Share

Pamit, Duit, dan Sakit

Sebuah kotak warna hitam berukuran sedang sengaja kuletakkan di kasur. Kemudian aku membuka lemari lebar-lebar, mengambil beberapa baju, aksesoris, dan benda-benda pemberian Bang Ayas. Sesaat sebelum menutup kotak itu, aku mengambil sesuatu dari laci. Cincin tipis kutaruh di bagian paling atas, sebelum akhirnya menutup kotak itu rapat-rapat.

Kotak itu sengaja kuberi pita silver. Aku pikir ini adalah sebuah hadiah kebebasan dari Bang Ayas agar tak lagi merasa bersalah padaku. Dia tidak perlu lagi bolak-balik ke sini, menunggu di lobi selama berjam-jam, sebelum akhirnya pulang tanpa kutemui.

Selama dua hari ini, Mbak Tyas dan Tante Elin bergantian membujuk agar aku turun. Namun, meski kaki sudah bisa diajak kompromi, aku belum siap menemuinya. Lebih tepatnya, belum saatnya.

Aku juga tidak menyentuh makanan yang dibawa Bang Ayas. Biasanya aku suruh dimakan Mbak Tyas, atau kuberikan kepada petugas kebersihan.

Aku duduk di kursi depan meja belajar sambil menatap kotak hitam itu. Sialny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Acha sekali kali gaplok. toxic lama2
goodnovel comment avatar
Alifah
......... sedih banget .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status