Home / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Penerbangan Kegunung Kiryu

Share

Penerbangan Kegunung Kiryu

Author: Khomairoh
last update Last Updated: 2025-01-24 16:50:04

Setelah kehancuran yang menghancurkan desa mereka, Kuro dan Gidi melanjutkan perjalanan mereka, meninggalkan tempat yang hancur dan penuh kenangan. Gidi yang terluka parah, memaksakan dirinya untuk bertahan, sementara Kuro, meskipun baru saja dibebaskan dari kegelapan, merasakan beban berat di pundaknya.

"Kita harus cepat," kata Gidi dengan suara yang serak, meskipun jelas terlihat bahwa tubuhnya tak lagi sekuat dulu. Kuro mengangguk, menatap Gidi dengan penuh kekhawatiran, namun tahu bahwa mereka tidak memiliki banyak pilihan. Dunia mereka kini telah berubah, dan satu-satunya cara untuk bertahan adalah mencari tempat yang aman.

"Mereka akan mengejar kita," ujar Kuro, memikirkan bahaya yang terus mengintai mereka. "Di Gunung Kiryu, kita mungkin bisa menemukan perlindungan."

Gidi menatap Kuro dengan mata yang penuh makna. "Kita harus sampai ke sana. Tapi jangan berharap kita akan tenang. Gunung Kiryu menyimpan banyak rahasia dan bahaya, tetapi itu mungkin satu-satunya tempat yang masih aman."

Mereka berjalan menyusuri hutan yang gelap, dengan hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar di tengah keheningan malam. Kuro memimpin jalan, tubuhnya masih terasa lelah, tetapi tekadnya untuk melindungi dirinya dan Gidi lebih kuat dari rasa lelah itu. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka temui di sana, namun mereka tak punya pilihan selain maju.

Sementara itu, di langit di atas mereka, angin berhembus kencang, dan awan gelap menyelimuti langit. Sebuah tanda bahwa perjalanan mereka akan lebih berat dari yang mereka bayangkan. Ketika mereka tiba di pinggir hutan, sebuah cahaya tiba-tiba muncul di kejauhan, menyorot langit dengan sinar yang begitu terang. Kuro dan Gidi terkejut, menatap cahaya itu dengan rasa cemas.

"Ada apa itu?" tanya Kuro, merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Gidi mengerutkan kening, matanya tajam memandang ke arah cahaya yang semakin dekat. "Itu... bukan tanda yang baik," jawabnya, merasakan adanya kehadiran yang mengancam. "Ayo cepat, kita harus melanjutkan perjalanan sebelum terlambat."

Dengan langkah cepat, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju Gunung Kiryu. Angin semakin kencang, dan atmosfer sekitar mereka terasa semakin tegang. Kuro merasakan sesuatu yang asing mengalir di dalam dirinya—sebuah kekuatan yang tak bisa dijelaskan, namun jelas hadir seiring perjalanan mereka.

"Semakin dekat kita ke Gunung Kiryu, semakin aku merasakan ada sesuatu yang terhubung dengan diriku," kata Kuro pelan, matanya menatap ke depan.

Gidi menatap Kuro dengan perhatian. "Kekuatan itu mungkin berasal dari dalam dirimu. Gunung Kiryu adalah tempat yang penuh misteri. Tidak hanya perlindungan yang bisa kita temukan di sana, tapi juga jawaban dari apa yang terjadi pada kita."

Mereka terus berjalan, dan meskipun kelelahan semakin terasa, tekad mereka untuk sampai ke Gunung Kiryu tidak goyah. Namun, mereka tahu bahwa perjalanan ini jauh dari selesai. Musuh-musuh lama mungkin sedang menunggu, dan tantangan baru akan muncul di setiap langkah mereka.

Setelah beberapa hari perjalanan yang penuh tantangan, Kuro dan Gidi akhirnya tiba di kaki Gunung Kiryu. Puncaknya yang tinggi dan diselimuti kabut membuat gunung itu tampak penuh misteri dan menakutkan. Hutan di sekitar gunung lebat dan gelap, namun mereka tahu bahwa di sanalah tempat yang mereka cari.

Gidi berhenti sejenak, mengatur napas. "Kita sudah sampai. Tapi perjalanan sebenarnya baru dimulai."

Kuro mengangguk, menatap gunung yang mengerikan di hadapannya. "Apa yang akan kita temui di sana?"

"Pertanyaan itu yang harus kita temukan jawabannya," jawab Gidi, sedikit tersenyum, meskipun ada kelelahan yang tampak di wajahnya. "Gunung Kiryu bukan hanya tempat perlindungan. Itu juga bisa menjadi tempat yang membuka jalan bagi kita untuk mengetahui lebih banyak tentang kekuatan dalam diri kita."

