Share

Bab 6

Penulis: Kitty
Sejak hari itu, Ansel tak pernah kembali ke rumah. Kiara dan Belle seolah-olah sudah sepakat untuk tak lagi membicarakannya.

Hari ulang tahun Belle semakin dekat. Kiara dan Belle menyiapkan kartu undangan untuk dibagikan kepada teman-teman di sekolah. Belle memberi tahu bahwa semua temannya setuju untuk datang.

Dua hari sebelum ulang tahun, Kiara melihat Ansel dan Susan di sekolah. Leo berdiri di antara mereka, menunduk sambil menangis.

Ansel dan Susan sedang menenangkannya. Leo membuat masalah dan Ansel sebagai walinya dipanggil ke sekolah.

Kiara merasa adegan itu sangat ironis. Ansel tak pernah peduli pada Belle. Namun, demi anak orang lain, dia bisa tampil sebagai ayah yang baik. Benar-benar cinta kasih yang tulus.

Kiara mengalihkan pandangan, melihat Belle keluar dari ruang kelas. Belle berjalan melewati Ansel. Langkah kakinya terhenti sejenak, lalu dia menyapa, "Om, Tante."

Ansel menyadarinya, menoleh sekilas ke arahnya.

"Kiara, jemput anak ya?" Susan melihat Kiara dan menyapanya dengan ramah.

Kiara mengangguk. "Ya."

"Aku iri padamu. Anakmu manis banget, nggak kayak anakku yang setiap hari bikin masalah," keluh Susan. "Padahal mereka sama-sama nggak punya ayah, kok kamu bisa mendidik anakmu begitu baik?"

Kiara diam saja. Belle yang menjawab lebih dulu, bahkan menatap Ansel, "Bukannya dia punya papa? Suruh saja papanya yang didik baik-baik."

Wajah Ansel tampak tak nyaman, tetapi dia tak berani menatap mata Belle.

"Sayang, jangan asal bicara. Tante sama Om cuma teman ...." Susan tersipu.

Mata Belle memerah. Dia tak ingin mendengar lebih banyak, jadi langsung berpamitan, "Om, Tante, kami pulang dulu."

Belle menggandeng tangan Kiara dan pergi.

Kiara bisa merasakan tatapan Ansel terus mengikutinya. Bahkan saat mereka sudah cukup jauh, pria itu masih menatapnya.

'Ansel, ini kesempatanmu yang terakhir,' gumam Kiara dalam hati.

Malam itu, Ansel pulang ke rumah. Suasana hati Belle sedang buruk, jadi Kiara menemaninya menggambar. Saat mendengar suara pintu dibuka, mereka berdua spontan menoleh.

"Om."

"Sudah pulang?"

Mereka menyapanya duluan.

Ansel mengangguk dingin, lalu menyerahkan kotak hadiah ke Belle.

"Untukku?" Belle terkejut. Ini adalah kali kedua dia mendapat hadiah dari Ansel.

"Ya."

"Terima kasih, Om." Belle tak sabar membuka kotak hadiah itu. Di dalamnya ada mobil kecil dari LEGO.

Kiara mengernyit. Dia pernah melihat mobil itu di postingan Susan. Itu adalah salah satu dari sekian banyak hadiah yang Ansel berikan kepada Leo, hadiah yang Leo tidak mau.

"Didik anakmu baik-baik. Jangan sembarangan bicara." Ansel menegur Kiara, "Juga jangan sering-sering muncul di depan Susan."

Ternyata dia pulang hanya untuk memperingatkan, takut Kiara mengatakan sesuatu yang tak seharusnya kepada Susan.

Kiara tersenyum dingin. "Oke."

"Masih ada urusan?" tanya Kiara saat melihat Ansel tak juga pergi.

Ansel menatapnya. "Pindahkan Belle ke TK lain. Mau ke mana saja terserah, aku akan bantu proses masuknya."

Hati Kiara mencelos. Jadi, ini caranya memastikan tak akan ada masalah lagi?

Dadanya terasa sesak. Dia menatap Belle. Si kecil sudah menunduk, air mata jatuh ke atas mobil LEGO.

"Oke." Kiara tahu tak ada gunanya menolak.

