Zain duduk di ruang kerjanya, menatap layar laptop yang berisi laporan proyek yang hampir gagal. Dia bukan lagi direktur utama di Juhar Group, perusahaan konstruksi besar milik keluarga. Keputusan itu dibuatnya dua tahun lalu, saat hatinya lebih memilih prinsip ketimbang kekayaan dan kekuasaan yang ditawarkan Papi Barra. Kini, dia memimpin sebuah perusahaan kontraktor kecil yang meskipun stabil, tak bisa dibandingkan dengan kemewahan Juhar Group. Hidupnya terasa datar, seolah berjalan tanpa arah, meskipun di luar sana segala sesuatunya tampak sempurna. Keluarga besar, harta melimpah, dan semua yang seharusnya bisa membuatnya bahagia—kecuali satu hal: dirinya sendiri. Dia merasa terperangkap antara kenyataan yang harus dijalani dan mimpi-mimpi yang perlahan memudar. Tiba-tiba pintu kantornya terbuka dengan keras. Mami Narumi, ibu kandung Zain, masuk dengan ekspresi serius—lebih serius dari biasanya. “Mami, ada apa?” tanya Zain tanpa menoleh, matanya masih terpaku pada layar lapto
Terakhir Diperbarui : 2025-04-21 Baca selengkapnya