ia tidak boleh menangis, ia harus kuat.

 

Ia berjalan ke arah lemari, membuka laci dan mengambil sebuah foto. Foto itu adalah foto pernikahannya dengan suaminya. Mereka tampak begitu bahagia, begitu cinta. Tapi sekarang, semua itu hanyalah kenangan.

 

Audy menarik nafas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang begitu kacau. Ia berusaha mengingat semua kenangan indah yang pernah ia lalui bersama suaminya, berusaha mengingat alasan mengapa ia mencintai pria itu. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk kebaikan semua orang, termasuk suaminya.

 

Malam itu, Audy tidak tidur. Ia terjaga, memikirkan apa yang akan terjadi besok. Ia merasa takut, namun ia tahu ia harus melalui ini. Ia harus kuat, untuk dirinya, untuk suaminya, dan untuk wanita yang akan menjadi istri baru suaminya.

 

Ketika fajar menyingsing, Audy sudah siap. Ia berdiri di depan cermin, memandangi dirinya sendiri. Ia tampak begitu cantik dengan baku Syar'i putih yang ia kenakan. Namun, di balik kecantikan itu, ada rasa sakit yang begitu mendalam.

 

Audy melangkah keluar dari rumah, siap menghadapi hari itu. Ia akan mengantarkan suaminya ke pelaminan, dan ia akan melakukannya dengan senyuman di wajahnya. Karena ia tahu, di balik semua rasa sakit ini, ada kebahagiaan yang menanti suaminya. Dan untuk itu, ia rela melepaskan sang suami bersama dengan istri barunya. Audy sudah menyiapkan segalanya, dan anak buahnya yang akan menyelesaikan semuanya. 

'Ini lah yang kau inginkan, Mas. Akan aku lepas kau dengan bismillah, semoga kau bahagia bersama mereka setelah ini' batin Audy. Bersamaan dengan itu, Yusuf keluar dari kamar tamu dengan jas putih juga, ia tampak berbinar menatap ke arah Audy. Yusuf tidak bisa memungkiri jika Audy sangatlah cantik. Bahkan sangat cantik, namun siapa sangka hatinya masih berbagi dengan mantan kekasihnya. 

"Kau sudah siap sayang, terimakasih ya... " ucap Yusuf seraya ingin meraih tubuh Audy, dan hendak mencium keningnya, namun Audy memundurkan kakinya satu langkah. 

"Acaranya akan segera di mulai, Mas. Jangan sampai kamu terlambat, " ucap Audy seraya berlalu meninggalkan Yusuf. Yusuf yang mengerti akan perasaan Audy, hanya bisa menghela nafas, ia yakin cepat atau lambat, kemarahan Audy akan reda, dan mereka bisa hidup damai bertiga. 

Begitu lah sikap laki-laki yang tamak, ingin menguasi kedua wanita sekaligus tanpa memikirkan perasaan yang lain. Audy yang sudah mengorbankan semuanya demi Yusuf kini telah di hancurkan secara kontan olehnya.

Yusuf sepertinya lupa jika Audy hanyalah manusia biasa...?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya   Bab 45 Akhir yang Bahagia

    Hari yang dinantikan akhirnya tiba. Setelah perjalanan panjang dan penuh lika-liku, Audy berdiri di balik tirai kamar pengantin, mengenakan gaun putih yang sederhana namun begitu elegan. Cahaya matahari masuk melalui jendela besar, memantulkan kilau lembut dari gaun yang ia kenakan. Rambutnya yang tertutup hijab dengan sanggul rapi, dengan hiasan bunga melati yang memberikan aroma manis. Ia memandang cermin di depannya, menatap sosoknya yang hari ini akan menjadi seorang istri—istri dari Reyhan, pria yang telah berhasil menyembuhkan hatinya dan memberikan makna baru dalam hidupnya.Di ruangan yang berbeda, Reyhan berdiri tegap mengenakan jas hitam yang dipadukan dengan sarung sutra. Di sekelilingnya, beberapa kerabat dan teman dekat menemaninya, menunggu momen sakral yang sebentar lagi akan tiba. Wajahnya tampak tenang, namun matanya menyiratkan kebahagiaan yang luar biasa. Hari ini, ia akan mengucapkan ijab qobul, dan dengan itu, ia akan memulai babak baru bersama wanita yang ia cint

  • Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya   Bab 44 Menyadari

    Audy melangkah mundur, menahan keinginannya untuk segera pergi dari ruangan itu. Kata-kata Yusuf membuatnya terhenti."Apakah kau melakukan semua ini untuk menghindariku?" tanya Yusuf, tatapannya penuh tanya dan rasa penasaran yang tampak jelas.Audy menarik napas dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum menjawab. Kata-kata Yusuf membuatnya kembali menengok ke masa lalu yang berusaha ia tinggalkan. Ia mengarahkan pandangannya ke arah Yusuf yang masih terbaring lemah di ranjang."Tidak, Mas," jawab Audy, suaranya terdengar mantap. "Ini sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Kita sudah berakhir hampir setahun yang lalu. Dan selama itu, aku sudah tidak lagi memiliki perasaan apa pun. Aku tidak mengatakan kalau aku sudah sepenuhnya melupakanmu, tapi..." Audy berhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Jujur, rasa cinta yang dulu aku miliki telah terkikis oleh pengkhianatanmu."Yusuf tampak menelan ludah, seolah kata-kata Audy barusan menohok hatinya."Jadi, jika kau berpikir

  • Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya   Bab 43 Hancurlah Harapan

    Ibunya Yusuf Mendatangi Rumah Audy"Assalamu'alaikum," terdengar suara lembut namun tegas dari luar pintu. Itu suara ibunya Yusuf, yang datang ke kediaman Audy. Pelayan rumah Audy yang membuka pintu tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Wanita yang berdiri di depan pintu adalah mantan ibu mertua majikannya, sosok yang sudah lama tak pernah datang ke rumah ini setelah perceraian Audy dengan Yusuf."Wa'alaikumsalam, Nyonya. Silakan masuk," ujar sang pelayan sambil menunduk hormat dan mempersilakan tamunya masuk ke ruang tamu.Ibunya Yusuf melangkah masuk dengan langkah pelan namun anggun. Duduk di ruang tamu yang dulu sering ia kunjungi saat Audy dan Yusuf masih bersama, wajahnya terlihat sendu, seolah menyimpan beban di hatinya.Pelayan rumah segera pergi memanggil Audy. "Nyonya, ibu dari Tuan Yusuf datang berkunjung," lapornya dengan hati-hati.Audy, yang sedang bersantai di kamar, segera bangkit. Ia meraih hijab instan yang tergantung di sisi ranjangnya, mengenakannya dengan cepat

  • Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya   Bab 42 Talak untuk Syifa

    Belum Audy memberikan jawaban, papanya Audy mendekat "Kau tahu, Dy," suara Papa memecah lamunannya, "Papa dan Mama sudah mengenal Rey cukup lama. Dia bukan hanya sahabat kakakmu, tapi juga bagian dari keluarga kita. Kalau kami boleh jujur, Rey adalah laki-laki yang tepat untukmu."Audy mengalihkan pandangannya, sedikit menunduk dengan arah pembicaraan ini. "Papa, Mama... aku tahu Kak Rey baik. Tapi, ini bukan masalah sederhana. Aku... aku butuh waktu untuk memikirkan semuanya.""Sayang," Mama Audy menimpali dengan lembut, "kami tidak ingin memaksa. Kami hanya ingin kau tahu, setelah apa yang terjadi dengan Yusuf, kami khawatir kau tidak akan menemukan seseorang yang bisa mencintaimu seperti Rey. Dia sudah membuktikan keseriusannya, dan Mama yakin dia tidak akan mengecewakanmu."Audy terdiam. Perasaan hangat dan aman yang selalu Rey berikan memang tidak bisa disangkal, tapi luka dari pernikahan sebelumnya masih membekas dalam hatinya. Mencintai seseorang bukan hanya soal keseriusan, t

  • Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya   Bab 41 Kejutan Lamaran

    "Kenapa kau merahasiakan ini dariku, Rey?" tanya Andre dengan nada datar. Sorot matanya tajam, menyelidik.Rey terlihat gugup, menarik napas panjang. "Aku... kurang percaya diri, Ndre," jawabnya pelan. "Apalagi dengan perasaan yang kumiliki untuk Audy. Semakin lama kupendam, semakin aku merasa tertekan. Semakin aku ingin gila."Andre terdiam, mendengarkan dengan saksama. Tak pernah terlintas bahwa Rey, sahabatnya sejak mereka kuliah, bisa memiliki perasaan semacam itu pada adiknya, Audy."Aku mencoba menepisnya," lanjut Rey, suaranya bergetar. "Tapi perasaan ini justru semakin kuat. Aku akhirnya berdamai dengan diriku sendiri. Dan, Ndre, aku ingin menghalalkan adikmu. Aku ingin dia menjadi istriku."Andre diam sejenak, mencerna perkataan Rey. Sahabat terbaiknya, orang yang ia percayai selama ini, ingin menikahi Audy. Tapi masih ada sesuatu yang lebih penting untuk ditanyakan."Perasaanmu pada Audy... sebenarnya aku sudah mencurigainya," ucap Andre, memecah keheningan. "Tapi yang jadi

  • Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya   Bab 40 Syifa Minta Cerai

    “Apa yang harus aku lakukan, Bu?” keluh Yusuf seraya menundukkan wajahnya di meja makan. Suaranya lirih, namun terbungkus kemarahan yang tak dapat disembunyikan. “Setiap hari hanya pertengkaran yang aku hadapi bersama Syifa. Rasanya kesabaranku sudah di ambang batas.”Ibunya Yusuf memandang Yusuf dengan tatapan iba, sementara Diana, adik perempuannya, yang duduk di ujung meja, malah menyeringai seolah menunggu saat ini tiba.“Kakak sendiri yang memilih dia,” sindir Diana tanpa belas kasihan. “Dan sekarang menyesal? Malah menghina Kak Audi dulu, padahal lihat sekarang, MasyaAllah... makin cantik dan anggun. Selama ini, apa pernah kita dengar Kak Audi marah atau ribut-ribut seperti ini?”Yusuf mendesah, berat, kepalanya terasa makin pusing. Dia tahu ke mana arah pembicaraan ini. Namanya akan selalu dibandingkan dengan Audi—mantan istrinya yang sempurna di mata keluarganya.“Diana, sudah. Jangan memperkeruh keadaan,” tegur sang ibu dengan suara tegas. “Kakakmu lagi pusing menghadapi masa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status