Setelah merasa urusannya selesai, Ansel bersiap untuk pergi.

Tiba-tiba, Belle berdiri dan berlari mendekatinya.

"Om, lusa ulang tahunku. Boleh nggak Om temani aku merayakannya? Sekali saja, cuma sekali ini." Belle berusaha mengumpulkan keberanian. Wajahnya masih basah oleh air mata.

Kiara menoleh ke arah lain, tak sanggup menatap putrinya.

Ansel diam saja. Belle terus menatapnya, menunggu jawabannya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kurelakan Suamiku Bersama Cintanya   Bab 21

    Kiara terus menjaga Ansel di sisinya dan Belle juga tidak mau meninggalkannya. Dalam sekejap, tujuh hari telah berlalu, tetapi Ansel belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar."Mama, kenapa Papa belum juga bangun?" Belle hampir menangis setiap hari. Suaranya serak dan matanya sembap.Kiara merasa sangat sedih. Dia mengompres mata Belle dengan handuk dingin. "Papa akan bangun.""Mama, aku takut. Aku nggak mau Papa meninggal."Kiara tercekat. "Ansel, kalau kamu nggak bangun juga, kami nggak akan pernah memaafkanmu!"Di ranjang, jari-jari Ansel tiba-tiba bergerak. Bola matanya mulai berputar, lalu dia membuka mata dengan susah payah. "Kiara ... Belle ....""Mama! Papa bangun!" Belle berseru dengan semangat dan segera berlari ke arahnya. Wajahnya berseri-seri. "Papa!""Maaf sudah membuat kalian khawatir ...," ucap Ansel."Kami yang seharusnya berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan kami," ujar Kiara dengan mata berkaca-kaca sambil menahan emosinya.Ansel hanya tersenyum tipis. Dia t

  • Kurelakan Suamiku Bersama Cintanya   Bab 20

    Kiara memeluk Belle erat-erat. Dia merasa panik dan gugup. Jantungnya seakan-akan hendak meloncat keluar dari dadanya."Lepaskan kami! Kalau nggak, aku bunuh yang besar dulu, baru yang kecil!" Salah satu perampok mengancam dan Kiara merasakan dinginnya pisau menyayat kulit lehernya. Rasa sakit menyebar."Lepaskan mereka! Aku yang jadi sandera!" Ansel berteriak dan maju. Dia berdiri di belakang para perampok. "Aku CEO Grup Golden, aku bisa membawamu keluar dari sini."Perampok itu tidak bodoh. Mengendalikan pria dewasa bukanlah hal mudah. Dia menolak tawaran Ansel.Tanpa ragu, Ansel mengambil batu di dekatnya dan menghantamkannya ke tangan kanannya. Suara tulang patah terdengar nyaring, wajahnya langsung pucat."Tanganku sudah patah, aku nggak bisa melawan. Kalau masih ragu, aku bisa patahkan juga tangan kiriku. Lepaskan mereka dan jadikan aku sandera.""Om ...." Belle bersuara dengan lirih. Air matanya mengalir deras. "Om terluka ...."Kiara melihat momen saat Ansel mematahkan tanganny

  • Kurelakan Suamiku Bersama Cintanya   Bab 19

    "Kiara, mikirin apa?" Ansel berbalik dan melihat Kiara menatapnya tanpa berkedip. "Apa ada yang salah denganku?""Nggak, terima kasih untuk hari ini. Belle sangat senang," jawab Kiara pelan. Dia mengantar Ansel ke pintu. "Sudah larut, hati-hati di jalan."Ansel menahan pintu yang hendak tertutup. "Kiara, aku ayah Belle. Merawat dia adalah kewajibanku. Dulu aku memang berengsek, tapi sekarang aku sungguh-sungguh berubah.""Aku paham." Kiara menegaskan dengan tenang. Dia tahu bahwa perubahan Ansel untuk mencintai Belle adalah nyata."Kiara, kamu benar-benar nggak mau kasih aku satu kesempatan lagi?" Ansel menatap dengan penuh cinta, matanya memerah dan basah.Selain saat kecelakaan mobil itu, dia tidak pernah menangis lagi. Sekarang air mata itu muncul lagi, membuatnya terlihat begitu tulus. Andai saja waktu bisa diputar ulang ...."Pak Ansel, aku nggak butuh kesempatan itu. Aku nggak akan menghentikanmu menyayangi Belle. Tapi antara kita, yang telah berlalu biarlah berlalu. Dengan kemam

