Kutukan Perjaka Tua

Kutukan Perjaka Tua

last updateLast Updated : 2023-03-17
By:  Julli NobasaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
29 ratings. 29 reviews
62Chapters
17.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Resva sama sekali tidak percaya dengan yang namanya kutukan. Apalagi jika yang mengutuknya adalah perjaka tua seperti Ayas. Namun, serentetan kejadian membuat Resva mendadak ketakutan kalau di dunia ini memang tidak akan ada laki-laki yang mau menikah dengannya. Apakah Resva akan menerima Ayas, atau memilih menjomblo seumur hidup?

View More

Chapter 1

Kutukan Sialan

"Naksir Bang Ayas?" Aku tergelak. "Maaf ya, Cha, seleraku bukan om-om!"

Enak saja. Biarpun jomblo, aku tidak seputus asa itu untuk berganti selera. Mana mungkin aku tertarik kepada laki-laki yang sembilan tahun lebih tua dariku. Gila! 

"Tapi, Bang Ayas  ganteng," kata Acha. "Kali aja kamu naksir."

"Gantengan juga JungKook," sahutku. 

Mau seganteng apa pun kalau usianya terpaut jauh pasti akan dianggap jalan sama om-om. Selain itu, berhubungan dengan laki-laki yang lebih tua pasti tidak akan nyambung karena pemikirannya kolot. ukannya romantis malah akan didikte dalam segala urusan. 

Acha tidak sedang mencomblangkan aku dengan kakak sulungnya. Tidak. Malahan dari kemarin dia gusar karena takut aku akan terpesona dengan Bang Ayas. 

"Pokoknya awas aja kalo kamu naksir Bang Ayas. Aku nggak mau kita jadi ipar dan rebutan warisan dari Mama." Tidak tanggung-tanggung, Acha sampai mengetukkan ujung sendok ke permukaan meja ketika memberi peringatan yang kesekian kalinya kepadaku. Kuah bakso di mangkuknya nyaris tumpah akibat ulahnya itu. 

Dengan entengnya aku mengangguk sembari mengunyah mie goreng. Walaupun belum pernah bertemu langsung dengan Bang Ayas, tapi aku yakin kalau tampang lelaki itu tidak seganteng aktor-aktor Korea. Lagi pula, semempesona apa orang yang sudah berkepala tiga? Pasti gayanya sudah seperti bapak-bapak yang perutnya buncit. 

Nama Ayas tidak asing di telingaku sejak berteman dengan Acha tiga tahun lalu. Bahkan dari apa yang Acha ceritakan, aku sedikit tahu bagaimana kehidupan abang sulungnya itu. 

Bang Ayas—mau tak mau aku ikut menyebut demikian—sudah bertahun-tahun hidup di Kalimantan. Laki-laki itu bekerja di sebuah perusahaan tambang dan katanya sekarang memutuskan untuk resign agar bisa meneruskan usaha kedua orang tuanya. 

Sudah menjadi rahasia umum kalau orang tua Acha adalah juragan tekstil. Jadi, sangat wajar kalau Bang Ayas kemudian memilih resign ketimbang menjadi karyawan terus-terusan meski jabatannya di perusahaan tambang cukup mentereng. Kata Acha, abangnya itu sudah lelah berkelana dan ingin dekat dengan keluarga. 

Acha memang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Meski begitu dia tipe orang yang humble dan mau berteman dengan siapa saja termasuk rakyat jelata sepertiku. Ibaratnya, aku dan Acha itu seperti bumi dan langit. Hidupnya dipenuhi gemerlap bintang, sedangkan aku harus puas tinggal di kos-kosan setelah Ayah meninggal dan Ibu memilih hidup di Semarang. 

Mungkin karena itu juga orang tua Acha sangat menyayangiku. Mereka memperlakukan aku dengan sangat baik dan sering memintaku datang berkunjung ke rumahnya. Seperti malam ini, Tante Fatma meminta Acha untuk mengajak aku mampir. Katanya, beliau masak banyak. 

