Share

Bab 2

Author: Hanata
Keluarga Westwood mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan kesembuhannya. Sejak pagi, Claire sudah berada di hotel untuk membantu Lorraine, ibu Julian, mengurus segala persiapan.

Di balkon, kedua wanita itu berdiri saling berhadapan dengan ekspresi berbeda di wajah masing-masing.

Setelah lama terdiam, Lorraine menghela napas panjang. "Claire, kamu benar-benar ingin bercerai?"

"Kamu sudah merawat Julian dengan sepenuh hati selama tiga tahun. Kakinya baru saja sembuh, dia pasti akan ingat kebaikanmu. Seharusnya kalian menjalani hidup yang baik bersama."

"Amber akan kembali."

Claire hanya mengucapkan satu kalimat itu, ekspresi Lorraine langsung berubah. Dari keterkejutan, menjadi kekhawatiran, lalu berakhir dengan ekspresi pasrah. "Ah ... baiklah. Kalau begitu, Ibu hormati keputusanmu."

Lorraine akhirnya mengalah.

Mendengar hal itu, Claire merasakan hawa dingin menjalar dalam hatinya. Baru saja Lorraine berusaha menahannya, tetapi begitu mendengar nama Amber, dia langsung menyerah. Jadi, ternyata mereka semua tahu betapa pentingnya Amber di mata Julian.

Sementara dia sendiri .... Meskipun sudah merawat Julian selama tiga tahun, dirinya hanyalah seorang pengasuh di hati Julian.

"Claire, kamu punya rencana apa setelah cerai nanti? Setelah ibumu meninggal, kamu sebatang kara di dunia ini. Kamu sudah mengurus Julian selama tiga tahun. Aku sudah menganggapmu seperti anak sendiri. Kalau ada yang bisa Tante bantu, jangan sungkan, katakan saja."

Ucapan penuh kasih yang jarang terdengar itu membuat mata Claire memerah.

Lorraine benar. Tiga tahun lalu, Claire menerima 10 miliar dari Lorraine dengan harapan uang itu bisa menyembuhkan ibunya. Namun siapa sangka, hanya tiga bulan kemudian, kondisi ibunya memburuk drastis dan akhirnya meninggal dunia.

Ibunya sudah tiada, tetapi Claire tetap menerima uang itu. Jadi, dia memutuskan untuk tetap tinggal di Keluarga Westwood dan melanjutkan tugasnya merawat Julian.

Namun kini, sudah waktunya dia mulai memikirkan dirinya sendiri.

Setelah berpikir sejenak, Claire berkata dengan tenang, "Tante, aku ingin melanjutkan studi ke luar negeri dan mengambil program doktor. Aku dulu memang belajar kedokteran, sekarang saatnya aku kembali ke jalur itu."

Lorraine mengangguk mantap, "Tenang saja, Tante akan bantu urus semuanya untukmu."

Claire menatap Lorraine dengan rasa terima kasih yang tulus. Namun, dia tidak lupa menambahkan, "Tante, soal perceraian ... biar aku yang bicara langsung dengan Julian. Nggak usah repotin tante."

Lorraine kembali mengangguk, tatapan matanya pada Claire kini dipenuhi rasa iba.

Kini, Amber sudah akan kembali dan Claire juga akan mengajukan perceraian, anaknya pasti akan menyambutnya dengan gembira. Dia tidak perlu lagi ikut campur urusan mereka. Hanya saja, dia merasa sangat menyayangkan gadis sebaik Claire yang tidak berjodoh dengan keluarga mereka.

Tamu-tamu mulai memenuhi ruangan. Lorraine mengajak Claire ikut bersamanya untuk menyambut para undangan. Namun ketika waktu pesta dimulai, Julian masih belum juga muncul.

Lorraine mengerutkan dahi dan melambaikan tangan memanggil putrinya, Patricia.

"Pat, bukannya Ibu suruh kamu jemput kakakmu? Di mana dia?"

Patricia tersenyum penuh misteri. "Tenang saja, Bu. Kakak pasti datang sebentar lagi. Bahkan aku jamin, kali ini Ibu akan dapat kejutan besar!"

Setelah berbicara, Patricia menoleh pada Claire dan melemparkan pandangan penuh ejekan. Dia mendekat lalu berbisik di telinganya, "Dasar gadis kampung, hari-hari indahmu sudah habis!"

Patricia memang tidak pernah menyukai Claire. Di matanya, Claire hanyalah wanita oportunis yang mendekati Julian demi uang. Selama bertahun-tahun, dia tak henti-hentinya merendahkan Claire, baik secara terang-terangan maupun diam-diam.

