Beranda / Rumah Tangga / Kurebut Kembali Suamiku / Bab 3 Tak Ada Tempat Bersandar

Share

Bab 3 Tak Ada Tempat Bersandar

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 22:29:19

Di bawah langit gelap dengan dihiaskan ribuan bintang dan sang rembulan. Cahaya lampu dari jalanan kota menemani sepasang suami istri yang sedang berjalan beriringan.

Terlihat romantis dan membahagiakan, tetapi siapa yang tahu jika hati mereka kini sedang diporak porandakan oleh sesuatu yang bernama cinta dan penghianatan.

"Malam semakin dingin, kita pulang saja," ajak Arsen yang kini berjalan mendahului Neisha.

Wanita itu masih terdiam di tempatnya, menatap punggung lebar nan kokoh yang berjalan menjauhinya, Neisha meratapi nasibnya.

Beberapa menit yang lalu mereka masih berjalan beriringan dengan tangan yang saling menggenggam. Namun, kini punggung kokoh itu pergi meninggalkan Neisha seorang diri.

***

Baru juga menginjakkan kaki dan masuk ke dalam rumah, ponsel milik Arsen yang ia letakkan di atas meja berdering. Saat menikmati malam bersama dengan Neisha, Arsen sengaja meninggalkan benda pipih itu di rumah.

Neisha yang melihat Arsen segera mengambil ponselnya pun menggigit bibir bawahnya. Menyalurkan rasa di hatinya. Tidak lupa, tangannya meremas bagian bawah kemeja yang ia pakai. Sudah dapat Neisha tebak jika yang menghubungi adalah wanita yang berhasil masuk ke dalam hubungannya dengan Arsen.

Dengan sengaja Neisha berdiri di tempatnya tanpa berniat melangkahkan kakinya meski hanya sejengkal. Wanita itu mencoba mencuri dengar apa yang akan dikatakan suaminya dari sambungan telepon.

"Halo," sapa Arsen saat jemarinya telah menggeser gambar telepon berwarna hijau ke atas.

" … "

"Bagaimana keadaannya sekarang?" Neisha dapat mendengar dengan jelas adanya nada kekhawatiran yang ditunjukkan oleh Arsen.

" … "

"Aku akan ke sana. 20 menit lagi akan aku sampai."

Kini Neisha semakin erat meremas kemejanya. Wanita itu menyalurkan segala keresahan hatinya. Jadi, apa Arsen akan meninggalkannya malam ini?

Arsen, pria itu menutup sambungan telepon dan berbalik menghadap Neisha. Istrinya yang cantik itu menunjukkan raut wajah sedihnya.

Meski begitu, seseorang yang jauh di sana membutuhkan dirinya saat ini. Berjalan untuk lebih dekat dengan Neisha, Arsen berdiri tepat di depan sang istri.

Menghela nafas sejenak dan tanpa sengaja manik hitam Arsen mendapati genggaman tangan Neisha pada kemejanya. Pria itu tahu, wanita yang sedang berada di depannya ini menahan rasa.

"Neisha …," panggil Arsen dengan lembut. 

"Aku harus pergi. Sesuatu sedang menungguku," ujar Arsen.

Neisha mendongakkan wajahnya menatap mata bulat pria yang menempati tempat terindah di hatinya. "Seseorang bukan sesuatu." Tatapan tajam syarat akan kesakitan Neisha layangan pada pria di depannya itu.

Tepat sekali, Arsen tidak dapat berkutik kala Neisha mengucapkannya. Senyuman hangat yang coba ia berikan kini memudar sempurna.

"Neis …."

"Aku hanya ingin kita menghabiskan waktu satu bulan denganmu, Mas. Apa tidak bisa kamu memberikan waktu itu padaku? Mereka telah mendapatkan kasih sayang dan kepedulian darimu selama ini," tuntut Neisha dengan kalimat yang menggebu.

"Sekarang baru sehari dan kamu tidak bisa melakukannya untukku." Pedih menggores hati tatkala sang suami benar-benar mementingkan orang lain.

"Kita masih punya waktu 29 hari …."

"Mereka punya waktu yang lebih lama," potong Neisha. Pandangan mata wanita itu kabur karena bulir air mata yang menerobos keluar tanpa henti. 

"Aku hanya punya waktu sebulan sebelum kamu melayangkan gugatan itu, Mas."

Perdebatan yang hanya memakan waktu beberapa menit, tetapi mampu membuat Neisha membuka lukanya kembali.

"Akan akan segera pulang. Kali ini aku benar-benar akan pergi." Tanpa menunggu jawaban dari Neisha, Arsen beranjak dari tempatnya.