Tidak hanya kali ini saja Tante Fatma memintaku mampir hanya untuk sekadar makan malam. Terkadang beliau malah menitipkan kudapan kepada Acha saking takutnya aku kelaparan di kos-kosan. Aku jadi bertanya-tanya, apa tampangku seperti orang yang jarang makan? 

Tante Fatma menyambut dengan senyum semringah begitu aku dan Acha datang. Wanita yang jarang di rumah itu mengajak aku duduk di ruang tengah sembari menunggu waktu makan malam tiba. 

Selama hampir tiga puluh menit berbincang, tiba-tiba Tante Fatma pamit untuk menerima telepon. Sementara Acha masih berada di kamar karena sedang mandi terlebih dahulu. 

Layar televisi yang sebelumnya dinyalakan Tante Fatma masih menampilkan acara talk show. Namun, karena tidak suka menonton acara-acara televisi seperti itu, aku memilih untuk bermain ponsel, membaca beberapa komentar di sebuah foto yang aku unggah tadi siang. 

Derap langkah seseorang menuruni tangga membuat aku mendongak. Dari caranya melangkah, sebenarnya aku tahu itu bukan Acha. Namun, sebagai tamu, tentu aku tidak mungkin akan tetap bermain ponsel jika nanti ada orang lain di ruangan ini. 

Aku sudah mengenal sebagian besar anggota keluarga Acha. Dari abangnya yang nomor dua sampai adik bungsunya yang masih duduk di bangku SMP. Jadi, aku menebak kalau laki-laki yang saat ini sedang menuruni tangga adalah Bang Ayas. 

Aku bangkit dari duduk dan mengulas senyum semanis mungkin ketika orang yang aku tebak sebagai Bang Ayas itu menghentikan langkah di undakan tangga paling bawah. 

"Bang Ayas, ya?" sapaku penuh percaya diri. "Aku Resva, temannya Acha."

Laki-laki itu berdiri kaku. Hanya bola matanya saja yang bergerak seolah-olah memindaiku dari atas sampai bawah. 

Jujur saja dipandangi seperti itu membuat aku risi dan salah tingkah. Aku refleks pmerapikan rambut dan juga memandangi pakaian yang kukenakan, barangkali ada hal aneh. Tapi, aku merasa penampilanku layak untuk bertamu. Aku mengenakan celana jeans panjang yang dipadukan dengan kardigan. Jadi salahnya di mana? 

"Temannya Acha?" tanya Bang Ayas dengan suaranya yang terdengar dingin dan datar. 

Dengan gugup, aku mengangguk. "Iya, Bang," jawabku dengan senyum yang tetap berkembang. Namun, detik berikutnya sudut bibirku menciut karena laki-laki itu kembali bersuara. 

"Saya bukan abang kamu." 

Tadinya, aku pikir ucapan itu hanya candaan. Jadi, aku malah tertawa. Tapi, ternyata tatapan Bang Ayas terasa lebih tajam ketimbang sebelumnya. 

Bang Ayas seakan menunggu tawaku benar-benar hilang sebelum akhirnya dia kembali mengayunkan kaki. Ketika melintas tepat di depanku, dia bergumam, "Ganjen."

Tidak terlalu keras, tapi telingaku masih berfungsi dengan baik sehingga bisa mendengarnya. Dan dipastikan ucapannya barusan ditujukan kepadaku. Memangnya untuk siapa lagi? 

Kalau tidak sedang bertamu, atau diperlakukan seperti itu di luar rumah, tentu aku tidak segan-segan untuk berteriak dan melempar kepala Bang Ayas menggunakan vas bunga. Memangnya dia siapa? Berani-beraninya mengataiku ganjen! Pantas saja tidak laku-laku. Hanya perempuan gila yang mau hidup dengan laki-laki mulutnya sepedas Bon Cabe. 

Saking kesalnya dibilang ganjen, tanpa sadar aku berujar, "Dasar bangkotan!"

