Share

Bab 19

"Apa yang aku utarakan tadi, tidak ada kebohongan di dalamnya!" tegas Hilman.

Mendengar ucapan Hilman, mataku langsung membulat. Ternyata bukan hanya aku yang bodoh karena cinta, tapi dia juga.

"Kamu bodoh, jika semua ucapan kamu benar!" Aku tertawa saat mengatakannya.

"Sakit!" pekiknya, saat aku menekan luka di wajahnya.

"Tadi kamu santai aja di pukul!" ejekku. "Dan jangan pernah mengharapkan sesuatu yang belum pasti, kamu tau bagaaimana hatiku, kan?" Aku benar-enar tidak ingin Hilman berharap dengan apa yang dia ucapkan. Dia lelaki baik dan aku mendoakan dia mendapatkan wanita yang lebih baik segalanya dariku.

Aku beranjak menjauh dari Hilman dan menemui Mbak Naura, belajar sedikit tentang bagaimana memanagenent waktu. Juga belajar bagaimana membangun usaha dari nol.

"Sekarang, kamu pikirkan mau buka usaha apa?" Mbak Naura menatapku dengan lekat.

Manik coklat itu cukup membuat hatiku bergetar, seakan menegaskan untuk keluar dari zona nyamanku. Aku hanya bisa melipat bibir, me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status