"Aku membutuhkanmu," jerit Neisha masih pada tempatnya yang mampu membuat Arsen menghentikan langkahnya sebelum mencapai pintu.

Neisha memutar tubuhnya menatap punggung kokoh Arsen dan berkata dengan lirih, "Tetaplah di sini, bersamaku," mohon Neisha.

"Maaf." Tanpa melihat ke arah Neisha yang sudah menangis tergugu, Arsen meninggalkan istrinya seorang diri dengan luka yang dibuatnya.

***

Terduduk di sudut ruangan kamar tanpa penerangan sembari memeluk kakinya erat hingga batas dada. Tubuhnya bergetar diiringi dengan isakan yang lolos dari bibir tipisnya.

Menatap lekat sebuah foto berukuran kecil yang berada di atas meja samping tempat tidurnya. Neisha tersihir oleh jutaan pesona yang ditawarkan Arsen hingga wanita itu jatuh terlalu dalam oleh cinta pria yang bahkan tidak pernah menganggapnya ada.

Suasana hati yang begitu buruk hingga tidak ada satu kelakar pun yang keluar dari bibirnya kecuali isakan tangis yang semakin membuat dadanya sesak.

Sekali lagi, Arsen selalu mengutamakan wanita lain ketimbang dirinya. Hanya satu bulan permintaan yang diinginkan Neisha untuk menghabiskan waktu bersama, tetapi sia-sia.

"Ayah, Ibu," gumamnya seolah mengadukan nasib rumah tangganya kini pada kedua orang tua yang sangat berarti bagi Neisha.

"Pada siapa aku harus berbagi dan bersandar?" lirihnya dengan pelupuk mata yang penuh dengan bulir bening itu.

Angin malam berhembus kian kencang. Jendela kamar yang sengaja Neisha biarkan terbuka membuat hawa dingin menusuk kulit wanita pemilik senyum manis itu.

Sudah bertekad untuk menjadi wanita kuat dan mengambil Arsen dari wanita lain, tapi mengapa ia selalu kalah dan lemah. Menangis dan merenungi nasib menjadi jalan terakhirnya menyampaikan sakit di dada yang menghujamkan.

Drt … drt … drt

Getar ponsel yang berada di atas ranjang miliknya membuat Neisha dengan segera menghapus air mata yang bercucuran di pipi.

Beranjak dari posisi semulanya, wanita itu mengambil benda pipih itu dan menyalakannya. Ada rasa senang kala nama yang tertera di layar ponselnya adalah 'Mas Arsen'.

Namun, sedetik kemudian hatinya berdenyut nyeri membaca sebuah pesan yang dikirimkan oleh Arsen. Ternyata bukan hanya hati tetapi raga mereka juga tidak bisa bersatu.

'Aku menginap di rumah Aurel. Melodi sakit dan dia tidak mau aku tinggal.' Pesan yang mampu membuat gelombang kepedihan di hati Neisha semakin besar.

Apa tidak ada harapan?

Tunggu … apa sebelum Neisha memergoki suaminya bersama wanita lain, Arsen juga sering menginap di rumah wanita itu? Namun, dengan dalih menginap di kantor karena urusan pekerjaan seperti yang selalu ia katakan?

Neisha tersenyum getir kala memikirkan hal itu. Hampir dua tahun dan dirinya selalu dibohongi seperti ini? Sudah mencoba menjadi istri yang baik tapi tidak ada balasan yang didapatkan?

"Bertahanlah sebentar lagi, Nes." Wanita berparas ayu itu menyemangati dirinya sendiri.

Kali ini ia akan bertahan sedikit lebih lama. Neisha akan berusaha semampunya untuk mempertahankan rumah tangga yang dibina selama hampir dua tahun. 

Apalagi pernikahan ini adalah keinginan orang tuanya dan sang mertua. Neisha tidak ingin membuat mendiang orang tuanya bersedih. Mertua yang begitu Neisha hormati juga begitu menyayangi wanita bertubuh ramping itu.

Layaknya rumput liar yang menancapkan akarnya dengan kuat, Neisha akan menjadi seperti rumput itu. Meski kehadirannya dianggap mengganggu keindahan alam tetapi Neisha bertekad menancapkan akarnya sampai lapisan terdalam.

***

Bayang sinar matahari yang sudah sepenggalan masuk menyerbu celah jendela kamar sang wanita yang masih terlelap dalam tidurnya.

Meski cahaya terang telah berhasil masuk ke kamar, tidak mengusik tidur seorang wanita cantik yang masih berselimutkan kain tebal karena udara dingin semalam.

