Share

05. Kecelakaan Fatih

Kaysha tertunduk dan lemas, pandangannya menatap sinis kepada mereka yang terlihat sangat bahagia.

"Sejak kapan kalian sudah menikah?" tanya Kaysha dengan suara gemetar menahan tangisnya.

"Maaf Mbak, aku sudah menikah dengan Mas Bagas empat bulan yang lalu, dan sekarang aku mengandung anaknya," jawabnya sambil memegang perutnya yang memang sedikit membuncit.

"Terus kenapa tadi malam kamu berbohong sama saya toh akhirnya Mas Bagas juga yang kasih tahu," jawab Kaysha yang masih duduk mengatur napasnya.

"Memang sengaja, kenapa memang, aku cuma mau lihat bagaimana reaksimu kalau aku menikah lagi, kamu pasti sakit hati dan cemburu bukan, karena aku ini tampan dam berkarisma," jawab Bagas yang memuji dirinya sendiri.

Kaysha berdiri dan melanjutkan mencuci pakaian yang tadi sempat tertunda.

"Loh Kay, kok gitu aja reaksimu, nggak seru ah!"

"Jadi aku harus gimana Mas, sedih, nangis udah basi Mas, terserah kalian mau ngapain yang jelas kamu ceraikan aku, kalau tidak aku bongkar semua kebusukan kamu ini, toh kalian masih nikah siri tidak ada hitam dia atas putih!"  jawab Kaysha di luar dugaan Bagas.

Tiba-tiba Bagas menghampiri dan menjambak rambut Kaysha sehingga merintih kesakitan.

"Berani kamu sama aku Kay, ini akibatnya kalau melawan suamimu," jawabnya dengan emosi yang tinggi.

 

"Sakit Mas, lepas in nggak, kalau nggak aku teriak nih sampai orang kampung datang semuanya, kamu mau di hajar babak belur, belum puas kemarin, hah?" jawab Kaysha dengan bengis.

 

Seketika cengkeraman Bagas melonggar dan perlahan-lahan melepaskannya.

 

"Kenapa Mas, kamu takut ya, sekarang juga kamu talak aku, aku juga sudah muak dengan semua ini, dan kamu Clara bersiap-siaplah menderita, sejujurnya mereka hanya mengincar hartamu saja," sahut Kaysha dalam kemarahan.

"Apa maksud Mbak Kay, aku sangat mencintai Mas Bagas begitu juga dengan Mas Bagas, iya kan sayang?" tanya Clara kepada Bagas.

"I ... iyalah sayang, kamu itu beda sama dia, kamu itu cantik, seksi, pintar, manis dan ...."

"Kaya Mas, kelupaan itu di sebut," jawab Kaysha seketika.

"Kaysha, apa-apaan kamu ini!" bentak ibu mertuanya yang tiba-tiba datang dan ikut nimbrung membela anak dan menantunya yang baru.

 

Saat hendak menampar Kaysha, tangan Bagas dengan cepat Kaysha memegang sehingga terhenti.

 

"Jangan kamu menampar aku lagi Mas, sudah cukup, jika kamu memang laki-laki segera ceraikan aku, aku tak sudi lagi tanganmu menyentuhku lagi," ucap Kaysha yang berapi-api.

Namun Bagas tidak mengatakan satu patah pun dan menggandeng madunya hendak pergi ke kamar kembali.

"Maaf Mbak, sudah membuatmu sedih, ya mau bagaimana lagi namanya juga cinta walaupun aku harus mengambil milik orang lain," ucapnya dengan santai.

"Nikmatilah sebelum kamu menyesalnya di kemudian hari," jawab Kaysha dengan tersenyum sinis dan berlalu pergi juga.

"Kay jangan pergi dulu dong, Ibu belum selesai marahi kamu, Kay ... Kay!" teriak Ibu mertuanya.

Kaysha tidak memedulikan teriakan ibu mertuanya dia kembali menyibukkan diri mencuci pakaian di kamar mandi.

 

"Ayo Bu, kita cari makan di luar lama-lama sumpek juga lihatin kamu," teriak Bagas.

 

"Kay ... mana makanannya bukannya kamu dari tadi sudah bangun, ngapain aja sih kerjamu sudah jam tujuh nggak ada makanan di meja!" teriak kakak iparnya Bella yang tiba-tiba datang ingin meminta sarapan pagi juga.

