หน้าหลัก / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Kematian Hana Dan Akihiro: Pelarian Gidi Dan Kuro

แชร์

Kematian Hana Dan Akihiro: Pelarian Gidi Dan Kuro

ผู้เขียน: Khomairoh
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-24 16:45:38

Malam itu semakin gelap, dan ketegangan di desa kecil itu kian terasa. Gidi, yang telah melangkah jauh ke dalam dunia gelap, kini kembali. Namun, kehadirannya berbeda—penuh kelelahan, dan ekspresi wajahnya menunjukkan banyak beban. Kuro, yang sempat terjebak dalam dunia kegelapan, kini sudah kembali pada dirinya sendiri, berkat usaha Gidi untuk menyelamatkannya.

Di rumah Hana dan Akihiro, suasana semakin menegangkan. Akihiro terbaring lemah, tubuhnya semakin tak bertenaga. Hana di samping suaminya, menggenggam erat tangan Akihiro, mencoba memberi semangat. "Akihiro, apa yang akan terjadi pada Kuro?" tanyanya dengan suara gemetar.

Akihiro, meski tubuhnya semakin lemah, berusaha membuka mata dan menatap istrinya. "Aku... aku percaya pada Gidi, Hana. Dia pasti bisa menyelamatkan Kuro."

Namun, sebelum Hana bisa memberi jawaban, suara ledakan yang mengerikan mengguncang rumah mereka. Dinding bergetar, dan suasana menjadi semakin mencekam. Hana, dengan cepat, berlari menuju jendela untuk melihat apa yang terjadi.

Apa yang dilihatnya membuat hatinya berdegup kencang. Sebuah cahaya terang menyelimuti langit, disertai dengan suara ledakan yang sangat keras. Hana tahu, itu bukan lagi waktu untuk tinggal diam.

"Akihiro!" seru Hana. "Kita harus pergi sekarang!"

Akihiro yang sudah sangat lemah tidak bisa bergerak. Dengan susah payah, ia mencoba berbicara, tetapi hanya suara gemeretak yang keluar. Hana tahu waktu mereka semakin habis.

Tiba-tiba, sosok yang sangat familiar muncul di kejauhan. Gidi, dengan tubuh penuh luka, namun masih berdiri tegak. Ia tampak lelah, namun dalam matanya ada secercah harapan. "Hana... Akihiro..." suara Gidi terdengar serak. "Kuro... dia sudah selamat. Kegelapan tidak lagi menguasainya."

Hana terkejut dan hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan Gidi. "Apa... apa maksudmu?" tanyanya, kebingungan.

Gidi menghela napas panjang, wajahnya penuh penyesalan dan kelelahan. "Aku berhasil membebaskannya dari cengkraman kegelapan. Kuro kini sudah kembali pada dirinya sendiri. Tetapi dunia ini masih belum aman. Kalian harus pergi."

Hana merasa lega mendengar bahwa Kuro selamat, namun ketakutannya belum berakhir. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Hana, masih tidak mengerti situasi yang sedang terjadi.

Gidi menatap mereka dengan mata penuh penyesalan. "Dunia ini telah berubah. Kalian tidak aman lagi di sini. Aku akan menahan Kuro, kalian harus melarikan diri ke tempat yang aman."

Tanpa menunggu lama, Gidi memberi isyarat agar mereka segera pergi. "Cepat, pergi sekarang! Aku akan menghadapinya, tapi kalian harus menemukan tempat yang aman."

Hana mengangguk dan dengan terburu-buru, ia membantu Akihiro untuk berdiri meskipun tubuhnya sangat lemah. Namun, ketika mereka hendak melangkah, sebuah bayangan besar muncul di hadapan mereka. Kuro, meskipun sudah bebas dari pengaruh kegelapan, tampak sangat berbeda. Wajahnya serius, namun ada rasa penyesalan di matanya. Kekuatan yang ada dalam dirinya tetap terasa kuat, tetapi kali ini bukan lagi kekuatan kegelapan yang menguasainya.

"Kalian tidak bisa tinggal di sini," kata Kuro dengan suara berat. "Aku tak akan membiarkan kalian terus berada di tempat ini yang sudah hancur."

Hana terkejut, tetapi ia tahu bahwa Kuro tidak bermaksud melukai mereka. Ia hanya berusaha untuk melindungi mereka dari kehancuran yang semakin dekat.