  • Kurelakan Suamiku Bersama Cintanya   Bab 18

    Belle memeluk bonekanya, pura-pura tidak mendengar. "Mama, ayo kita pulang.""Aku antar kalian," kata Ansel.Kiara menolak, "Nggak usah, kami bisa pesan mobil sendiri."Ansel tidak memaksa, hanya mengantar mereka dengan tatapan.Keesokan pagi, Ansel sudah menunggu di lobi hotel dengan bunga segar dan kue di tangan. "Pagi, kalian ada waktu nggak? Kita makan bareng ya?""Maaf, aku nggak sempat." Kiara menolak dan menggandeng Belle pergi. Ansel tetap tidak memaksa, hanya menatap punggung mereka dari jauh.Dia tahu betul, Kiara tak akan memaafkannya dengan mudah. Namun, Ansel tak menyerah, juga tak putus asa.Setiap hari, dia datang ke hotel tempat Kiara dan Belle menginap. Setiap kali, dia membawa hadiah berbeda. Dia yakin suatu hari nanti, mereka pasti akan luluh.Kiara menolaknya setiap kali, tetapi Belle mulai sedikit luluh."Mama, Om datang lagi," kata Belle sambil menunjuk Ansel yang memeluk boneka beruang besar. Dia tampak bersemangat. "Beruangnya lebih besar dari Mama!""Hmm." Kiar

  • Kurelakan Suamiku Bersama Cintanya   Bab 17

    "Kiara, temani Belle sebentar ya. Aku masak sebentar saja." Nada suara Ansel terdengar bahagia. Adegan ini sudah sering dia bayangkan dalam mimpi dan sekarang akhirnya menjadi kenyataan.Belle dengan senang hati membuka hadiah-hadiahnya. Ada berbagai macam barang. Boneka, buku aktivitas, LEGO, hewan peliharaan elektronik ....Ketika melihat semua itu, hati Kiara pun terasa perih. Kenapa manusia baru tahu menghargai setelah kehilangan?"Ayo, sudah waktunya makan." Ansel menyajikan hidangan terakhir, melepaskan celemeknya, lalu memanggil Belle dengan penuh semangat.Belle berkeringat dan tangannya penuh warna. Ansel membawanya cuci tangan dulu, lalu mengeringkannya dengan lembut dan menggandengnya ke meja makan."Aku ini suami dan ayah yang payah. Aku bahkan nggak tahu kalian suka makan apa, jadi cuma asal masak." Ansel menyesal, menatap Kiara dengan hati-hati.Dia memasak iga asam manis, ayam filet, tumis selada air, dan sup ikan. Kiara terkejut karena tidak menyangka Ansel bisa masak.

  • Kurelakan Suamiku Bersama Cintanya   Bab 16

    "Maaf, aku harus naik ke panggung." Kiara tak menjawab, hanya melewati Ansel dan berjalan ke atas panggung.Sebagai perwakilan perusahaan, Kiara memperkenalkan produk baru mereka. Dia tampil percaya diri, penuh wibawa, dan menyampaikan materi dengan sangat profesional.Ansel menatapnya, penuh penyesalan. Dia baru sadar bahwa ternyata wanita itu begitu bersinar. Jantungnya yang telah lama mati rasa kini kembali berdebar kencang. Tatapannya tak terlepas dari Kiara.Dia tidak akan menyerah. Dia pasti akan merebut kembali istri dan putrinya."Terima kasih semuanya. Kalau ada yang belum jelas, bisa tanya langsung kepadaku nanti." Kiara mengakhiri presentasi dengan anggun, lalu membungkuk dan turun dari panggung.Belle berlari menghampirinya. Kiara menggandeng putrinya dan menyapa beberapa orang yang mendekat.Ansel hanya berdiri diam di sisi, tak berani menyela. Baru saat semua orang pergi dan hanya Kiara serta Belle yang tersisa, dia memberanikan diri untuk mendekat."Presentasimu luar bia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status