"Ada apa sih Mbak, datang-datang main teriak aja," gerutu Kaysha.

"Kamu tuh ya sekarang bisa melawan ya, dapat nyali dari mana kamu?" ejek Bella.

"Terus Mbak ke sini mau ngapain, Ibu sama Mas Bagas nggak ada, mereka lagi makan di luar sama istri barunya Mas Bagas," jawab Kaysha dengan ketus.

"Apa ... apa maksudmu, si Bagas punya istri lagi ... yang benar kamu, wah hebat tuh Bagas, terus kenapa aku nggak di ajak makan di luar juga, terus aku nggak di kasih tahu sih kalau Bagas nikah lagi, sama siapa, gimana orangnya, kaya atau miskin kaya kamu, cerita dong sama Mbak?" tanyanya dengan penasaran.

"Malas cari tahu sendiri, katanya biang gosip, eh malah berita hangat dari adiknya sendiri nggak tahu sih?" ejek Kaysha.

"Terus kamu nggak sakit hati, nangis, cemburu, sedih gitu kalau suamimu itu di depan matamu sendiri dia bersama wanita lain?" tanyanya penasaran.

"Ngapain Mbak orang suaminya aja nggak tau diri, lebih baik aku urus anak dan diriku sendiri, malas ngurus orang lain yang nggak tau malu."

"Kurang ajar kamu Kay, sekarang kamu berani, aku laporkan kamu sama Ibu dan Bagas."

 

"Silakan Mbak, malah aku laporkan ke Pak RT kalau kalian membuat aku dan anakku menderita di rumah ini, pilih mana Mbak?" tanya Kaysha balik.

 

Bella pun akhirnya pergi dari rumah ibunya.

 

Melihat Kaysha berani terhadap Tantenya, Fatih pun yang diam-diam melihat dan mendengarkan ibunya melawan merasa senang dan tiba-tiba memeluknya dari belakang.

 

Loh Fatih, kenapa kok senang gitu?"

 

"Fatih senang deh, Bunda bisa melawan Tante Bella, kata Pak Ustaz kita harus berani melawan yang tidak baik dan membantu meluruskan jalannya jika dia menyimpang," ucapnya yang semangat.

 

Sesaat Kaysha tertegun atas penuturan anaknya Fatih, di usianya yang baru empat tahun tetapi dia mengerti akan seluk beluk masalah orang dewasa.

***

Setelah kepergian kakak iparnya, Kaysha pun bergegas memasak makanan kesukaan Fatih yaitu Ayam goreng krispi, kebetulan kemarin bahan makanan yang di ambil dari kulkas Bella masih ada tiga potong ayam, tidak ketinggalan dia juga membuat sayur sop.

 

Dengan cekatan Kaysha memasak, tak lama kemudian masakan pun jadi.

 

Kaysha dan Fatih makan bersama-sama, ada senda gurau mereka bersama.

 

"Makasih ya Bunda, sudah buatkan ayam goreng krispi dan sayur sop, Fatih suka banget, jarang banget Bunda masak kayak gini,"ucap Fatih yang masih melahap makanannya.

 

"Iya Sayang, nanti kalau kita sudah bisa keluar dari rumah ini pokoknya yang Fatih mau Bunda pasti buatkan, Bunda janji," sahut Kaysha dengan tersenyum dan membelai rambut anaknya.

 

"Kata Pak Ustaz jangan mengucapkan janji kalau kita tidak bisa menepatinya, karena janji adalah hutang, hutang harus di bayar," sahutnya dalam makan.

"Iya Sayang, udah makan cepat."

"Bunda nggak makan, kok lihatin Fatih terus kaya kita mau pergi jauh aja?" jawabnya.

"Fatih di sini kok Bunda, nggak ke mana-mana, pokoknya nanti kalau Fatih sudah besar, Bunda nggak usah kerja lagi, biar Fatih yang kerja cari uang!" jawabnya lagi dan membuat Kaysha sangat terharu akan celotehnya.

Kebersamaan ibu dan anak itu sangat dekat, bahkan satu sama lain bisa merasakan kapan datangnya sedih maupun senang.

"Seandainya Papah masih menganggapku sebagai anak kandungnya, mungkin aku akan pertemukan papah dengan cucumu, Pah!" lirihnya dalam hati.

