Home / Romansa / Kutukan Mantan Terindah / Sengaja Dibuat Cemburu

Share

Sengaja Dibuat Cemburu

Author: Syamwiek
last update Last Updated: 2025-06-02 20:30:44

Zura menunduk sambil memainkan ujung selimut kecil di pangkuannya. Meski sudah tertawa bersama Zivanya tadi, pikirannya masih menggantung soal foto itu.

“Aku masih mikir, Vi. Siapa yang hapus postingan itu?”

Zivanya mengangguk. “Iya. Soalnya aku yakin admin medsos Juhar Grup nggak sebodoh itu upload tanpa koordinasi. Aneh aja bagiku.”

Belum sempat Zura menjawab, ponselnya bergetar. Nama Zain muncul di layar. Panggilan video.

Zura spontan duduk lebih tegak. “Kak Zain—”

Zivanya langsung mendekat. “Cepet angkat, Kak! Aku juga mau ngomel!”

Zura tertawa pelan lalu menggeser layar. “Halo, Zain.”

Wajah Zain muncul di layar. Sedikit lelah, rambutnya agak berantakan, tapi tetap memancarkan aura menenangkan. Dia sedang duduk di mobil, sepertinya baru keluar dari lokasi proyek.

“Zura,” ucap Zain lembut. “Kamu kelihatan capek, kenapa?”

Zura membuka mulut tapi langsung dipotong Zivanya yang nyelonong ke layar. “Kak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Neng Saroh
bukan Zain ternyata lalu siapa dong
goodnovel comment avatar
tjah penggunx
tetap percaya sama Zain Zura, karena kepercayaanmu yg bikin semangat Zain. kepercayaan adalah pondasi sebuah hubungan
goodnovel comment avatar
tjah penggunx
kalau ada orang dalam yg berkhianat bahaya nih, harus segera ditindak agar tak menyebabkan kekacauan lebih. ini baru gosip Zain, belum nanti merusak Juhar group dari dalam
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kutukan Mantan Terindah   Tinggal Menunggu Hasil

    Kaca jendela kantor lantai teratas menampilkan panorama malam Jakarta yang mulai diselimuti lampu-lampu kota. Zain berdiri di depan jendela, jas dilepas dan lengan kemeja dilipat hingga siku. Wajahnya serius, sorot matanya penuh kehati-hatian.Di belakangnya, Niko sibuk dengan laptop terbuka, mengetik cepat dan membuka beberapa folder yang baru saja dipulihkan dari flashdisk rusak yang ditemukan di rumah lama Om Andrian.“Kamu yakin ini bakal cukup?” tanya Zain tanpa menoleh, suaranya dalam dan pelan.Niko mendesah. “Bukti dari Zura udah kuat banget. Tapi, seperti kata Pak Bara, kita butuh satu bukti yang nggak bisa dibantah, meski sama pengacara termahal sekalipun.”Zain berbalik, menatap layar di hadapan Niko. “Dan kamu yakin ada di sini?”Niko mengangguk. “Flashdisk ini ditemukan di balik laci kerja Om Andrian. Disembunyikan rapat. Isinya laporan keuangan palsu, rekaman percakapan sama salah satu kontraktor, dan tunggu sebentar—” jemari Niko mengetik lebih cepat. “Nah! Ini dia!”Za

  • Kutukan Mantan Terindah   Hati Yang Lapang

    Suara sendok dan garpu beradu pelan di meja makan keluarga Juhar malam ini. Aroma sop buntut mengepul hangat di udara, namun tak satupun dari mereka menikmati hidangan dengan tenang.Papi Barra menatap Zura dan Zivanya yang duduk berseberangan. “Orang yang membakar rumahmu sudah ditangkap, Zura,” ucapnya, tenang namun berat.Zura menghentikan gerakan sendoknya. Matanya langsung menatap pria yang mengklaim dirinya sebagai Papi mertuanya.“Bram memang terlibat,” lanjut Papi Barra. “Tapi dia tidak sendirian. Andrian otak dari semua kejahatan yang dilakukannya. Dia sempat melarikan diri, tapi berhasil ditangkap di luar kota.”Zivanya memejamkan mata. “Gila—jadi benar-benar dia?! Tega sekali menyakiti keponakannya sendiri.”Zura menelan ludah perlahan. Ada kelegaan di dadanya, tapi bukan berarti hatinya tuntas. Masih ada yang mengganjal. Dia menegakkan punggung, menatap Papi Barra lurus.“Aku punya bukti—” ucapnya. “Tentang korupsi yang dilakukan Om Andrian dan Tante Evelin di perusahaan.