Saat itu juga, pintu aula terbuka.

Julian muncul dalam balutan setelan jas hitam yang elegan, menawan, dan berwibawa.

Di sampingnya, berjalan seorang wanita cantik dengan gaun malam merah marun yang mencolok. Orang itu adalah Amber. Mereka bergandengan tangan dan tersenyum satu sama lain sambil melangkah masuk perlahan, seolah seluruh dunia hanya milik mereka berdua.

"Eh, itu ... Amber? Pacar pertama Pak Julian?" seru seseorang di tengah kerumunan.

"Benar! Selain Amber, kapan lagi Pak Julian pernah memandang wanita lain dengan tatapan seperti itu?"

"Luar biasa setia ya .... Dulu sampai kakinya lumpuh karena Amber. Sekarang baru bisa berdiri, langsung jemput Amber pulang!"

"Iya, benar. Sayangnya ... ada orang yang nggak tahu diri, masih saja ngotot numpang hidup di Keluarga Westwood!"

Suasana jadi ramai. Bisikan tajam mulai menggema di segala penjuru. Tatapan para tamu pada Claire pun berubah menjadi penuh sindiran dan ejekan.

Di tengah keramaian itu, Patricia tertawa pelan lalu mendekati Claire sambil berbisik dengan nada menghina, "Gimana, gadis kampung? Terpukau sama kecantikan Kak Amber, ya?"

"Sekarang kamu pasti sadar, 'kan? Jadi pembantu yang kerja keras dan setia bukan berarti kamu bisa menaklukkan hati seorang pria! Sekarang Kak Amber sudah kembali. Cepat bungkus barang-barangmu dan enyahlah dari sini!"

Claire yang berdiri di bawah sorotan lampu, merasa tatapan di sekitarnya bagaikan pisau tajam yang menancap di dirinya dengan kejam.

Ya, dia memang tidak pantas berada di sini.

Di mata semua orang, dirinya hanyalah seorang pengasuh dan pembantu. Tidak pernah ada seorang pun yang menganggap dirinya dan menghargainya.

Mungkin, dia memang sudah seharusnya pergi dari dulu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 24

    Suara sirene ambulans memecah ketenangan kawasan vila malam itu. Claire berdiri di depan ruang operasi dengan seluruh tubuh yang berlumuran darah. Dia terdiam, seolah jiwanya tertinggal entah di mana.Beberapa jam kemudian, Farhan akhirnya keluar dari ruang operasi. "Nyawanya selamat, tapi kedua kakinya sudah nggak bisa diselamatkan."Detak jantung Claire menggema bagaikan guntur dalam dadanya. Dia bahkan lupa bagaimana cara bernapas.Keesokan harinya, Claire batal naik pesawat ke Swiss. Sebelum keberangkatan, Dalton meneleponnya. "Claire, apa pun keputusanmu ... aku akan menghormatinya."Tiga hari kemudian, Julian akhirnya sadar dari masa kritis.Begitu tahu bahwa kedua kakinya benar-benar lumpuh dan tidak bisa disembuhkan lagi, dia hanya menarik napas panjang beberapa kali, sebelum setetes air mata mengalir dari sudut matanya."Claire, dulu aku bisa berdiri lagi berkatmu. Sekarang, aku sudah mengembalikan kaki ini padamu."Mendengar itu, Claire terdiam lama. Dia tidak langsung menjaw

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 23

    Keesokan harinya, surat pemberitahuan resmi mengenai pencopotan Julian dari posisi Presdir Grup Westwood langsung dikirimkan ke seluruh perusahaan. Pada saat bersamaan, surat perjanjian cerai dari ayah Julian juga telah sampai ke tangan Lorraine.Meski kini menetap jauh di luar negeri, ayah Julian masih memiliki kendali penuh atas semua urusan keluarga dan perusahaan.Lorraine menelepon sambil menangis, mempertanyakan alasan perceraian dengan marah.Namun, suara di ujung sana terdengar sangat dingin. "Anak-anak yang baik-baik bisa kamu didik sampai begini rusaknya. Yang satu membutakan diri demi cinta, yang satu lagi emosional dan nggak tahu diri. Kamu masih berani menanyakan kenapa aku ingin cerai?""Selain itu, kalau waktu itu kamu nggak berbohong dan memanipulasi Claire, semuanya nggak akan jadi seperti sekarang.""Pihak Keluarga Wallace sudah memberi ultimatum. Kalau aku nggak bisa memberi penjelasan yang layak atas gangguan kalian terhadap Claire, kerja sama kita dengan mereka sel