Sampai sore mereka belum datang, entah pergi ke mana saja, tetapi bagi Kaysha lebih baik daripada melihat mereka dengan bahagia.

 

Walaupun di mulut mengatakan tidak sakit hati, sedih, menangis bahkan cemburu itu masih ada, biar bagaimanapun dulu Bagas adalah pria yang bisa menaklukkan Kaysha di antara laki-laki lain.

***

Tepat jam lima sore Fatih baru pulang dari masjid setelah belajar mengaji bersama teman-temanya.

Bersamaan itu pula mereka juga baru pulang. Kaysha melihat banyak sekali belanjaannya sepertinya mereka baru belanja.

Para tetangga pun sudah bergosip ria karena siapa lagi biang gosipnya adalah kakak iparnya sendiri.

"Kay, kamu nggak salah tinggal sama mereka terus bawa madunya ke sini?" tanya Bu Siska dengan penasaran.

"Alhamdulillah nggak Bu, katanya Mas Bagas mau ceraikan saya, soalnya madunya itu orang kaya nggak mau kalau suaminya terbagi dua, kalau saya ikhlas kan saja Bu."

"Betul itu Kay, Ibu doakan semoga kamu dapatkan penggantinya yang lebih baik dari Bagas, karena kamu itu masih muda, cantik hanya saja kamu nggak pernah mengurus dirimu sendiri," terang Bu Siska yang menasihati Kaysha.

"Kalau gitu saya masuk dulu, Bu."

"Iya Kay."

Bersamaan Kaysha mau masuk ke rumah, datang juga Bella yang ingin nimbrung di rumah ibunya, karena minta jatah di belikan pakaian sebagai penebus tidak di ajak jalan oleh ibunya sendiri.

"Wah, banyaknya kamu beli Clara, ini semua untukku?" tanya Bella.

"Iya Mbak kan kakak iparku, sewajarnya dong aku belikan juga yang branded loh, Mbak pasti belum punya, iya kali namanya juga tinggal di kampung," jawabnya dengan tersenyum sinis.

"Lihat nih, begini yang betul jadi menantu, apa yang di minta selalu di turuti, ndak kaya kamu ngakunya kaya ternyata kismin eh salah miskin,"  sahut ibu mertuanya.

"Ayah, buat Fatih mana kok nggak ada, Ayah lupa ya," jawabnya cemberut.

"Nggak ada buat kamu, ngapain belikan kamu nggak ada gunanya," jawab Bagas ketus.

"Ayah jahat sama Fatih, Fatih benci sama Ayah!" serunya sambil menangis.

"Kurang ajar kamu, masih kecil ngelunjak apalagi kalau udah gede tambah jadi ini," ucap suaminya yang marah.

"Sini kamu, Ayah kasih pelajaran sama kamu," teriak Bagas.

Mendengar itu Kaysha bergegas pergi ke depan dan melihat Fatih di marahin suaminya.

"Apa-apaan kamu Mas, jangan marahin Fatih dia hanya  melihat apa yang kamu bawa, kalau nggak ada ya sudah jangan main kasar," bentak Kaysha.

"Anak sama mamanya sama saja buat tensiku naik," gerutu Bagas.

"Dasar Ayah pelit, sudah siksa Bundaku sampai kurus," teriaknya sampai ke luar.

Mendengar perkataan Fatih, Bagas tidak terima lalu dia mengejar Fatih yang lari ke luar.

Kaysha merasa panik karena Bagas mengejar Fatih, tidak seperti biasanya.

Namun saat di tengah jalan, tiba-tiba braakk!!

Semua orang histeris melihat kejadian itu.

Badannya yang gempal terpelanting di jalan yang aspal, banyak luka di mana-mana, tetapi yang lebih parah adalah di kedua kakinya.

Fatih tak sadarkan diri dan Bagas hanya melongo melihat Fatih tergeletak di jalan dengan bersimbah darah.

Tak segan-segan Bagas tetap mengumpat dengan kasar di depan Fatih yang terkulai tidak berdaya.

Dasar kamu Fatih lebih baik kamu mati saja daripada hidup nyusahin aja lu."

Tiba-tiba ada yang memukul kepala Bagas, dan langsung tersungkur.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Virafdylan S Saban
cuuuiiih,dikit² Fatih sdh d blkng dan mendengar,g ada ide lain apa,noraaak banget ni cerita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status