Gidi, yang tak jauh dari mereka, mengangkat tangannya dan berkata dengan tegas, "Pergilah, Kuro! Biarkan mereka pergi! Aku akan menahan semuanya di sini."

Hana merasa berat hati untuk meninggalkan tempat itu, namun dengan cepat ia menarik Akihiro dan mulai berlari ke arah hutan, mencari tempat yang aman. Meskipun tubuhnya lelah, Hana tahu bahwa ini satu-satunya jalan untuk bertahan hidup.

Gidi berdiri menghadapi Kuro, yang kini bukan lagi sosok yang terperangkap dalam kegelapan. Mereka berdua terdiam sejenak, seolah menyadari bahwa dunia yang mereka kenal sudah berakhir. Namun, ada harapan baru di antara mereka—harapan bahwa mereka bisa bertahan meski dunia hancur di sekeliling mereka.

Ketika Hana dan Akihiro semakin jauh meninggalkan tempat itu, mereka merasakan getaran besar yang mengganggu keseimbangan dunia mereka. Kegelapan yang datang bukan dari Kuro, tetapi dari kehancuran yang tak terelakkan.

Hana terus berlari, meskipun hatinya penuh kecemasan. Mereka berlari jauh, tanpa arah yang jelas. Namun, sebelum mereka bisa mencapai tempat yang lebih aman, sebuah ledakan besar mengguncang tanah. Dunia yang mereka kenal perlahan-lahan hancur.

Hana dan Akihiro jatuh ke tanah, tubuh mereka terluka parah. Dalam pelukan satu sama lain, mereka akhirnya menyerah pada takdir.

Sementara itu, Kuro berdiri di tempat yang kosong, jauh dari dunia yang telah ditinggalkannya. Meski telah bebas dari kegelapan, dunia yang baru ini membawa kehancuran yang tak terelakkan. Kuro tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, tetapi satu hal yang pasti, ia harus berjalan terus, meninggalkan dunia yang penuh luka di belakangnya.

Gidi, meskipun terluka parah, berdiri sebagai pelindung terakhir bagi dunia yang masih tersisa.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Kuro Dan Naga Warisan   Akhir Dari Perjalanan: Sebuah Legenda, Sebuah Pilihan

    Debu mulai mengendap. Angin berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan kehidupan baru. Dunia telah selamat. Pertempuran dahsyat melawan Sang Penenun dan ancaman yang lebih besar telah berakhir. Namun, jejaknya tetap terukir dalam setiap sudut dunia. Bekas luka menganga di permukaan bumi, mengingatkan akan kekuatan dahsyat yang hampir menghancurkan segalanya. Kota-kota hancur, desa-desa porak-poranda, dan jutaan jiwa telah hilang. Namun, di tengah kehancuran itu, tumbuh tunas-tunas kehidupan baru. Tanaman-tanaman mulai tumbuh kembali, menunjukkan kekuatan regenerasi alam yang luar biasa. Manusia, yang telah kehilangan begitu banyak, mulai membangun kembali kehidupan mereka, mencari harapan di tengah keputusasaan. Kuro, pahlawan yang telah menyelamatkan dunia, tidak ada di sana untuk menyaksikannya. Pengorbanannya telah menyelamatkan alam semesta, tetapi dengan harga yang sangat mahal—kehidupannya sendiri. Ia telah lenyap, menjadi bagian dari alam semesta. Namun, kisahnya tetap hid

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Terakhir – Keseimbangan yang Sempurna

    Kuro terhuyung, tubuhnya hancur lebur, luka menganga di sekujur tubuhnya seperti peta bintang yang mengerikan. Darah segar membasahi tanah yang sudah retak dan terbakar, mencampur dengan debu dan abu yang beterbangan. Namun, di tengah kehancuran itu, cahaya emas Kekuatan Naga Emas masih menyala, suatu suar harapan yang gigih melawan kegelapan yang hampir membenamkan segalanya. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga ke titik kering. Namun, Sang Penenun, entitas kekacauan itu, masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar, semakin ganas, menelan segalanya dalam cengkeramannya yang tak kenal ampun. Harmoni yang Kuro coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, seperti kaca yang siap hancur berkeping-keping. Ia merasakan kelelahan yang luar biasa, tubuhnya terasa seperti akan runtuh, namun tekadnya tetap membara. Ia tidak boleh menyerah. Ia harus menang.Pandan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Yang Hilang