Tenaganya terkuras habis karena merenungi takdir yang seakan mempermainkan dirinya. Semesta enggan berpihak akan keberuntungan cinta pada Neisha. Menyedihkan.

Neisha mengerjapkan matanya tatkala ia mendengar suara pintu yang terbuka. Tentu saja wanita dengan senyum manis itu tahu siapa pelakunya.

Dengan tergesa Neisha segera menyibak selimut yang membungkus tubuh rampingnya. Beranjak dari ranjang dan mengambil ikat rambut yang tergeletak di atas meja, wanita itu menguncir rambut panjangnya.

Meraih gagang pintu berwarna silver dan keluar dari kamar. Betapa terkejutnya Neisha saat melihat penampilan Arsen yang begitu acak-acakan. Tidak biasanya suaminya berpenampilan mengerikan seperti itu.

Beberapa pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Neisha. Apa yang dilakukan Arsen hingga membuat pria itu terlihat lelah dengan baju yang sudah berantakan.

"Mas," panggil Neisha setelah wanita itu berdiri di belakang Arsen.

Mendengar suara merdu nan lembut itu Arsen segera membalikkan tubuh tegapnya dan menatap mata sembab istri yang semalam ia tinggalkan.

"Neis …," gumam pria lemah yang membuat Neisha mengernyitkan dahinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kurebut Kembali Suamiku    Bab 17 Perubahan Sikap Arsen

    “Aku tahu,” kata Arsen menatap lekat mata Aurel yang kini dipenuhi dengan bulir air mata itu.Aurel berharap tangisan dari sepasang mata indahnya dapat membuat Arsen luluh dan kembali dalam hidupnya.“Aku tidak lupa akan janjiku, Aurel. Hanya saja, kini aku sadar Neisha adalah fokus utamaku sekarang. Bukan karena aku baru menyadari cintaku pada istriku, tetapi rasa ini sebenarnya sudah lama ada. Hanya saja aku tidak ingin menunjukkannya.” Ucapan Arsen yang panjang itu benar-benar telah melukai hati Aurel.“Tapi janjimu pada mas Adipati ...?”“Aku tahu,” potong Arsen sebelum Aurel menyelesaikan kalimatnya.“Sebab itulah aku berusaha menyembunyikan rasaku pada Neisha agar saat kami berpisah tidak ada yang terluka. Tapi nyatanya istriku juga menyimpan rasa yang sama meski kami dijodohkan,” aku Arsen dengan mantap dan mata yang menatap tajam ke arah Aurel.Sakit, itulah yang dirasakan Aurel saat ini. Saat ia yakin dan percaya pada takdir hidupnya yang akan bahagia karena dapat bersama den

  • Kurebut Kembali Suamiku    Bab 16 Penagihan Janji

    Jalanan yang sepi di malam hari ini membuat lalu lintas terasa senggang. Wajar jika sebagian dari mereka enggan untuk keluar rumah. Langit yang gelap dan juga mendung membuat orang-orang berdiam diri di rumah.Melodi yang tertidur di pangkuan Aurel membuat suara dengkuran halus. Gadis kecil itu terlihat sangat lucu. Aurel yang duduk di belakang bersama Melodi pun mencuri pandang ke arah Arsen.Pria dengan segala ketampanan yang ia miliki. Cinta yang tidak akan pernah pudar untuk dimiliki. Mendapatkan perhatian dari Arsen membuat Aurel benar-benar merasa bahagia.Menggigit bibir bawahnya, Aurel sedikit ragu untuk mengatakan kata yang telah ia rapalkan dalam hati sedari tadi. Ia takut jika pria di depannya ini akan marah. Namun, ia harus memberanikan diri."Mas," panggilnya.Arsen tidak menjawab, tetapi ia melihat Aurel dari kaca mobil. Mata lelaki itu seolah mengatakan ada apa.Aurel mengatupkan bibirnya, ia masih ragu. "Ada apa?" Pada akhirnya Arsen pun bersuara."Em … tentang janjimu

  • Kurebut Kembali Suamiku    Bab 15 Lupakah Akan Janji?

    Setelah sekian lama? Jadi Arsen benar-benar menepati janjinya? Namun keraguan muncul di kepala Neisha.Mendapati sang istri yang menggelengkan kepalanya, Arsen pun bertanya, “Kenapa? Kamu pusing?” Arsen kemudian mendekati Neisha dengan raut wajah yang khawatir.Sungguh, Neisha sangat senang mendapatkan perlakuan manis dari Arsen. Bukan hanya sikap perhatiannya saja, tetapi karena Arsen menunjukkan di depan Aurel.Benar saja, Aurel mengerucutkan bibirnya tidak suka melihat adegan di depannya. Perhatian itu bukan untuknya lagi. Di mana kata yang Arsen janjikan dulu padanya?Arsen telah berjanji untuk meninggalkan istrinya dan hidup bersama dengan dirinya dan Melodi?“Ayah, janii, kan, lain kali Ayah mampir lagi,” pinta Melodi yang sepertinya sudah menahan rindu.“Pasti,” jawab Arsen.Melodi yang sangat senang dengan kepulangan Arsen pun bermain dengan pria yang ia sebut sebagai ayah itu. Sesekali mengajak Aurel untuk ikut gabung bersama. Ya, apa yang diketahui anak kecil seperti Melodi?