Mereka melangkah menuju kaki gunung, mempersiapkan diri menghadapi apapun yang akan datang. Dengan setiap langkah, mereka semakin merasakan kehadiran sebuah kekuatan misterius yang mengelilingi mereka. Kuro tahu, perjalanan mereka belum berakhir—sebaliknya, ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Di puncak gunung, ada banyak hal yang menunggu mereka—jawaban, tantangan, dan mungkin, kebebasan. Namun, satu hal yang pasti: mereka harus siap menghadapi apapun yang ada di depan mereka, karena Gunung Kiryu menyimpan lebih banyak rahasia dari yang mereka duga.

Mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan Gunung Kiryu, setiap langkah terasa semakin berat, dan udara semakin dingin. Awan gelap yang menggantung di atas mereka semakin menambah kesan suram, seolah gunung itu sendiri menyimpan rahasia gelap yang belum terungkap. Kuro merasakan sesuatu yang asing, sebuah getaran yang hampir tidak bisa dijelaskan. Sebuah kekuatan, entah itu ancaman atau perlindungan, berkumpul di sekitar mereka, menghalangi mereka untuk melangkah lebih jauh.

Gidi, yang tetap berjalan di depan, berhenti sejenak. "Ada sesuatu di sini," katanya, suara tegas namun penuh kewaspadaan. "Gunung ini tidak seperti yang kita bayangkan. Kita harus hati-hati."

Kuro merasakan ketegangan di udara. Ia bisa merasakan kehadiran yang kuat—sebuah entitas yang mungkin menjadi penjaga gunung ini. "Apa yang kita cari sebenarnya?" Kuro bertanya, meskipun ia tahu jawaban itu mungkin lebih kompleks dari yang bisa dijelaskan.

"Tempat perlindungan," jawab Gidi. "Dan mungkin lebih dari itu. Apa yang kita temui di sini bisa mengubah segalanya."

Di tengah keheningan hutan yang hanya dihiasi oleh desiran angin, mereka melanjutkan perjalanan mereka, masing-masing dengan ketakutan dan harapan yang saling bertabrakan. Kuro merasa semakin dekat dengan sesuatu, dan meskipun tak tahu pasti apa itu, ia tahu bahwa perjalanan mereka ke Gunung Kiryu adalah langkah pertama dalam mengungkap kebenaran yang lebih besar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kuro Dan Naga Warisan   Akhir Dari Perjalanan: Sebuah Legenda, Sebuah Pilihan

    Debu mulai mengendap. Angin berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan kehidupan baru. Dunia telah selamat. Pertempuran dahsyat melawan Sang Penenun dan ancaman yang lebih besar telah berakhir. Namun, jejaknya tetap terukir dalam setiap sudut dunia. Bekas luka menganga di permukaan bumi, mengingatkan akan kekuatan dahsyat yang hampir menghancurkan segalanya. Kota-kota hancur, desa-desa porak-poranda, dan jutaan jiwa telah hilang. Namun, di tengah kehancuran itu, tumbuh tunas-tunas kehidupan baru. Tanaman-tanaman mulai tumbuh kembali, menunjukkan kekuatan regenerasi alam yang luar biasa. Manusia, yang telah kehilangan begitu banyak, mulai membangun kembali kehidupan mereka, mencari harapan di tengah keputusasaan. Kuro, pahlawan yang telah menyelamatkan dunia, tidak ada di sana untuk menyaksikannya. Pengorbanannya telah menyelamatkan alam semesta, tetapi dengan harga yang sangat mahal—kehidupannya sendiri. Ia telah lenyap, menjadi bagian dari alam semesta. Namun, kisahnya tetap hid

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Terakhir – Keseimbangan yang Sempurna

    Kuro terhuyung, tubuhnya hancur lebur, luka menganga di sekujur tubuhnya seperti peta bintang yang mengerikan. Darah segar membasahi tanah yang sudah retak dan terbakar, mencampur dengan debu dan abu yang beterbangan. Namun, di tengah kehancuran itu, cahaya emas Kekuatan Naga Emas masih menyala, suatu suar harapan yang gigih melawan kegelapan yang hampir membenamkan segalanya. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga ke titik kering. Namun, Sang Penenun, entitas kekacauan itu, masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar, semakin ganas, menelan segalanya dalam cengkeramannya yang tak kenal ampun. Harmoni yang Kuro coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, seperti kaca yang siap hancur berkeping-keping. Ia merasakan kelelahan yang luar biasa, tubuhnya terasa seperti akan runtuh, namun tekadnya tetap membara. Ia tidak boleh menyerah. Ia harus menang.Pandan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Yang Hilang