    Bab 149: Harmoni yang Hilang – Pertempuran SengitAlam semesta bergetar. Bukan getaran lembut, namun guncangan dahsyat yang mengguncang realitas itu sendiri. Kekuatan tiga naga – Muzunoryu, Tsuchiryu, dan Arashiryu – berbenturan dengan kekuatan Sang Penenun, menciptakan gelombang energi yang tak terbayangkan. Air, tanah, dan angin beradu dengan kegelapan, menciptakan pusaran yang mengerikan, pusaran yang mengancam untuk menghancurkan segalanya. Kuro, di tengah badai itu, merasakan kekuatan dahsyat yang mengguncang jiwanya.Tubuhnya, yang sudah penuh luka, terasa seperti akan hancur. Setiap inci kulitnya terasa perih, setiap tulang terasa remuk. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, namun Sang Penenun masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar dan semakin ganas. Harmoni yang ia coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, hampir hancur.Kuro tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu, dan cepat.

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kekalahan dan Kebangkitan – Harapan yang Memudar

    Kelelahan mencengkeram Kuro. Tubuhnya, yang biasanya dipenuhi dengan energi kosmik yang tak terbatas, kini terasa lemah dan remuk. Luka-luka yang ia derita dalam pertempuran sebelumnya masih terasa perih, ditambah dengan luka-luka baru yang ia dapatkan dari serangan Sang Penenun. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia merasakan kekuatannya terkuras, semakin menipis, seperti lilin yang hampir padam.Sang Penenun, entitas kosmik yang mengerikan itu, mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya. Ia melepaskan serangan yang mampu memanipulasi realitas itu sendiri. Waktu dan ruang menjadi terdistorsi, berputar-putar seperti pusaran air yang tak berujung. Ilusi-ilusi yang membingungkan muncul di mana-mana, menciptakan pemandangan yang surealis dan mengerikan. Kuro merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung, di mana realitas dan ilusi bercampur aduk, di mana ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana y

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kebangkitan Naga

    Kekalahan di awal pertempuran telah meninggalkan jejak yang dalam pada Kuro. Tubuhnya terasa remuk, namun tekadnya tetap membara. Darah masih mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia menatap Sang Penenun, pusaran energi gelap yang tak berujung itu, dengan mata yang dipenuhi dengan campuran rasa sakit, kemarahan, dan tekad yang tak tergoyahkan. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan semua kekuatannya, semua kemampuannya, untuk melawan entitas kosmik yang mengerikan ini. Ia harus menciptakan harmoni yang sempurna, keseimbangan yang mutlak, untuk melawan kekacauan yang mengancam untuk menelan segalanya.Dengan napas yang tersengal-sengal, Kuro memanggil Kuchiyose Kinpika Ryu (Naga Emas). Api emas berkilauan menerangi kegelapan yang mencekam, menciptakan kontras yang dramatis antara cahaya dan bayangan. Kinpika Ryu, naga emas yang megah dan perkasa, muncul dari dimensi lain, sisiknya berkilauan seperti emas murni yang dilebur oleh mat

  • Kuro Dan Naga Warisan   Serangan Awal

    Langit bukan lagi langit. Ia adalah kanvas gelap yang tercabik-cabik, dirobek oleh tentakel-tentakel energi hitam yang tak terhitung jumlahnya. Tentakel-tentakel itu, tebal seperti gunung dan hitam pekat seperti jurang maut, menari-nari dengan kejam di antara bintang-bintang yang meredup. Mereka bukan sekadar energi; mereka adalah manifestasi dari kekacauan itu sendiri, perpanjangan dari kehendak Sang Penenun, entitas kosmik yang haus akan jiwa. Jiwa-jiwa manusia, terhisap oleh tentakel-tentakel itu, menghasilkan jeritan yang menyayat hati, simfoni kematian yang mengerikan yang bergema di seluruh dunia. Di tengah badai ini, Kuro berdiri tegak, sebuah patung marmer yang tak tergoyahkan di tengah badai yang mengerikan.Rambut putihnya yang panjang berkibar ditiup angin yang berputar-putar, menyerupai api yang siap menyala. Wajahnya, yang biasanya dipenuhi dengan ketenangan, kini dikerutkan oleh tekad yang tak tergoyahkan. Ia bukanlah manusia biasa lagi; ia adalah m

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status