Share

Bab 32

"Loh, bukannya kamu di luar kota?" tanyaku pada Hilman, yang ternyata bukan halusinasi saat melihatnya tadi.

Hilman tertawa dengan tangan menggaruk leher belakangnya, yang aku yakin tidak gatal. Senyumnya sangat menawan, sayangnya dia masih menjomblo hingga saat ini. Entah apa yang dia cari.

"Kamu masih sedih dan galau?" tanya Hilman, dan langsung dijawab oleh Radit yang sangat menyebalkan.

"Mbak Yumna itu masih terkenang masa-masa manis bersama si brengsek itu, sampai logikanya tertutup dan hatinya belum bisa menerima keadaan!" kesahnya dan aku langsung memukulnya. "Aw! Sakit, Mbak!" keluhnya kemudian, dengan memegangi lengannya yang baru saja kupukul.

Aku hanya bisa tersenyum kesal ke arah Hilman yang bisa tertawa lepas, jika saja ada Mas Attar di sini dan sikapnya seperti dulu, ah, semua hanya khayalan belaka dan aku tidak ingin dia memasuki kehidupan seperti dulu lagi.

"Bagai mana dengan tawaranku?" tanya Hilman dengan memasang wajah serius.

"Uangku tidak banyak, Man. Untuk memban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status