    Bab 149: Harmoni yang Hilang – Pertempuran SengitAlam semesta bergetar. Bukan getaran lembut, namun guncangan dahsyat yang mengguncang realitas itu sendiri. Kekuatan tiga naga – Muzunoryu, Tsuchiryu, dan Arashiryu – berbenturan dengan kekuatan Sang Penenun, menciptakan gelombang energi yang tak terbayangkan. Air, tanah, dan angin beradu dengan kegelapan, menciptakan pusaran yang mengerikan, pusaran yang mengancam untuk menghancurkan segalanya. Kuro, di tengah badai itu, merasakan kekuatan dahsyat yang mengguncang jiwanya.Tubuhnya, yang sudah penuh luka, terasa seperti akan hancur. Setiap inci kulitnya terasa perih, setiap tulang terasa remuk. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, namun Sang Penenun masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar dan semakin ganas. Harmoni yang ia coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, hampir hancur.Kuro tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu, dan cepat.

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kekalahan dan Kebangkitan – Harapan yang Memudar

    Kelelahan mencengkeram Kuro. Tubuhnya, yang biasanya dipenuhi dengan energi kosmik yang tak terbatas, kini terasa lemah dan remuk. Luka-luka yang ia derita dalam pertempuran sebelumnya masih terasa perih, ditambah dengan luka-luka baru yang ia dapatkan dari serangan Sang Penenun. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia merasakan kekuatannya terkuras, semakin menipis, seperti lilin yang hampir padam.Sang Penenun, entitas kosmik yang mengerikan itu, mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya. Ia melepaskan serangan yang mampu memanipulasi realitas itu sendiri. Waktu dan ruang menjadi terdistorsi, berputar-putar seperti pusaran air yang tak berujung. Ilusi-ilusi yang membingungkan muncul di mana-mana, menciptakan pemandangan yang surealis dan mengerikan. Kuro merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung, di mana realitas dan ilusi bercampur aduk, di mana ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana y

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kebangkitan Naga

    Kekalahan di awal pertempuran telah meninggalkan jejak yang dalam pada Kuro. Tubuhnya terasa remuk, namun tekadnya tetap membara. Darah masih mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia menatap Sang Penenun, pusaran energi gelap yang tak berujung itu, dengan mata yang dipenuhi dengan campuran rasa sakit, kemarahan, dan tekad yang tak tergoyahkan. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan semua kekuatannya, semua kemampuannya, untuk melawan entitas kosmik yang mengerikan ini. Ia harus menciptakan harmoni yang sempurna, keseimbangan yang mutlak, untuk melawan kekacauan yang mengancam untuk menelan segalanya.Dengan napas yang tersengal-sengal, Kuro memanggil Kuchiyose Kinpika Ryu (Naga Emas). Api emas berkilauan menerangi kegelapan yang mencekam, menciptakan kontras yang dramatis antara cahaya dan bayangan. Kinpika Ryu, naga emas yang megah dan perkasa, muncul dari dimensi lain, sisiknya berkilauan seperti emas murni yang dilebur oleh mat

  • Kuro Dan Naga Warisan   Serangan Awal

    Langit bukan lagi langit. Ia adalah kanvas gelap yang tercabik-cabik, dirobek oleh tentakel-tentakel energi hitam yang tak terhitung jumlahnya. Tentakel-tentakel itu, tebal seperti gunung dan hitam pekat seperti jurang maut, menari-nari dengan kejam di antara bintang-bintang yang meredup. Mereka bukan sekadar energi; mereka adalah manifestasi dari kekacauan itu sendiri, perpanjangan dari kehendak Sang Penenun, entitas kosmik yang haus akan jiwa. Jiwa-jiwa manusia, terhisap oleh tentakel-tentakel itu, menghasilkan jeritan yang menyayat hati, simfoni kematian yang mengerikan yang bergema di seluruh dunia. Di tengah badai ini, Kuro berdiri tegak, sebuah patung marmer yang tak tergoyahkan di tengah badai yang mengerikan.Rambut putihnya yang panjang berkibar ditiup angin yang berputar-putar, menyerupai api yang siap menyala. Wajahnya, yang biasanya dipenuhi dengan ketenangan, kini dikerutkan oleh tekad yang tak tergoyahkan. Ia bukanlah manusia biasa lagi; ia adalah m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status