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 22

    Setelah resmi menjalin hubungan, barulah Claire tahu bahwa Dalton ternyata berasal dari salah satu keluarga konglomerat paling berpengaruh di kota itu.Keluarga Wallace sudah lama tahu bahwa putra mereka memendam cinta bertahun-tahun pada Claire dan mereka pun sangat penasaran terhadap gadis yang telah merebut hati Dalton. Jadi, sang ibu memanfaatkan momen ulang tahunnya untuk mengundang Claire secara langsung.Pesta ulang tahun Keluarga Wallace digelar secara mewah dan meriah. Julian juga termasuk dalam daftar tamu undangan. Dia datang bersama Lorraine. Namun, mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam mengikuti dari belakang.Begitu pintu aula pesta dibuka, Claire muncul sambil menggandeng lengan Dalton. Pemandangan itu langsung menarik perhatian seluruh tamu undangan.Orang tua Dalton segera menyambut mereka dengan senyum hangat sambil memandangi Claire dengan penuh ketertarikan dan kepuasan.Potret kebersamaan keempat orang yang tampak bagaikan keluarga harmonis itu

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 21

    Mendengar tangisan histeris Claire, sorot mata Dalton pun dipenuhi oleh sorot kemarahan. Setelah mengantarkan Claire kembali ke hotel, Dalton langsung menuju ke bar dan berhasil menemukan Julian."Bajingan!" Tanpa ragu sedikit pun, Dalton melayangkan pukulan keras ke wajahnya.Julian yang tengah menenggak alkohol untuk melarikan diri dari kesedihan, tidak sempat bereaksi dan langsung terhuyung karena pukulan itu. Saat dia menoleh dan melihat Dalton, dia pun segera membalas serangan tersebut.Keduanya terlibat dalam perkelahian sengit. Orang-orang di sekitar mereka terkejut dan ketakutan, tidak ada satu pun yang berani menghentikan mereka.Karena pengaruh alkohol, refleks Julian tidak secepat biasanya. Tak butuh waktu lama, dia sudah terdesak di bawah Dalton. Dalton menghajarnya bertubi-tubi, menumpahkan seluruh amarahnya."Kamu pikir tindakanmu itu romantis, hah? Kamu tahu nggak? Kamu sudah menghancurkan Claire!""Dia bekerja keras sampai berhasil meraih gelar doktor dan operasi ini ad

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 20

    Pada hari dia resmi meraih gelar doktor, Claire menerima telepon dari tanah air.Farhan mengabari bahwa dia sedang menangani seorang pasien dalam kondisi kritis dan kasus tersebut sangat berkaitan dengan topik riset disertasi Claire. Dia berharap Claire bisa kembali ke dalam negeri untuk membantu operasi.Tanpa ragu sedikit pun, Claire langsung menyanggupi. Baginya, ini adalah kesempatan langka untuk menerapkan hasil penelitiannya ke dalam praktik nyata.Hari keberangkatan tiba. Saat Claire baru hendak masuk bandara, Dalton muncul sambil menarik koper."Itu ... aku baru ingat, sudah lama juga aku nggak pulang ke rumah. Kayaknya aku ikut kamu balik saja, ya."Claire tidak membongkar alasan sebenarnya. Dia tahu Dalton hanya khawatir Julian akan kembali mengusik dirinya.....Begitu Claire mendarat di bandara, Julian langsung mendapatkan kabar. Selama beberapa tahun terakhir, dia terus diam-diam memantau semua yang berkaitan dengan Claire.Namun karena kunjungannya ke Swiss waktu itu mela

  • Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan   Bab 19

    Julian membuka mulutnya tak percaya dengan apa yang dia dengar. Namun, tak ada satu kata pun yang sanggup dia ucapkan untuk membela diri. Dia benar-benar tidak tahu bahwa ibunya telah menipu Claire dan menggunakan cara kotor untuk memaksa Claire tetap berada di sisinya.Baru saat inilah dia sadar, permintaan maaf dan permohonan pengampunannya itu terlalu rapuh bila dibandingkan dengan luka yang pernah diderita Claire.Tanpa sadar, Julian dan keluarganya telah melukai hati Claire perlahan-lahan hingga mati rasa. Kini, Claire berbalik dan melangkah pergi. Julian bahkan tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun untuk menahannya.Menatap punggung Claire yang semakin menjauh, Julian merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang pelan-pelan menghilang dan rasanya tidak akan pernah kembali.Tanpa merasa putus asa, dia mengajukan pertanyaan yang terakhir, "Claire ... selama tiga tahun itu, apa kamu pernah mencintaiku? Meski cuma sedikit saja?"Langkah Claire terhenti.Dalam sekejap, kenangan akan pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status