Aku pikir, Bang Ayas tidak mendengar karena dia sudah meninggalkan ruang tengah. Namun, ternyata dia berhenti di ambang pintu yang terhubung ke ruang tamu. Laki-laki itu berbalik. Menatapku lebih tajam, seperti burung elang yang hendak memangsa anak ayam. 

Nyaliku mendadak seciut daun kelor. Bisa-bisanya aku seceroboh ini, mengumpati tuan rumah yang sedang aku singgahi. Kalau Acha atau Tante Fatma tahu, pasti mereka akan sangat kecewa kepadaku. 

Aku mengusap tengkuk yang tiba-tiba meremang. Sumpah, tampang Bang Ayas jauh lebih seram ketimbang hantu jeruk purut. 

"Tadi bilang apa?" tanya Bang Ayas. "Saya bangkotan?"

Bodoh sekali kalau aku mengangguk, kan? Tapi, bukankah akan lebih konyol kalau aku mengelak karena jelas-jelas tadi memang berkata begitu? Lagi pula, bukankah seharusnya kami impas? Wajar kan kalau aku emosi dikatai ganjen? 

Bang Ayas mendekat dan berhenti sekitar tiga langkah dari tempatku berdiri. Sementara, aku hanya bisa menunduk. 

"Dengar baik-baik." Walaupun pelan, tapi suara laki-laki itu terdengar seperti sedang mengancam. "Nggak akan ada laki-laki yang mau menikahi kamu kecuali saya."

Aku refleks mendongak, tapi laki-laki itu lebih dulu melenggang pergi.

Sialan! 

Memangnya dia pikir, ucapannya itu akan dikabulkan Tuhan? Aku yakin, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tidak mungkin memberiku jodoh perjaka tua! 

Dan kalaupun di dunia ini tidak ada laki-laki yang mau menikahiku, aku lebih baik jomblo seumur hidup ketimbang harus menikah dengan manusia seperti Bang Ayas! 

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(29)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
29 ratings · 29 reviews
Write a review
user avatar
Sumi Mi
kak up cerita2 yg lainnya,cerita2 kak julli bagus2,,bukan teman tidur nya dong kak
2025-05-18 16:03:07
0
user avatar
Moelyanach Moelyanach
kak tolong up cerita2 yg lain saya suka crtnya
2025-03-21 08:06:27
0
user avatar
Nanik Ifayanti
Kak, up novel pantang balikan disini juga donk kak...
2024-12-03 23:37:05
1
user avatar
apritania wanda
up novel yg lain juga dong kak
2024-09-10 23:59:53
0
user avatar
Arum Aja
moga cerita yg lain nyusul di sini ya kak... sukaaa
2024-08-14 15:42:22
0
user avatar
triana yusianingsih
novel yg lainnya up dsni juga dong kak author
2024-07-17 12:48:22
1
user avatar
Saa Saa
sangat seru
2024-05-19 13:55:59
0
user avatar
Dede Ayu
ohhh akak othor .. dimanakah karya2mu yg lain????? aq menunggu.. aq menunggu...........
2024-04-22 09:20:26
3
user avatar
Cilon Kecil
novel painnya di up disini juga dong kak
2024-02-22 15:21:18
0
user avatar
Eva Fuji Sari
awalny seneng...trus ad sedih ikut brlinang air mata jg terus.....ah seru la.... karya ka julli yg Laen semoga ada jg di sini
2023-09-24 06:48:30
0
user avatar
Kikiw
gak nyesel banget baca ini sampe ending. narasinya mudah di resapi, sampe kebawa sedih, seneng, marah, juga ketawa.
2023-09-12 02:37:28
0
user avatar
Sofie Huang
ceritanya lucu, bagus, rekomen untuk dibaca...
2023-09-09 23:11:46
0
user avatar
yenyen
love love...suka
2023-09-06 22:56:06
0
user avatar
Yhennyhethea
cerita kk ada d sini ternyata aku baru baca setelah dr sebelah kisah anjas
2023-09-04 16:35:13
0
user avatar
TintaSepi84
seruuuu.......
2023-08-30 09:57:21
0
  • 1
  • 2
62 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status