  • Kutukan Mantan Terindah   Sengaja Dibuat Cemburu

    Zura menunduk sambil memainkan ujung selimut kecil di pangkuannya. Meski sudah tertawa bersama Zivanya tadi, pikirannya masih menggantung soal foto itu.“Aku masih mikir, Vi. Siapa yang hapus postingan itu?”Zivanya mengangguk. “Iya. Soalnya aku yakin admin medsos Juhar Grup nggak sebodoh itu upload tanpa koordinasi. Aneh aja bagiku.”Belum sempat Zura menjawab, ponselnya bergetar. Nama Zain muncul di layar. Panggilan video.Zura spontan duduk lebih tegak. “Kak Zain—”Zivanya langsung mendekat. “Cepet angkat, Kak! Aku juga mau ngomel!”Zura tertawa pelan lalu menggeser layar. “Halo, Zain.”Wajah Zain muncul di layar. Sedikit lelah, rambutnya agak berantakan, tapi tetap memancarkan aura menenangkan. Dia sedang duduk di mobil, sepertinya baru keluar dari lokasi proyek.“Zura,” ucap Zain lembut. “Kamu kelihatan capek, kenapa?”Zura membuka mulut tapi langsung dipotong Zivanya yang nyelonong ke layar. “Kak

  • Kutukan Mantan Terindah   Siapa Yang Menghapus?

    “Kak Zuuuraaa—” Suara Zivanya menggema dari pintu belakang, disusul langkah cepatnya menuju taman. Sore ini langit menggantungkan awan lembut, dan angin membawa aroma bunga kamboja dari sudut taman belakang kediaman keluarga Juhar. Zura duduk di kursi rotan, mengenakan sweater rajut tipis warna krem. Di pangkuannya, ada selimut kecil yang menutupi kaki. Secangkir teh melati mengepul pelan di meja bundar kecil di sampingnya. Zivanya langsung menjatuhkan diri ke kursi seberang Zura dan meletakkan dua kotak brunchesee hangat. “Aku bawa camilan! Kakak harus nyobain yang rasa keju isi smoked beef ini! Butikku tadi penuh drama, aku butuh curhat, tapi pas lihat kamu diem-diem manis di sini, aku curiga kamu duluan yang mau curhat!” Zura melirik Zivanya sekilas, lalu mendesah pelan. “Nggak penting banget sebenernya.” Zivanya mengangkat alis. “Kalau nggak penting, nggak mungkin kamu cemberut dari jarak lima meter!” Zura akhirnya mengangkat kepala dan menatap Zivanya. “Aku lihat postingan k

  • Kutukan Mantan Terindah   Foto Menyebalkan!

    Setelah makan siang, Zura kembali ke kamarnya. Bibi baru saja keluar setelah membantunya berbaring dan merapikan selimut. Sunyi. Hanya suara angin dari jendela yang terbuka sedikit dan detak jarum jam di dinding.Zura menghela napas panjang. Dia memutar tubuh, menatap langit-langit putih di atasnya.“Sepi banget,” gumamnya lirih.Papi Barra dan Mami Narumi sedang ke luar kota, menghadiri pesta pernikahan anak kolega mereka di Bandung. Pulangnya mungkin sore nanti. Zivanya sedang sibuk di butik—merancang gaun pengantin untuk klien-klien yang menuntut segala sesuatunya serba sempurna.Dan Zain—Pria itu masih di Surabaya. Terjebak dengan setumpuk masalah proyek dan pekerja lapangan yang katanya ‘lebih banyak drama dari sinetron sore hari’.Zura menghela napas lagi. Matanya melirik ke meja kecil di samping tempat tidur. Ponselnya tergeletak di sana.Dia meraihnya dan membuka kunci layar. Jari-jarinya yang belum begitu lincah mengetik

  • Kutukan Mantan Terindah   LDR Dadakan

    Sudah lima hari sejak Zain kembali ke apartemennya. Lima hari pula Zura memilih untuk menjadi—berbeda. Berbeda dari sosok Aletta yang kuat dan independen. Berbeda dari Zura yang biasanya logis dan tenang. Kini, Zura menjadi seseorang yang bahkan dirinya sendiri tak kenal. Manja. Posesif. Mudah ngambek. Dan sedikit egois. Setiap pagi, notifikasi panggilan video dari Zain muncul di layar ponselnya. Dan setiap pagi pula, Zura hanya menatapnya selama tiga detik, sebelum akhirnya memencet tombol decline tanpa ragu. Pesan singkat? Dibiarkan centang dua biru tanpa balasan. Zain selalu mengirim pesan yang sama. Zain: "Selamat pagi, cantik. Sudah minum air putih? Udah senyum belum hari ini?" Zura hanya mengerucutkan bibir dan membalik badan, membenamkan wajah ke bantal. “Jangan tanya-tanya terus, sih! Bikin kangen aja,” gerutunya pelan. Mami Narumi yang sedang menyiram bunga di luar kamar, sempat mengintip dan tersenyum. Dalam hati, dia hanya bergumam, “Duh, cinta memang suk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status