  • Kurebut Kembali Suamiku    Bab 14 Kekacauan Hati Neisha

    "Hai," sapa Neisha berusaha tersenyum pada gadis manis yang menatapnya dengan lembut."Melodi mau bertemu dengan ayah," ucap Melodi dengan senyum indahnya.Tidak ada yang Neisha dapat lakukan selain menyuruh mereka untuk masuk ke dalam rumah. Meski Neisha sebenarnya tidak rela jika Aurel datang berkunjung."Duduk dulu, ya? Tante buatkan minuman," ujar Neisha kemudian meninggalkan ibu dan anak itu di ruang tamu.Tidak berselang lama, Neisha datang dengan dua cangkir minum di tangannya. Meletakkan minuman di atas meja seraya berkata, "Minumlah.""Terima kasih," jawab Melodi dengan suara lucunya."Ayah mana, Tante?" tanya Melodi menatap Neisha yang kemudian menatap sang ibu yang sedari tadi terdiam.Ingin rasanya Neisha marah, tetapi ia tidak sanggup. Melihat mata polos Melodi yang begitu teduh ia merasa ingin memeluk gadis kecil itu. Jika dulu ia merasa iri karena kedekatan Arsen dengan Melodi kini tidak lagi. Gadis kecil itu hanya ingin membutuhkan sosok seorang ayah.Ayah? Seandainya

  • Kurebut Kembali Suamiku    Bab 13 Berkunjung

    "Ma," panggil Melodi yang baru saja bangun dari tidurnya."Lho, Sayang. Kenapa bangun?" tanya Aurel yang kini mendudukkan Melodi ke atas pangkuannya.Gadis kecil itu mengusap matanya, rasa kantuk sebenarnya masih dirasakan oleh Melodi. "Melodi haus, Ma," jawab Melodi."Mama ambilin minum Melodi di sini dulu, ya," perintah Aurel pada anak semata wayangnya.Aurel pun meninggalkan Melodi di dalam kamar dan ia pun beranjak ke dapur mengambilkan minuman untuk Melodi. Sesampainya di rang tengah, wanita itu melihat sofa yang terdapat bayang-bayang Arsen dengan Melodi yang tengah bercanda ria bersama. Tertawa dan saling bergembira menjadi pemandangan yang menenangkan hati bagi Aurel.Namun, sayang akhir-akhir ini ia merasa Arsen tidak ada waktu untuk Melodi dan juga dirinya. Kebersamaan mereka seolah-olah sirna begitu saja.Aurel menggelengkan kepalanya saat beberapa kali bayangan Arsen melintas di pikirannya. Melodi sedang menunggunya dengan segelas air putih.Memasuki kamar dan melihat Mel

  • Kurebut Kembali Suamiku    Bab 12 Sikap Neisha

    Langit telah menunjukkan panorama yang sangat indah. Warna jingga yang menghiasinya menjadikan warna begitu istimewa. Matahari yang hendak tenggelam dalam peraduan. "Ayah, lain kali kita main lagi, ya?" pinta Melodi yang masih berada dalam gendongan Arsen.Neisha sama sekali tidak keberatan meski tidak menampik ia sangat cemburu dengan kedekatan mereka. Aurel yang berjalan di samping Neisha pun seolah tersenyum dengan penuh kemenangan."Jika ayah tidak sibuk, ya, Sayang." Melodi tersenyum senang.***Arsen dan Neisha memutuskan untuk pulang ke rumah. Hari ini cukup bagi mereka untuk menghabiskan waktu bersama, ya … meski ada Melodi dan Aurel di sana.Neisha sedari tadi hanya diam, bibirnya kelu tak ingin bersuara. Ia tidak marah hanya saja sesuatu dalam hatinya ada yang aneh. Menatap kaca mobil dan mengabaikan Arsen yang sedari tadi mencuri pandang ke arahnya."Nes," panggil Arsen yang berhasil menarik atensi dari istrinya."Hm." Sebuah gumaman menjadi jawaban Neisha."Kenapa?""Apan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status